Nestapa Warga Tegal Alur 2 Hari Banjir Tak Kunjung Surut

Nestapa Warga Tegal Alur 2 Hari Banjir Tak Kunjung Surut

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 24 Mar 2024 22:13 WIB
1 RT di Tegal Alur, Jakbar masih terendam banjir pukul 18.58 WIB. (Adrial/detikcom)
Foto: 1 RT di Tegal Alur, Jakbar masih terendam banjir pukul 18.58 WIB. (Adrial/detikcom)
Jakarta -

Banjir di permukiman warga Tegal Alur, Jakarta Barat tak kunjung. Banjir sudah dua hari merendam rumah warga sejak Jumat kemarin.

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, banjir melanda kawasan Tegal Alur pada Jumat (22/3) pukul 13.00 WIB. Hingga Sabtu (23/3) pagi kemarin, banjir di Tegal Alur terpantau di 8 RT dengan tinggi air 30 cm sampai 60 cm.

Banjir sejak Sabtu pagi itu tak kunjung surut hingga malam ini. Berdasarkan pantauan di lokasi pukul 19.00 WIB, Minggu (24/03/2024), banjir masih tersisa di satu titik yakni di Jalan Lingkungan III RT 15 RW 03.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu RT saja (masih banjir), belakang, RT 15 RW 03. (Sisanya) sudah clear, aman," ujar Dwi kepada wartawan di Rusun Lokbin, Tegal Alur, Jakarta Barat, Minggu (24/3/2024).

Dwi mengatakan lokasi yang masih terendam banjir akan diupayakan penyedotan air oleh petugas terkait. Namun dia belum bisa memastikan wilayah yang masih banjir akan surut pada hari ini.

ADVERTISEMENT

"Rencana pagi ini mau disedot banjir belakang dengan Damkar dan SDA, SDA sedang bergerak. Saya tidak bisa bilang hari ini selesai," tuturnya.

Dwi mengatakan warga terdampak banjir sudah diberi bantuan. Termasuk makanan sahur dan takjil bagi para korban banjir yang melaksanakan ibadah puasa.

"Sudah diberikan berturut-turut, memang kita kan tidak bisa memenuhi semua keinginan masyarakat. Semua bantuan-bantuan dari masyarakat sektor-sektor terkait, sudah kemarin (diberikan) dua hari berturut-turut," ucapnya.

Adapun berdasarkan BPBD DKI per pukul 11.00 WIB, banjir di Jakarta tersisa di kawasan Tegal Alur. Ketinggian banjir 30 cm.

"BPBD mencatat genangan dari Jumat (22/03) pagi hari sampai Minggu (24/03) pukul 11.00 WIB masih terjadi di 3 RT atau 0,010% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala BPBD DKI Isnawa Adji dalam keterangannya, Minggu (24/3/2024).

Isnawa mengatakan penyebab banjir di wilayah Jakarta Barat adalah luapan Kali Semongol. Tercatat setidaknya 117 KK atau 362 jiwa mengungsi.

Pompa Sedot Banjir Diduga Rusak

Ketua RW setempat mengatakan salah satu penyebab banjir tak kunjung surut yakni pompa air yang rusak. Dia mengatakan jika semua pompa air berfungsi dengan normal, banjir tidak sampai 1 hari akan tersedot hingga kering.

"Karena awalnya memang pompa di Kali Tanjungan yang biasanya buat nyedot di wilayah RW 01, RW 08, dan RW 12 itu yang beroperasi cuma 1 karena ada kerusakan kemungkinan," ujar Ketua RW 03 Tegal Alur Tubagus Agus Lamran di kediamannya, Jakarta Barat, Minggu (24/3/2024).

Selain itu, ada faktor curah hujan yang tinggi sebagai penyebab banjir kali ini.

"Itu alhamdulillah tersedot biasanya nggak sampai 1 hari sudah kering, kalau pompa kali Tanjungan ini beroperasi dengan baik. Biasanya gitu. Ini karena memang satu, pompa air, kedua curah hujan yang memang lumayan kemarin, terus juga ada buangan," tambahnya.

Dia berharap pompa dapat berjalan kembali normal. Hal itu agar banjir tidak terjadi lagi.

"Ya mudah-mudahan ke depannya rapilah, nggak kaya gini nggak ada lagi banjir, itu saya harapannya, pompa berjalan dengan baik," tuturnya.

Kendala Bantuan ke Warga Terdampak

Tubagus menjelaskan ada kendala penyaluran bantuan ke warganya yang terdampak banjir. Bantuan untuk warganya tidak maksimal karena banyaknya pengungsi.

"Kalau bantuan sebenarnya ukuran maksimal mungkin dari pemerintah sudah maksimal, karena kebanyakan dari pengungsi yang terdampak jadi nggak maksimal diberikan dengan yang terdampak nggak seimbang," ujar Tubagus.

Tubagus mengatakan bantuan yang ada tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan para pengungsi. Dia menegaskan sejauh ini bantuan sudah diberikan kepada para pengungsi, walaupun belum maksimal.

"Biasanya menjelang magrib sampai habis magrib infonya (bantuan). Karena puasa ya biar para pengungsi buka puasa. Tapi bantuan lain sudah didistribusikan terutama untuk di rusun," ucapnya.

Selain itu, data korban banjir di pengungsian yang simpang siur jadi kendala pendistribusian bantuan. Seperti ada warga terdampak banjir yang masih pulang pergi dari pengungsian dan rumahnya.

Warga Sahur Cuma Air Putih saat Banjir Melanda

Banjir melanda kawasan Tegal Alur, Jakarta Barat (Jakbar), di tengah bulan Ramadan. Warga bernama Mira (59) di Rusun Lokbin, Tegal Alur mengatakan kesulitan mencari makanan ketika akan melaksanakan sahur karena warung makan di sekitarnya belum ada yang buka.

Dia pun terpaksa hanya minum air putih ketika sahur.

"Pas banjir gede saya nggak sahur, minum (air putih) doang," ucapnya.

Rupanya air putih juga menjadi menu Mira ketika berbuka puasa. Mira sedikit makan makanan ringan milik anaknya untuk berbuka puasa.

"(Buka puasa) Seadanya, air putih. Kadang minum doang. Ya itu minumnya air putih aja. Sama makanan ciki anak-anak saya makanin aja. Buat ganjel," ucapnya.

Ketika banjir datang pada Jumat (22/3), Mira mengatakan dirinya beserta keluarga selesai melaksanakan sahur. Ketika air datang pada pagi hari, dia sekeluarga langsung menyelamatkan diri.

"(Banjir) pas setelah mau sahur sih, kan dateng air kan udah pagi. Cepet kayak air pasang aja itu, hujan nggak berhenti-henti deres juga," ujar Mira.

Warga lainnya bernama Rahma (57) mengatakan banjir kali ini termasuk yang terparah setelah tahun 2020. Dia berharap pompa untuk menyedot banjir segera diperbaiki.

"Yang parah mah ini. Terus tahun 2020 parah lagi, 2007 parah. Ya mudah-mudahan kedepannya rapih lah, nggak kaya gini nggak ada lagi banjir, itu saya harapannya, pompa berjalan dengan baik," paparnya.

Rahma mengatakan biasanya ketika banjir datang, air bisa lebih cepat surut jika hujan tak kembali turun. Dia menilai banjir kali ini lama surut karena dianggap tidak begitu parah.

"Biasanya semuanya langsung bergerak, segara tim-tim apanya ada lah gitu. Ini ya mungkin karena kita kondisinya dianggap nggak terlalu besar ya, ya sudah kita jalanin aja apa yang bisa kita bantu. Malah keluarga itu ada yang ya sudah biarpun bikin dapur umum kecil. Ya paling cuman untuk buat warga dia, sampai di musholla itu masak sahur bareng-bareng," ucapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads