Tepis Kabar Erupsi Besar, PVMBG: Status Gunung Gamalama Waspada Sejak 2015

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Jumat, 19 Apr 2024 16:19 WIB
Gunung Gamalama di Maluku Utara (Mierell Christy Ayal/d'Traveler)
Jakarta -

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menepis kabar hoaks terkait peringatan erupsi besar Gunung Gamalama, Maluku Utara. Nyatanya, Gunung Gamalama berstatus level II atau Waspada sejak 2015.

"Hoax, kalaupun ada potensi erupsi, itu berupa erupsi freatik, yang dampaknya hanya di sekitar kawah," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan saat dihubungi, Jumat (19/4/2024).

Gunung Gamalama merupakan gunung api aktif yang tercatat sejarah letusannya sejak 1538 dengan selang waktu erupsi sekitar 150 tahun. Gunung Gamalama dipantau secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api (PGA) yang berada di Ternate Utara, Maluku Utara.

PVMBG mencatat erupsi terakhir terjadi pada 4 Oktober 2018, diawali dengan terekamnya aktivitas 7 gempa vulkanik dalam 1 jam sebelum terjadi erupsi. Tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak.

Sedangkan terakhir terjadi peningkatan kegempaan signifikan pada 22 dan 23 Februari 2024 terekam 18 gempa vulkanik dalam dengan embusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 400 meter dari puncak, tapi tidak diikuti dengan terjadinya erupsi.

"Tingkat aktivitas pada saat ini berada pada level II (Waspada) sejak 10 Maret 2015. Karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat," demikian penjelasan PVMBG dalam keterangan tertulis resmi.

Terjadi Peningkatan Kegempaan Sejak 17 April 2024

Di sisi lain, PVMBG mengakui memang terjadi peningkatan kegempaan Gunung Gamalama hingga level II (Waspada) sejak 17 April lalu. Namun saat ini kondisinya cenderung mengalami penurunan.

"Sejak tanggal 17 sampai hari ini kegempaannya cenderung menurun," jelasnya.

Merujuk rekaman kegempaan pada tanggal 17 April 2024 dari pukul 00.00-20.30 WIT, terekam 22 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 4-8 mm dan 82 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm.

Peningkatan gempa vulkanik, dalam ini menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik, serta pemunculan gempa hembusan mengindikasikan aktivitas magma berada di dekat permukaan/dangkal dengan suplai/migrasi magma terus berlangsung dari dapur magma.

Berdasarkan data pengamatan visual pada 17 April 2024, teramati embusan kawah teramati asap kawah putih tebal dengan tinggi 100 m, angin lemah-kencang ke arah utara.

Selama 1-16 April 2024, terekam 28 kali gempa embusan, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 29 kali gempa vulkanik dalam, 45 kali gempa tektonik lokal (TL), 1 kali gempa terasa, dan 282 kali gempa tektonik jauh (TJ). Aktivitas hembusan kawah teramati hembusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 20-300 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat.

Secara umum, aktivitas Gunung Gamalama pada 1 Januari 2024 hingga 17 April 2024 pukul 20.30 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa embusan, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.

Merujuk kondisi tersebut, PVMBG menyampaikan bahwa potensi bahaya yang kemungkinan besar terjadi adalah erupsi freatik dengan ancaman bahaya untuk saat ini berupa lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1,5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung dari arah dan kecepatan angin.

PVMBG Minta Masyarakat Tak Beraktivitas di Radius 1,5 Km dari Kawah

PBVMG merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak gunung. Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.

Tingkat aktivitas Gunung Gamalama akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan.




(taa/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork