Indonesia, Kongo, dan Demokratik Kongo, melaksanakan joint statement terkait operasionalisasi International Tropical Peatland Centre (ITPC). Ketiga negara itu mengajak seluruh dunia untuk ikut mengelola lahan gambut.
"Kita akan mendorong semua negara yang memiliki potensi Peatland untuk kemudian bersama-sama melakukan kolaborasi penanganan ini," kata Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq di Paviliun Indonesia COP30 Brasil, Selasa (18/11/2025) waktu setempat.
Menurut Hanif, penguatan ITPC adalah langkah strategis untuk menghubungkan sains, kebijakan, dan pembiayaan dalam menjaga karbon gambut, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hanif menekankan, pengelolaan gambut tropis bukan hanya untuk kepentingan ekologi, tapi amanah moral untuk generasi mendatang.
"Gambut adalah gudang karbon alam yang sangat kuat - dan melindunginya bukan hanya tanggung jawab ekologis, tetapi juga kewajiban moral yang menuntut tindakan segera, kebersamaan, dan pandangan jauh ke depan," ujar Menteri Hanif.
Sebagai salah satu negara dengan ekosistem gambut tropis terluas di dunia, Indonesia telah mencatat kemajuan signifikan dalam perlindungan gambut, termasuk restorasi hidrologis, rehabilitasi, rewetting, dan replanting.Pemerintah Indonesia memperkuat langkah ini dengan capaian lapangan dalam restorasi gambut: lebih dari 4,15 juta hektar lahan gambut dipulihkan, 35.500 sekat kanal dibangun, 10.100 titik monitoring muka air dipasang, serta penguatan ekonomi masyarakat melalui program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG).
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Pembangunan Berkelanjutan, dan Ekonomi Iklim Baru Republik Demokratik Kongo, Marie Nyange Ndambo, menegaskan pentingnya melindungi lahan gambut karena mampu menyerap emisi dalam jumlah besar.
"Dan negara-negara seperti kami, yang kaya akan sumber daya hutan dan memiliki lahan gambut yang luas, memiliki tanggung jawab untuk bersatu melindungi wilayah ini bagi rakyat kami dan bagi dunia," kata Marie.
"Itulah tujuan aliansi kami hari ini. Dan seperti yang telah kami katakan, kami akan menarik sebanyak mungkin negara untuk membentuk sebuah kekuatan," tutupnya.
(zap/zap)