Sejumlah perwakilan negara menghadiri napak tilas Konferensi Bogor yang digelar di Balai Kota Bogor. Kegiatan digelar sebagai rangkaian peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 71 di Bandung, Jawa Barat.
"Ini melaksanakan semacam napak tilas ya, dari sebuah momen yang sangat penting yang berhasil merubah tatanan dunia, yang namanya Konferensi Asia Afrika. Tetapi sebelum Konferensi Asia Afrika, di 28-29 Desember 1954 itu ada yang namanya Konferensi Bogor," kata Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Kamis (20/11/2025).
"Nah Konferensi Bogor inilah yang kemudian dari poin-poin pertemuan itu mencetuskan yang namanya Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April tahun 1955," lanjutnya.
Dedie menyebutkan ada lima negara yang hadir saat pelaksanaan Konferensi Bogor pada 1954, yakni Indonesia, India, Pakistan, Burma dan Srilangka. Dalam kegiatan napak tilas tersebut, perwakilan kelima negara turut hadir dan sempat berkeliling ke lokasi pelaksanaan konferensi di Istana Bogor.
"Jadi lima itulah yang mencetuskan kemudian Konferensi Asia Afrika. Kemudian dalam rangka napak tilas itu juga kami mengajak negara-negara yang berhubungan langsung, yang berkontribusi langsung dalam kegiatan Konferensi Bogor," kata Dedie.
"Tadi napak tilasnya tentu kita melihat ruangan, tempat pertemuan yang ada di dalam Istana Bogor. Kami melihat masih terawat semuanya, masih dalam posisi yang sama. Furniturnya, mebelnya masih sama. Beberapa ornamen juga masih dijaga," imbuhnya.
Dedie mengatakan melalui kegiatan tersebut Bogor memiliki sejarah dan peran penting dalam perjalanan Indonesia. Dedie berharap semangat persatuan bangsa-bangsa yang tercermin dalam Konferensi Bogor terus digelorakan.
"Nah, ke depan tentu kami mengajak bahwa keberadaan Bogor sebagai salah satu kota yang penting di Indonesia ini, bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk potensi investasi, potensi kunjungan wisata, potensi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penting lainnya, termasuk kegiatan-kegiatan international," kata Dedie.
"Harapannya semangat konferensi Bogor ini menjadi semangat kita semua ya, yang kita harus terus gelorakan sebagai bagian dari semangat persatuan bangsa-bangsa, sebagai semangat anti-imperialisme, anti-kolonialisme. Jadi itu yang harus selalu digelorakan, bahwa ada orang-orang yang dahulu sudah memikirkan bagaimana negara itu terbentuk, dan tujuan negara itu harus dikawal bersama," imbuhnya.
Tonton juga Video: Suasana Peringatan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung
(sol/eva)