Hong Kong Memanas: Demo Turun ke Jalan, Bandara Jadi Sasaran

Round-Up

Hong Kong Memanas: Demo Turun ke Jalan, Bandara Jadi Sasaran

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 01 Sep 2019 22:35 WIB
Foto: Kekacauan Sabtu (31/8) lalu, bentrokan antara pendemo dan polisi Hong Kong (REUTERS/Danish Siddiqui)
Hong Kong - Situasi Hong Kong semakin memanas. Setelah terlibat bentrok dengan polisi pada hari Sabtu, kini para demonstran pro-demokrasi kembali turun ke jalan dan menjadikan bandara Internasional Hongkong sebagai sasaran.

Sebagaimana diketahui, dilaporkan AFP, Minggu (1/9/2019), Hong Kong berada dalam situasi kaos alias kacau sejak hari Sabtu (31/8) waktu setempat. Api, gas air mata, dan bom molotov menyala-nyala di antara demonstran dan polisi.

Puluhan ribu demonstran yang mengenakan payung warna-warni sudah melancarkan aksi sejak siang hari. Mereka bergerak sembari meneriakkan yel-yel 'rebut kembali Hong Kong, revolusi era kita'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hari beranjak sore, rangkaian aksi kekerasan mulai terjadi di pusat bisnis kota. Kelompok minoritas demonstran yang bersikap keras melepaskan molotov dan batu ke arah polisi antihuru-hara.

Asap hitam membumbung dari api besar yang disulut oleh pengunjuk rasa bertopeng di jalan raya. Lokasinya berada di dekat markas polisi pusat Hong Kong.

Polisi Hong Kong menyatakan 'pengunjuk rasa radikal' telah melemparkan 'bahan korosif dan bom bensin' ke kantor-kantor. "Ini menyebabkan ancaman serius untuk setiap orang," kata pihak kepolisian setempat.

Sebagian polisi menyamar berpakaian layaknya demonstran. Mereka berhasil menangkap sejumlah pengunjuk rasa, kejar-kejaran terjadi di kota. Situasi pun mereda.


Namun, para demonstran ternyata belum juga puas dengan aksi mereka. Hari ini, mereka menyerbu Bandara Internasional Hong Kong. Semata-mata agar aksi mereka mendapat perhatian global.

Seperti dilansir dari Reuters pada Minggu (1/9), para demonstran juga mengajak masyarakat Hong Kong untuk turut ikut membanjiri rute jalan dan kereta api menuju bandara pada hari ini dan esok hari. Rencana mereka dianggap berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan di bandara Internasional Hong Kong.

Selain itu, rencana ini merupakan bagian dari aksi 'stress test' (tes tekanan) yang menjadi salah satu agenda para demonstran. Sebelumnya, 'stress test' juga sempat dilakukan pekan lalu, tetapi gagal.


Para demonstran di luar bandara, banyak yang memegang payung sembari meneriakkan 'Berjuang untuk kebebasan! Berdiri dengan Hong Kong!'. Sedangkan polisi anti huru hara menyaksikan aksi itu dari dalam gedung terminal.

Hong Kong Memanas: Demo Turun ke Jalan, Bandara Jadi SasaranFoto: Kondisi di Bandara Hong Kong hari ini (Reuters)

Sementara itu, dikutip AFP pada Minggu (1/9/2019), operator kereta Airport Express mengatakan layanan mereka ditunda pada Minggu sore ini. Sementara para demonstran dengan pakaian hitam - bersembunyi dari kamera CCTV di bawah payung - membangun barikade di stasiun bus bandara. Mereka berusaha menghentikan lalu lintas di jalan utama menuju terminal.

Di luar salah satu terminal di pusat internasional, demonstran memicu alat pemadam kebakaran, menumpuk troli bagasi ke barikade jalan darurat dan menghancurkan kamera pemantau.

Polisi Hong Kong mengatakan mereka siap untuk melaksanakan 'operasi pembubaran'. Dalam sebuah posting-an Facebook, mereka juga memperingatkan demonstran untuk meninggalkan kawasan bandara sesegera mungkin.


Penerbangan sejauh ini tidak terganggu. Tetapi beberapa penumpang dibingungkan oleh kekacauan yang dibuat oleh para demonstran.

"Saya ingin pergi ke bandara untuk mencari saudara perempuan saya, tetapi saya tidak bisa masuk," kata salah seorang pembantu rumah tangga Indonesia Samirah kepada AFP.

Hong Kong Memanas: Demo Turun ke Jalan, Bandara Jadi SasaranFoto: Para penumpang pesawat yang terhalang akibat blokade para demonstrans di Bandara Internasional Hong Kong (AFP Photo/Lillian SUWANRUMPHA)

Bandara ini dilindungi oleh perintah larangan masuknya demonstran. Hal ini diberlakukan setelah penutupan pada Agustus yang berakhir dengan bentrokan. Namun para demonstran secara konsisten mengabaikan langkah hukum yang melarang tindakan mereka.


Untuk diketahui, kekacauan ini sendiri sudah dimulai sejak pertengahan Juni lalu lantaran dipicu oleh kemarahan masyarakat atas RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan. RUU tersebut dianggap membuat orang-orang di kota itu dikirim ke Cina daratan guna diadili di pengadilan yang dikendalikan oleh Partai Komunis.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads