Ahli Kasih Masukan soal Penanganan Sampah, Ini Caranya

Hana Nushratu - detikNews
Sabtu, 15 Jun 2024 11:20 WIB
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS
Jakarta -

Timbulan sampah kronis di berbagai provinsi dan kabupaten/kota, selain mengganggu estetika dan higienitas karena bertebaran di pinggir sawah, sungai, danau, pesisir, laut, jalan raya, hingga hutan. Sampah juga memicu bencana seperti longsoran sampah, pencemaran leachate, pencemaran udara, bau busuk, hingga ledakaan gas metan.

Ahli pengelolaan kualitas udara yang juga beraktivitas di KOMNAS HAM Dr Esrom Hamonangan, mengatakan mengurangi timbulan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti merancang dan merencanakan proses industrialisasi produk dengan material yang berpotensi menjadi sampah. Selain itu mengembangkan pola konsumsi secara menyeluruh, global dan holistik dalam lingkup makro kemudian diturunkan menjadi berbagai kegiatan teknis pada tingkat mikro.

"Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim," ujar Esrom dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).

Sementara itu, founder Net Zero Waste Management Consortium (NZWMC), Ahmad Safrudin menegaskan sebagian besar perusahaan belum mematuhi ketentuan penyusunan roadmap pengurangan sampah. Perusahaan manufaktur, retail dan Horeka (hotel, restoran dan katering) dimandatkan menyusun roadmap pengurangan sampah sebagaimana yang diatur PermenLHK No 75/2019.

Demikian halnya provinsi dan kabupaten/kota juga belum menyusun rencana aksi penanganan sampah yang selaras dengan aksi pengurangan sampah.

"Ciliwung telah menjadi bejana sampah yang unik. Timbulan sampah di badan sungai menjadi cermin cara pengelolaan persampahan kita. Produsen, retail, HOREKA masih belum sungguh-sungguh menjalankan upaya pengurangan sampah sesuai amanat regulasi," kata salah satu mitra pelaksana Audit Sampah Sungai Ciliwung 2023 sekaligus Ketua Harian NZWMC, Amalia S Bendang.

Dari total 32.364 sampah yang berhasil dipilah dari 6 titik sampling Sungai Ciliwung, terdapat 10 jenis sampah yang ditemukan di mana 7 di antaranya adalah material polimer termasuk kain, karet, kayu, kertas, logam, plastik, serta gabus.

Sampah plastik paling banyak ditemukan secara konsisten di berbagai titik dalam bentuk kantong kresek baik secara utuh maupun serpihan dengan total akumulasi mencapai 19.466 buah atau sekitar 67.88% dari keseluruhan sampah yang berhasil dikumpulkan dan dipilah.

Posisi ini disusul oleh bentuk sampah bungkus dan sachet plastik yang berhasil dipilah masing-masing sekitar 3.974 dan 3.324 buah atau sekitar 13% dan 11% dari total akumulasi sampah keseluruhan.

Sementara research NZWMC di 6 kota FY 2022/2023 (Medan, Jakarta, Samarinda, Makassar, Denpasar dan Surabaya) menunjukkan serpihan plastik berbagai merek menempati urutan pertama (59.300 pcs), disusul plastik kresek (43.597 pcs), bungkus mi instan (37.548 pcs), cup air mineral merk A (33.789 pcs), botol minuman soda (30.171 pcs), dan cup air mineral merk B (28.954 pcs).

Ahmad Safrudin menambahkan otoritas pemerintah pusat punya peran strategis, di mana banyak izin proses produksi industri dengan kemasan yang berpotensi menjadi limbah menjadi kewenangannya. Untuk itu dia menegaskan perlunya pentaatan hukum secara ketat (strict liability).




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork