Banjir Tegal Alur Jakbar 3 Hari Tak Surut, Warga: Ini Masih Mending

Taufiq Syarifudin - detikNews
Senin, 25 Mar 2024 14:13 WIB
Foto: Suasana Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, 25 Maret 2024, setelah banjir surut. (Taufiq Syarifudin/detikcom)
Jakarta -

Banjir di Tegal Alur, Jakarta Barat berlangsung selama tiga hari. Sebelumnya, kawasan itu pernah mengalami banjir selama satu sampai dua pekan. Kata warga, ada perubahan yang dirintis sekitar tiga tahun lalu.

Sekretaris RT 15 RW 3, Tegal Alur, Chomidah mengatakan, banjir di lingkungannya memang biasa melanda jika hujan turun berlangsung sekitar satu sampai dua jam. Namun banjir pernah lebih parah pada tiga tahun lalu.

"Jadi dua atau tiga hari banjir di sini terbilang cepat," kata Chomidah saat ditemui detikcom, Senin (25/3/2024).

Dia menjelaskan situasi banjir besar dengan kurun waktu yang lama disebabkan resapan air buruk. Belum lagi air dari Kali Semongol yang bersanding dengan permukiman warga kerap meluap jika hujan berjam-jam.

Kini sudah ada waduk di sekitar lingkungan ini. Waduk berfungsi untuk menampung air. Letaknya berada di seberang permukiman warga atau di antara permukiman dan Rusun Lokbin.

"Waduk itu dibuat tiga tahun lalu. Sejak saat itu banjir jadi lebih cepat surut dibandingkan sebelum ada waduk. Kalau pas sebelum ada waduk ini, banjir bisa sampai seminggu dua minggu," ungkapnya.

Waduk itu sengaja dibangun untuk jalan air sekaligus tempat resapan. Di beberapa sudutnya tampak ada pipa buangan air yang menuju ke waduk.

Waduk itu membentang dari selatan ke utara dengan panjang sekitar 300 meter. Air dari waduk lantas langsung dialirkan ke Kali Semongol yang berada di sebelah timurnya.

Kali Semongol, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, 25 Maret 2024, setelah banjir surut. (Taufiq Syarifudin/detikcom)

Chomidah masih ingat banjir terakhir yang berlangsung selama sepekan dialaminya pada 2020. Kala itu belum ada waduk yang dibuatkan Pemprov DKI Jakarta.

Warga lain, Mira (59), mengatakan banjir terbesar yang pernah dialami di kawasan itu pada tahun 2007 dan 2020. Banjir saat itu bisa sampai sekitar 1 atau 2 meter.

"Kalau yang sekarang masih mending. Nggak kayak dulu. Gara-gara itu rumah saya dibangun lebih tinggi, dinaikin sekitar 70 sentimeter," ucap Mira.

Perempuan yang telah memiliki lima cucu itu menambahkan kalau situasi banjir saat ini lebih mending karena terbantu oleh waduk yang dibangun. Waduk atau tempat jalan air itu dibangun tepat di sebrang atau sebelah barat rumah warga.

"Kalau nggak ada waduk bisa sampai tinggi banjirnya. Surutnya bisa lama juga," ujarnya.

Mira sudah hidup di Tegal Alur sejak masih kecil. Dia juga menyebut beberapa warga lain juga telah lama menetap dan merasakan banjir setiap musim hujan tiba.

"Sudah nggak kehitung berapa kali banjir di sini. Gini aja sejak saya masih kecil sampai punya cucu," ungkapnya.




(dnu/dnu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork