Jika seorang aparat penegak hukum hanya fokus pada pada tugas-tugasnya terkait perkara hukum, lain halnya dengan jaksa Tri Anggoro Mukti. Sebagai jaksa, Tri Anggoro juga menaruh kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat di wilayah tempatnya bekerja.
Saat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Siak, Provinsi Riau, Tri Anggoro Mukti juga peduli terhadap perkembangan daerah tersebut, baik potensi wisata, ekonomi kreatif, dan UMKM hingga upaya penyelesaian perkara-perkara di luar persidangan bekerja sama dengan Lembaga Adat Melayu di Siak. Saat ini Tri Anggoro sudah pindah jabatan sebagai Kajari Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Aksi kepedulian terhadap masyarakat Siak yang dilakukan oleh Tri Anggoro membuat dia diusulkan sebagai salah satu kandidat penghargaan Adhyaksa Awards 2024. Dalam ajang penghargaan untuk para jaksa berprestasi hasil kerjasama Kejaksaan RI dan detikcom ini, Tri Anggoro dinominasikan dalam kategori Jaksa Inspiratif Pemberdayaan Masyarakat.
"Pertama kali kenal dengan Pak Tri yaitu saat beliau ingin menaikkan produk lokal untuk dipromosikan ke nasional. Beliau selaku Kajari mau langsung berdiskusi dengan saya untuk dapat mempromosikan produk lokal ke nasional. Saya mengusulkan Pak Tri mendapat kategori Jaksa Inspiratif Pemberdayaan Masyarakat karena beliau sangat peduli kepada masyarakat untuk peningkatan baik ekonomi maupun sosial," begitu kata Egi Nisfu Aditya, warga Siak, dalam usulannya yang diterima detikcom, Rabu (20/3/2024) lalu.
Beberapa kali Tri Anggoro merangkul kelompok masyarakat, menginisiasi adanya kegiatan baik di tingkat kabupaten maupun tingkat nasional. Tri Anggoro pernah membawa brand lokal Kabupaten Siak ke tingkat Nasional. Salah satunya SUWAI dalam perhelatan Persaja Concert Creative UMKM Expo dan Charity tahun 2023 di Jakarta. Tepatnya di Mall Kota Kasablanka.
"Itu di bulan Mei atau Juni 2023, kita menjadi peserta Persaja Expo UMKM yang diadakan Pengurus Persaja Pusat, Persatuan Jaksa Indonesia. Kita membawa SUWAI, UMKM dari Kabupaten Siak," kata Tri Anggoro Mukti, kepada detikcom saat ditemui di kantornya Kejaksaan Negeri Boyolali, Selasa (4/6/2024).
Disampaikan dia, pihaknya melalui Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) merangkul beberapa pelaku UMKM di Kabupaten Siak, memberdayakan mereka, dan melibatkannya dalam sejumlah kegiatan. Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan pemahaman terkait hukum, karena para pelaku UMKM tersebut selama ini belum berbadan hukum dan lainnya.
"Kita rangkul, kita melakukan pemberdayaan, dari awal kita sudah melakukan yang melibatkan dia (UMKM), melalui Tupoksi kita bidang Datun, Perdata, dan Tata Usaha Negara. Kita menggandeng beberapa UMKM, kita juga memberikan pemahaman terkait hukum, apalagi teman-teman UMKM ini selama ini belum berbadan hukum dan lain-lain," ungkap dia.
"Kita berusaha untuk melengkapi legalitas UMKM mereka, baik itu secara persyaratan formal maupun informal. Sehingga mereka dapat bersaing dengan usaha-usaha yang sudah besar, brand-brand atau merek-merek yang sudah besar," sambungnya.
SUWAI yang dibawanya untuk ikut pameran di Jakarta di acara Persaja Concert Creative UMKM Expo dan Charity tahun 2023, merupakan brand lokal Siak. SUWAI ini merupakan menghasilkan produk kerajinan berupa anyaman yang berasal dari daun pandan laut. Dijadikan produk kerajinan seperti tas, dompet, pouch dan sebagainya. "Pada saat itu kita membawa mereka untuk memperkenalkan bahwa produk mereka dapat berbicara secara nasional," imbuh Tri Anggoro.
Tak hanya itu. Di Desember 2023, Tri Anggoro juga juga menginisiasi terselenggarakannya kegiatan lomba Stand Up Comedy dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi se-dunia (Hakordia). Dalam acara lomba Stand Up Comedy bertajuk Siak Berdasi atau Siak Bersih Dari Korupsi ini, lagi-lagi juga merangkul pelaku UMKM di sana.
Dengan membawa bendera Persatuan Jaksa Indonesia di Siak, bekerjasama dengan Dewan Kesenian Siak, Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PaSKI) Riau, sentra UMKM, dan sponsorship, menggelar lomba tersebut. Kegiatan ini juga dalam rangka bagaimana melakukan pencegahan-pencegahan korupsi dan kampanye bahaya korupsi melalui pendekatan kesenian, yang diharapkan akan lebih mudah diterima khususnya generasi muda saat ini.
"Mengapa kita membawa Persatuan Jaksa, karena Dewan Kesenian menggerakkan juga sipil society. Jadi jangan kita dianggap menggerakkan, tetapi merangkul mereka bagaimana untuk melakukan pencegahan korupsi dengan berkesenian, dalam hal ini stand up comedy," terangnya.
"Bukan hanya dari Dewan Kesenian Siak, pada saat itu kita berkolaborasi dengan PaSKI Riau sehingga acara tersebut dapat berjalan dengan lancar. Dan juga kita melibatkan teman-teman UMKM pada saat acara tersebut. Di acara tersebut juga bersifat terbuka, siapa saja bisa menonton. Bisa hadir tanpa ada sekatan, batasan," katanya lagi.
Dengan tagline 'Cuma Ketawa Yang Tidak Dikorupsi', pihaknya ingin membumikan bahaya korupsi kepada masyarakat, khususnya generasi muda calon penerus bangsa. Dengan sentuhan-sentuhan kesenian Stand Up Comedy itu diharapkan dapat masuk dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahayanya korupsi.
Dia melihat selama ini bawah pencegahan korupsi bersifat dari atas ke bawah, pihaknya menggelorakan bagaimana masyarakat dari civil society lebih peka terhadap bahaya korupsi. Masyarakat membikin acara kampanye antikorupsi.
"Kita hanya sebagai stimulan, mendorong mereka lebih aware atau peka terhadap bahaya korupsi. Kalau selama ini acara-acara itu bersifat dari atas ke bawah, bersifat seremonial, maka saya bersama Persaja Siak memikirkan bagaimana itu pencegahan-pencegahan itu dari masyarakat sendiri. kita hanya sebagai stimulan, pendorongnya saja," ujar mantan penyidik KPK ini.
"Apalagi sekarang Gen-nya beda. SDM generasi muda yang sangat besar. Mereka lah yang akan melanjutkan pembangunan Indonesia, bagaimana kita tanamkan tetapi pelan-pelan, memberikan nilai-nilai antikorupsi dari kesenian atau lainnya. Kalau kita paparan, ceramah sudah bosan, sudah hal yang lumrah," katanya.
(irw/fas)