Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menghadiri Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama ratusan profesor dan guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dalam kesempatan itu, ia memaparkan strategi pembangunan yang dikembangkan oleh pemerintah, khususnya yang dilakukan oleh Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam waktu 20 tahun terakhir.
Syarief mengatakan ada empat strategi pembangunan yang dilakukan oleh SBY selama berkuasa. Pertama, pertumbuhan yang berdasarkan pemerataan. Menurutnya, geografis bangsa ini terdiri dari berbagai ribu pulau sehingga pembangunan harus merata.
"Jangan sampai pembangunan misalnya hanya di Pulau Jawa," ujar Syarief dalam keterangannya, Kamis (23/5/2024).
Hal ini disampaikannya saat Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau Empat Pilar MPR di Jakarta, hari ini. Sosialisasi dengan bertema ini 'Menuju Indonesia Emas Dalam Sistem Ekonomi Pancasila' dihadiri para profesor dan guru besar yang terhimpun dalam PERGUBI (Persatuan Profesor/Guru Besar Indonesia).
Strategi kedua, lanjut Syarief, pembangunan ekonomi yang orientasinya menurunkan tingkat kemiskinan. Ia menegaskan jika pembangunan ekonomi tinggi tetapi angka kemiskinan tidak berubah, hal tersebut bukan visi dari pemerintahan Presiden SBY.
"Visi Presiden SBY adalah pembangunan tinggi tetapi kemiskinan harus turun," sambung Syarief.
Ketiga, visi pembangunan Presiden SBY adalah mengurangi pengangguran.
"Kalau pembangunan tidak menciptakan lapangan kerja maka apa yang dilakukan tidak bermanfaat bagi rakyat," ujar anggota DPR Komisi I tersebut.
Keempat, pembangunan harus berpihak pada lingkungan.
"Mengapa lingkungan sangat diperhatikan, karena untuk kepentingan jangka panjang," tuturnya.
Selama 10 tahun pembangunan yang dilakukan oleh Presiden SBY pada tahun 2004-2014, Syarief pun menguraikan capaian pertumbuhan ekonominya. Adapun pertumbuhan ekonomi pada periode ini rata-rata mencapai 5,79 persen bahkan 6,5 persen.
"Setelah pemerintahan Presiden SBY, pemerintahan berikutnya capaian pertumbuhan ekonominya rata-rata hanya 4,11 persen, yang tertinggi 5,1 persen," ungkapnya.
Menjelang pergantian kekuasaan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto, ia berharap agar PERGUBI berkontribusi kepada pemerintahan lima tahun ke depan bahkan sampai tahun 2045.
"Saya telah memberikan pandangan dan pengalaman bagaimana membangun perekonomian dan prestasi-prestasi yang pernah dicapai maupun yang belum," jelasnya.
Syarief menambahkan, hasil dari pertemuan para guru besar pada sosialisasi tersebut dapat dianalisa dan diformulasikan untuk menjadi masukan dari PERGUBI kepada Pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Semakin banyak informasi yang diberikan kepada pemerintah dan juga bermanfaat bagi para pelaku usaha UMKM dan koperasi," tegasnya.
Dalam sosialisasi ini, Syarief juga menegaskan pentingnya pembangunan ekonomi dengan tetap memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Ia pun yakin para guru besar paham akan nilai-nilai kebangsaan.
"Implementasi nilai-nilai Empat Pilar harus ditingkatkan di masyarakat," harapnya.
Lebih lanjut, Syarief menjelaskan berbagai tantangan Sosialisasi Empat Pilar. Dalam hal ini, sering kali masyarakat ingin nilai-nilai kebangsaan bisa diamalkan masyarakat, namun di sisi ada masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum terpenuhi.
"Bila kebutuhan dasar belum tercukupi maka susah menjelaskan nilai-nilai Empat Pilar pada masyarakat," ujarnya.
"Saat sosialisasi mereka hadir namun setelah itu tidak memikirkan lagi apa yang disampaikan," tambahnya.
Untuk mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa di masyarakat, kata Syarief, penting untuk memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu. Untuk itu, pemerintah harus hadir di tengah kebutuhan rakyat dan kepada para pelaku UMKM dan koperasi.
"Pemerintah bertanggung jawab terhadap kebutuhan rakyat dan apa yang diinginkan oleh pelaku UMKM dan koperasi," pungkasnya.
Sebagai informasi, di sela sosialisasi, digelar pameran dan seminar tentang koperasi, usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).
(anl/ega)