Serba-serbi Tarif TransJakarta Bakal Naik

Serba-serbi Tarif TransJakarta Bakal Naik

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Okt 2025 06:31 WIB
Sejumlah penumpang mengantre menaiki Transjakarta di Halte Jaga Jakarta, Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).Β Direktur Utama TransJakarta Welfizon Yuza memastikan seluruh halte yang sempat terdampak akibat demo sudah kembali beroperasi. Mulai hari ini, layanan TransJakarta sudah normal 100 persen.
Bus Transjakarta berhenti di salah satu halte. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji wacana kenaikan tarif bus Transjakarta yang selama ini Rp 3.500. Pemprov Jakarta mengatakan tak bisa terus menanggung penuh beban subsidi layanan Transjakarta.

Hal itu disampaikan Gubernur Jakarta, Pramono Anung, pada Senin (27/10). Pramono mengatakan Pemprov DKI telah melayani sejumlah rute Transjakarta bahkan ke daerah penyangga yang membuat APBD kian bengkak.

"Tentunya kan nggak bisa Pemerintah Jakarta menyangga semua penduduk yang ada di Jakarta dan Jabodetabek. Kami sudah menghitung untuk Transjakarta, terutama juga untuk Transjabodetabek supaya harga antara Jakarta dan daerah penyangga tidak berbeda," ujar Pramono di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Senin (27/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramono pun memastikan akan menaikkan tarif layanan Transjakarta. Namun, ia belum mengungkap waktu pasti kenaikan tarif transportasi umum yang dikelola BUMD DKI tersebut.

Tarif TransJ Disebut lebih murah dari daerah lain

Pramono pun menjelaskan bahwa Pemprov Jakarta telah memberikan layanan gratis transportasi umum, termasuk Transjakarta kepada 15 golongan masyarakat, mulai dari PNS Pemprov DKI Jakarta, pensiunan PNS, tenaga kontrak Pemprov DKI Jakarta, siswa penerima KJP Plus, penghuni rusunawa, Tim Penggerak PKK, dan karyawan bergaji setara UMP.

Kemudian, penduduk ber-KTP Kepulauan Seribu, penerima raskin domisili Jabodetabek, anggota TNI/Polri, veteran Republik Indonesia, penyandang disabilitas, lansia di atas 60 tahun, pengurus masjid/musala, pendidik PAUD, serta golongan jumantik, pengurus karang taruna, dasawisma, dan kader posyandu.

Diketahui, nilai keekonomian layanan Transjakarta per pelanggan sebesar Rp 15.000. Selama ini, Pemprov DKI menganggarkan subsidi tiket sebesar Rp 11.500 dan setiap penumpang hanya membayar tarif Transjakarta Rp 3.500 sekali jalan. Berdasarkan kondisi saat ini, Pramono menilai sudah saatnya nilai subsidi tiket Transjakarta dikurangi dan tarif menjadi naik.

"Tarif untuk Transjakarta dibandingkan daerah di mana pun lebih murah, termasuk di Bogor, Bekasi, Tangerang, kita lebih murah. Bahkan, kalau dari Bogor pagi hari ke Jakarta, di bawah jam 05.00, jam 06.00 pagi itu cuma Rp2.000 dan itu naik Transjakarta dengan fasilitas yang baik sekali," jelasnya.

"Tetapi, fasilitasnya sekarang kita perbaiki. Bahkan, tahun ini untuk bus listrik Jakarta yang sebelumnya hanya beroperasi 200, sekarang akan beroperasi sampai dengan 500 bus listrik. Sehingga ini secara signifikan akan mengurangi polusi," katanya.

Subsidi Berat Usai DBH Dipotong

Pramono Anung mengatakan Pemprov DKI merasa subsidi terlalu berat setelah dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat dipotong. Ia menyinggung upaya Pemprov memberikan fasilitas gratis bagi 15 golongan.

"Jakarta terus terang belum bisa beri subsidi untuk di luar 15 golongan di luar warga Jakarta. Jadi untuk yang warga Jakarta kami tetap memberikan subsidi pembebasan, tetapi warga di Jakarta kami belum bisa untuk memberikan subsidi, apalagi DBH-nya baru dipotong," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10).

Namun Pramono belum menjelaskan berapa tarif baru tersebut. Dia mengatakan selama ini Pemprov DKI memberi subsidi sekitar Rp 9.700 per penumpang sehingga tarif yang dibayarkan penumpang hanya Rp 3.500.

"Jadi kami sedang memfinalkan untuk itu. Sebenarnya di tarif yang lama pun kami sudah menyubsidi per tiket Rp 9.700. Kan terlalu berat kami terus-menerus seperti itu, apalagi DBH-nya dipotong. Maka untuk itu, kami akan melakukan penyesuaian tetapi tidak memberatkan kepada 15 golongan. Karena 15 golongan ini kan tetap gratis, sehingga mereka tetap kita proteksi," ujarnya.

Tarif Baru Berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu

Pramono mengatakan Pemprov DKI akan menampung masukan dari masyarakat. Pramono menyebut sejauh ini pihaknya menerima saran agar tarif baru Transjakarta berkisar Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per penumpang.

"Maka dengan hal-hal seperti itulah saya mengambil keputusan dan saya juga mendengar rata-rata mereka mengusulkan di media saya itu Rp 5.000 hingga Rp 7.000. Tetapi kami akan memutuskan sesuai apa yang menjadi kemampuan masyarakat," ujarnya.

Sebagai informasi, tarif bus Transjakarta terakhir kali naik dari Rp 2.000 per penumpang menjadi Rp 3.500 per penumpang pada 2005. Sejak saat itu, tarifnya tak pernah berubah.

Tarif Transjakarta Rp 13 Ribu Tanpa Subsidi

Kadishub Syafrin Liputo mengungkap tarif Transjakarta Rp 13 ribu per orang jika tak disubsidi. Dia mengatakan Pemprov DKI Jakarta saat ini memberi subsidi Rp 9.700 per orang, sehingga setiap penumpang hanya membayar Rp 3.500.

"Rp 9.700 subsidinya, jadi tambah Rp 3.500 tarifnya. Jadi Rp 13 ribu," kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/10).

Syafrin mengatakan pihaknya menggunakan data terbaru untuk mengkaji kenaikan tarif bus Transjakarta. Dia menyebut update dilakukan dari sisi kemampuan membayar dan keinginan membayar atau ability to pay-willingness to pay (ATP-WTP).

"Tentu kami selalu melakukan update. Karena kita pahami elastisitas tarif terhadap demand itu sangat tinggi. Jadi begitu ada kenaikan tarif, tentu akan berdampak pada ridership jumlah penumpangnya, jumlah pelanggannya, baik itu Transjakarta dalam hal ini," ujarnya.

Saksikan Live DetikPagi :

Halaman 2 dari 5
(dwr/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads