Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan rencana kenaikan tarif Transjakarta masih dalam kajian dan belum ada keputusan final. Pramono masih melakukan evaluasi mendalam terkait besaran tarif yang akan diterapkan.
"Soal tarif Transjakarta, sedang dikaji. Dalam pengkajian itu, apakah nanti diputuskan naik atau tidak, saya akan memutuskan pada saat yang tepat, naik atau tidak," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Dia juga menambahkan, meski ada wacana kenaikan tarif, keputusan akhir akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kemampuan masyarakat dan kondisi operasional Transjakarta. Pramono juga mengatakan masih ada peluang tarif Transjakarta tidak naik.
"Kan enggak harus naik. Naik atau tidak, saya akan putuskan pada saat yang tepat," kata Pramono.
Sebagai informasi, tarif Transjakarta saat ini masih di angka Rp 3.500 per penumpang. Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza sebelumnya menyebutkan rencana kenaikan tarif wajar karena subsidi terus menurun setiap tahun.
Da mengatakan tarif Transjakarta tanpa subsidi saat ini adalah sekitar Rp 13 ribu per penumpang.
"Jadi kalau kita lihat sih, di 2024 itu subsidi per pelanggannya Rp 9.700. Kalau dilihat dari tahun 2022, karena 2022 masih ada COVID-nya, itu sebenarnya sudah turun dari Rp 16 ribu, terus Rp 11.400, ke Rp 9.700," kata Welfizon di Balai Kota Jakarta, Selasa (4/11).
Dia pun mengatakan tarif Transjakarta memang sudah sewajarnya naik. Sebab, besaran tarif Rp 3.500 per penumpang itu tidak pernah naik selama 20 tahun.
Padahal Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta telah mengalami kenaikan berkali-kali lipat sejak 2005. Meski begitu, Welfizon mengaku belum bisa memastikan besaran tarif Transjakarta setelah mengalami kenaikan.
"Tentu kita juga melihat respons dari publik yang saat ini kami coba pelajari," ungkapnya.
Simak juga Video Warga Setuju Tarif Transjakarta Naik, Asal...
(bel/idn)