×
Ad

Laporan dari Belem

Di COP30 Brasil, Indonesia Komitmen Perkuat Ketahanan Iklim

Gusti Ramadhan Alhakiind - detikNews
Minggu, 23 Nov 2025 11:08 WIB
Delegasi Indonesia di COP30 menegaskan komitmen untuk memperkuat ketahanan iklim. (Gusti/detikcom)
Belem -

Delegasi Indonesia menegaskan komitmen kuat untuk mempercepat implementasi Global Goal on Adaptation (GGA) di COP30 Brasil. Hal ini sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan iklim dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Pada COP30, pembahasan GGA berfokus pada finalisasi indikator, Baku Adaptation Roadmap (BAR), serta mekanisme Means of Implementation (MoI) yang meliputi pendanaan, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas.

"Indonesia menuntut indikator GGA yang sederhana, terukur, dan dapat diadaptasi sesuai kondisi nasional; tanpa dukungan pendanaan, teknologi, dan peningkatan kapasitas, target adaptasi hanya akan menjadi dokumen tanpa aksi nyata," kata Franky Zamani, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim selaku Lead Negotiator Indonesia pada sesi konsultasi informal GGA, Jumat (21/11).

Proses GGA berlanjut dari Glasgow-Sharm el Sheikh Work Programme(COP26), pengembangan kerangka pada CMA4 (COP27), hingga adopsi UAE Framework dan penetapan UAE‑Belem Work Programme pada CMA5 (COP28).

Laporan teknis yang diterbitkan pada 8 September 2025 memuat daftar 100 indikator potensial yang terstruktur dalam 11 target. Terdiri atas tujuh target substansi, yakni suplai air dan sanitasi, pangan, kesehatan, ekosistem, infrastruktur, pengentasan kemiskinan, dan target dampak/kerentanan. Lalu, empat target pendukung, yakni perencanaan; implementasi; monitoring, evaluasi, dan pembelajaran; serta penilaian risiko.

Indonesia menyambut penyederhanaan indikator menjadi 100 item yang dirancang untuk memudahkan pelaporan dan pengukuran kemajuan adaptasi. Namun delegasi menekankan bahwa indikator harus relevan, dapat diterapkan di tingkat nasional, dan tidak menjadi beban administrasi bagi negara berkembang.

Prinsip Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities (CBDR‑RC), menurut Franky, harus menjadi landasan agar penerapan indikator fleksibel terhadap kondisi nasional tiap negara. Terkait istilah Transformational Adaptation(TA), delegasi Indonesia mengusulkan agar pembahasan difokuskan pada finalisasi indikator yang praktis dan dapat diimplementasikan terlebih dahulu.

Indonesia mendorong agar keputusan GGA yang dihasilkan COP30 mengakomodasi kebutuhan negara-negara berkembang melalui mekanisme MoI yang jelas, serta membuka ruang evaluasi dan penyesuaian indikator setelah fase implementasi awal.

"Keberhasilan GGA akan diukur dari kemampuan negara-negara, termasuk Indonesia, untuk menerjemahkan indikator menjadi aksi di lapangan; KLH/BPLH siap bekerja sama dengan mitra internasional untuk memastikan indikator itu menjadi pendorong nyata bagi adaptasi yang adil dan efektif," ucap Franky.




(wnv/wnv)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork