Staf kesekretariatan DPP PDIP, Kusnadi, mengaku pernah dititipi tas ransel dan koper oleh buron Harun Masiku. Namun Kusnadi mengaku saat itu ia tidak tahu koper itu berisi uang.
Hal itu disampaikan Kusnadi saat dihadirkan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk Harun Masiku dan perintangan penyidikan, dengan terdakwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Persidangan digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Kusnadi mengatakan Harun menitipkan tas ransel berwarna hitam saat berada di kantor DPP PDIP. Dia mengatakan ransel itu dititipkan Harun untuk diberikan kepada kader PDIP Donny Tri Istiqomah, yang juga sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus ini.
"Jadi dia (Harun) mau keluar ke mana saya nggak tahu, jadi minta tolong ke saya nitip tas, Pak," ujar Kusnadi.
"Tas itu untuk siapa?" tanya jaksa KPK Wawan Yunarwanto.
"Untuk Donny (Donny Tri Istiqomah) sama Saeful (Saeful Bahri)," jawab Kusnadi.
Jaksa mendalami apakah Hasto mengetahui penitipan ransel tersebut. Kusnadi mengatakan penitipan barang yang ia lakukan tidak sepengetahuan atau seizin Hasto.
"Saudara kan tadi disebutkan bahwa Saudara staf kesekretariatan dan juga sudah sering mendampingi Pak Hasto ya, apakah memang Saudara ketika Saudara seperti itu, dititipi tas, diserahkan kepada orang lain. Ada sepengetahuan atau seizin dari Pak Hasto?" tanya jaksa.
"Nggak, Pak," jawab Kusnadi.
"Jadi kalau ada orang nitip apa pun, pokoknya diterima gitu aja ya?" tanya jaksa.
"Ya, kan minta tolong, Pak, dan amanatnya itu kan Mas Donny dan Mas Saeful," jawab Kusnadi.
Kusnadi mengatakan Harun tak menyampaikan isi ransel yang dititipkan tersebut. Kusnadi mengaku tak tahu isi ransel tersebut.
"Disampaikan nggak tas itu isinya apa?" tanya jaksa.
"Nggak, Pak, nggak disampaikan, Pak," jawab Kusnadi.
Kusnadi mengatakan lalu menitipkan ransel itu ke resepsionis di kantor DPP PDIP untuk nantinya diambil Donny. Dia mengatakan Harun hanya berpesan agar ransel itu diserahkan kepada Donny.
"Mas, minta tolong Mas nanti sampaikan ke Donny dari saya," ujar Kusnadi menjelaskan pesan Harun.
"Terus bagaimana menyerahkan ke Donny?" tanya jaksa.
"Nanti ini, Pak, saya kan begitu dititipin dari Pak Harun, terus saya titip ke resepsionis, 'Mbak, ada Donny ya nanti katanya mau ambil titipan dari Pak Harun' gitu, Pak," jawab Kusnadi.
Jaksa kembali mendalami pengetahuan Kusnadi terkait isi ransel tersebut. Kusnadi mengaku baru tahu ransel itu berisi uang.
"Saudara bener nggak tahu isi tas itu apa nggak tahu?" tanya jaksa.
"Saya nggak tahu, Pak, nggak tahu isinya, tapi pas di ramai-ramai katanya itu duit. Tapi pas titip itu, saya nggak tahu isinya, Pak," jawab Kusnadi.
Jaksa juga menampilkan bukti transfer uang Rp 500 ribu dari Donny kepada Kusnadi. Kusnadi membenarkan transferan tersebut.
"Betul pernah dapat kiriman dari Donny Rp 500 ribu?" tanya jaksa.
"Ya, di situ ada berati iya, Pak," jawab Kusnadi.
Kusnadi mengaku tidak tahu apakah uang dari Donny itu terkait penitipan ransel dari Harun. Dia mengatakan Donny hanya mengatakan uang itu sebagai uang rokok.
"Kiriman yang Rp 500 ribu ini apakah ada kaitan dengan tadi ketika Saudara menitipkan kepada Donny tadi?" tanya jaksa.
"Nggak tahu, Yang Mulia," jawab Kusnadi.
"Ya itu duit apa? Gaji Saudarakah? Atau uang apakah? Kan pasti ada tujuannya ketika orang mengirim ke rekening seseorang pasti ada tujuannya. Itu duit apa yang Saudara terima?" tanya jaksa.
"Ya saya tidak tahu, itu kan Donny bilang uang rokok, Pak, itu ada tulisannya kan," jawab Kusnadi.
Jaksa lalu mendalami titipan koper dari Harun Masiku. Kusnadi mengatakan koper itu dititipkan Harun untuk diserahkan kepada eks kader PDIP, Saeful Bahri, saat berada di Rumah Aspirasi.
"Ceritanya itu, Pak, saya lagi santai-santai, Pak. Pagi saya lagi ngopi-rokokan itu di Rumah Aspirasi. Malamnya itu saya habis pasang-pasang bendera, Pak. Jadi saya itu standby di situ, Pak. Pagi-pagi di situ ada orang buka pintu, Pak, di situ, yang ternyata itu Pak Harun," jawab Kusnadi.
"Apa yang disampaikan?" tanya jaksa.
"Yang disampaikan mau ketemu sama Pak Saeful," jawab Kusnadi.
"Mau ketemu Saeful keperluannya apa?" tanya jaksa.
"Mau menitipkan barang katanya," jawab Kusnadi.
Kusnadi mengatakan koper itu diambil oleh staf Saeful bernama Geri. Dia mengatakan koper itu berwarna abu-abu.
"Terus bagaimana si kopernya tadi?" tanya jaksa.
"Ya kan saya lagi rokokan di situ, Pak Harun ini, Pak, main HP, tak-tik-tak-tik itu, nggak tahu itu, mungkin janjian atau apa, terus selang berapa lama, menitlah, Pak, dia baru ngomong ke saya, 'Mas, ini titipan ya dari saya buat Saeful. Saya udah komunikasi, tapi dia juga kayaknya nggak bisa ke sini. Saya buru-buru juga, Mas, tadi sudah komunikasi, saya sama Saefulnya, nanti mau diambil sama stafnya'," jawab Kusnadi.
"Siapa? Menyebutkan nama nggak ? Siapa staf yang mau mengambil itu?" tanya jaksa.
"Kalau nggak salah Geri," jawab Kusnadi.
Selanjutnya
Simak juga Video: Sidang Hasto Kembali Digelar, Satpam PDIP Jadi Saksi
(mib/zap)