Menanggapi pernyataan terbaru Lam, anggota parlemen Hong Kong yang pro-Beijing, Michael Tien, menyebut pencabutan itu sangat terlambat. "Saya meyakini pencabutan RUU ini ... mungkin terlalu terlambat karena gerakan ini telah menjadi lebih dari sekadar RUU," sebutnya.
"Banyak orang lupa soal apa RUU itu. Ini telah menjadi bentrokan antara polisi dan demonstran. Jika pemerintah memutuskannya (pencabutan RUU) pada Juni, itu (unjuk rasa) mungkin akan berhenti. Membentuk komisi independen menjadi hal 100 persen yang harus dilakukan pemerintah. Itu harus menjadi fokus. Komisi harus menyelidiki polisi dan demonstran," cetus Tien.
Aktivis terkemuka Hong Kong, Joshua Wong, juga menyebut pencabutan ini sangat terlambat. Dia juga menyerukan agar Lam memenuhi lima tuntutan demonstran, bukan hanya satu saja, seperti yang baru diumumkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegagalan Carrie Lam yang berulang-ulang dalam memahami situasi telah membuat pengumuman ini sama sekali tidak menyentuh -- Dia harus memenuhi SELURUH Lima Tuntutan: HENTIKAN PENUNTUTAN, BERHENTI MENYEBUT KAMI PERUSUH, PENYELIDIKAN INDEPENDEN TERHADAP POLISI dan PEMILU BEBAS!" tulisnya.
Respons senada juga disampaikan anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong, Claudia Mo. "Kami butuh seluruh lima tuntutan, kerusakan sudah terjadi. Dia (Lam) seharusnya menggunakan kata 'pencabutan' dan itu akan bisa menenangkan masyarakat, sekarang sangat terlambat," ucapnya.
Presiden Serikat Mahasiswa Hong Kong Education University, Leung Yiu Ting, juga menyerukan hal serupa. "Hingga lima tuntutan dipenuhi, saya pikir unjuk rasa dan gerakan sosial tidak akan berhenti. Saya pikir dia tidak memiliki waktu yang tepat untuk mengumumkan pencabutan tersebut, sekarang sudah sangat terlambat," sebutnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini