Polisi mencermati foto lokasi penemuan jenazah wanita dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). Data yang ditemukan pada foto lokasi cocok dengan informasi dari dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Iptu I Gusti Ngurah Putu Krisnha Narayana, mengatakan polisi mendapati kaki jenazah tidak menggunakan alas kaki dan kuku jari tampak keruh dan memanjang. Temuan itu cocok dengan informasi dari dokter forensik RS Polri bahwa jenazah ditemukan dalam kondisi yang tidak terawat.
"Kukunya panjang-panjang, kuku mayat itu. Jadi, dibilang macam nggak terawat begitu lho, kuku-kukunya itu lebih keruh dibanding normalnya. Jenazah ketika ditemukan nggak pakai alas kaki, tidak pula ditemukan sandal pada saat di TKP," kata Iptu Ngurah, dilansir Antara, Rabu (24/1/2024).
Sejumlah benda yang ditemukan di dalam peti kemas bersama jenazah wanita tersebut di antaranya tas, satu sarung dan dua baju di dalam tas, satu baju di luar tas tetapi tidak dikenakan, satu celana pendek yang dikenakan, satu botol plastik kosong, serta plastik berisi gula pasir.
Dia mengatakan kondisi di dalam peti kemas yang tertutup rapat membuat lebih pengap daripada keadaannya terbuka.
"Mungkin kepanasan, kami tidak tahu. Ini gulanya di sini dekat kaki, di sebelahnya ada botol plastik, mungkin air mineral yang sudah habis," kata Ngurah.
Polisi juga menyelidiki isi botol plastik tersebut apakah air minum atau yang lain-lainnya lewat uji laboratorium.
Sejauh ini polisi menggunakan berbagai disiplin ilmu baik murni maupun terapan untuk investigasi ilmiah atau scientific crime investigation (SCI) untuk menyingkap kematian misterius wanita di dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (16/1).
Rangkaian penyelidikan ilmiah itu dilakukan karena ada sejumlah kendala, antara lain sidik jari sulit dideteksi karena kondisi jenazah membusuk.
Polisi juga melakukan uji histopatologi dan toksikologi untuk menentukan penyebab hingga waktu kematian korban. Uji toksikologi akan melihat apakah terdapat zat tertentu dalam tubuh yang menyebabkan kematian, serta apa yang dikonsumsi terakhir oleh wanita tersebut sebelum tewas.
Misalnya, apakah gula pasir dan cairan dalam botol plastik yang ditemukan di lokasi penemuan mayat telah dikonsumsi wanita tersebut atau tidak.
"Itu juga bisa terungkap melalui serangkaian tes," ujarnya.
Sementara itu, uji histopatologi akan melihat apakah pada jaringan organ tubuh dan rambut pada wanita tersebut terdapat tanda-tanda penyakit tertentu sehingga menyebabkan kematian.
Polisi juga melacak rute pelayaran peti kemas berdasarkan nomor di sisi luar peti kemas tersebut. Diketahui, di sisi luar peti kemas warna hijau terdapat nomor SPNU 279186 8 22G1.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Saat Mayat Pasutri Ditemukan Berdampingan di Pantai Area Pusat Kebudayaan Bali':
(jbr/dhn)