Rombongan Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengaku digetok harga hingga Rp 16 usai makan di Pusat Kuliner Seafood Kampung Ujung, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pihak Pemkab yang menelusuri masalah ini menyatakan pemilik lapak makan tidak melakukan getok harga.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi, Koperasi, dan UMKM Manggarai Barat, Theresia Primadona Asmon, pihaknya telah memanggil dan meminta klarifikasi dari pemilik lapak berinisial YY. Dalam klarifikasi itu, YY memaparkan harga menu per ons yang disandingkan dengan daftar harga di menu. Setelah mendengar penjelasan tersebut, pihaknya menilai tidak ada praktik getok harga terhadap rombongan Astindo.
Tagihan yang tercantum dalam nota tulisan tangan sebesar Rp 15,8 juta termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen sekitar Rp 1 juta. Menurut keterangan YY, total itu untuk 32 orang, termasuk sopir rombongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua harga tertera dan dengan timbangan. Kami menghitung bersama owner harga di bill (tagihan) dengan di daftar menu, angkanya sesuai," ujar Theresia atau yang akrab disapa Ney Asmon. dilansir detikBali, Kamis (30/10/2025).
"Setelah mendengar penjelasan dan melihat hitung-hitungannya per ons dan disandingkan dengan daftar menu dan harganya, kisaran bayarnya segitu," lanjutnya.
Ia menilai YY telah transparan dalam menetapkan harga karena sudah menyediakan daftar harga dan timbangan untuk setiap pesanan.
"Bagi kami, pelaku usaha sudah taat karena menyediakan daftar menu dan harga dan juga timbangan. Jadi ada transparansi harga," tandas Ney Asmon.
Rombongan Astindo mengaku digetok Rp 16 juta termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen. Selain menyoroti getok harga, Pauline juga menyoroti tagihannya dalam nota yang ditulis tangan.
"Rp 16 juta berikut PPN, akhirnya karena kami minta dihitung ulang, ditimbang ulang, diturunkan sampai Rp 11 juta ya, itu kan preseden yang kurang baik," ungkap Ketua Umum Astindo, Pauline Suharno, di Labuan Bajo, Selasa (28/10/2025).
Bantahan Pedagang
detikBali mendatangi lapak tempat rombongan Astindo itu makan, Rabu (29/10/2025) malam. Pemilik lapak, YY, mengeklaim harga sudah disepakati sebelum makanan diolah dan disajikan. Totalnya Rp 15,8 juta lebih. Ada 26 orang rombongan agen travel yang makan di lapaknya.
YY mengaku mendapat komplain harga dari tamu itu saat hendak membayar. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (26/10/2025) malam. Namun, menurut YY, orang yang komplain tersebut bukan si pemesan, tapi bagian dari rombongan.
YY mengungkapkan menu makan malam itu sudah dipesan oleh seorang pria sebelum rombongan itu tiba di lokasi. YY mengeklaim sudah menunjukkan daftar harga menu kepada penghubung tamu yang memesan makanan tersebut.
"Saya sudah jelaskan ke dia, kalau dari awal kami tidak deal harga, kami tidak mungkin mau kerja, karena sudah deal harga dari awal," tegas YY di lapaknya, Rabu malam.
YY menjelaskan harga seafood yang dipesan oleh anggota Astindo itu memang tergolong mahal. Dia beralasan harganya memang sudah mahal dari pengepul.
YY lantas menunjukkan kepiting dalam akuarium yang harganya lebih mahal dibanding kepiting dalam baskom. Harganya Rp 350 ribu per kilogram (kg), orang yang memesannya tak mempersoalkan harga tersebut.
Demikian juga harga ikan yang dipatok Rp 300 ribu per kg. Ikan tersebut jenis ikan ekspor. YY mengeklaim membeli ikan itu dari dengan harga Rp 225.000- Rp 250.000 per kg. Demikian juga lobster, YY mengaku membeli dengan harga Rp 700 ribu per kg.
Karena tamu terus komplain, YY akhirnya menurunkan tagihannya menjadi Rp 14 juta lebih, bukan Rp 11 juta sebagaimana yang disebutkan tamunya. "Bayarnya dua kali transfer. Pertama Rp 11 juta lebih, kedua Rp 2 juta khusus untuk lobster. Totalnya sekitar Rp 14.300.000," terang YY.
Ia mengaku siap jika harus dilaporkan kepada pemerintah. YY mengaku memiliki rekaman CCTV terkait proses pemesan hingga pengolahan makanan seafood yang dipesan tamunya
Baca selengkapnya di sini dan di sini
Simak juga Video: Viral Wanita Digetok Tarif Parkir Rp 60 Ribu di Tanah Abang, Ini Kata Kadishub








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 