Kata Gen Z soal Party Jamu Jadi Tren di Medsos

Kata Gen Z soal Party Jamu Jadi Tren di Medsos

Mulia Budi - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 17:31 WIB
Tukang Jamu di Rumah Lembang
Ilustrasi pemuda memesan jamu (Foto: dok detikcom)
Jakarta -

Tren 'party jamu' di kalangan anak muda atau Gen Z tengah viral di jagat media sosial (medsos). Seorang Gen Z, Riris (25) menyambut positif munculnya tren itu karena bisa meningkatkan ekonomi para penjual jamu tradisional.

"Kalau viral dan banyak yang cari, ibu-ibu jamu juga bisa tetap eksis ya dagangnya, otomatis jadi lebih mudah nyari bakul jamu," kata Riris kepada wartawan, Sabtu (22/11/2025).

Anak-anak Gen Z ramai mengunggah momen minum jamu dari penjual keliling. Mereka bahkan meminum jamu bersama-sama rekan sebaya sehingga muncul sebutan party jamu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian Gen Z juga punya sebutan 'open table jamu' untuk momen meminum jamu bersama-sama ini. Gaya hidup minum jamu untuk solusi sehat dan hilang penat ini sedang jamak ditampilkan generasi muda.

Riris menilai jamu memiliki manfaat untuk kesehatan seperti detoks alami dari sari manfaat rempah-rempahan. Nilai plusnya, lanjutnya, para Gen Z tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan manfaat tersebut.

ADVERTISEMENT

"Terus manfaat buat anak-anak muda juga jadi detoks alami tanpa boncos. Secara jamu minuman enak, sehat dari bahan alami dan tentu harganya terjangkau," ujarnya.

Dia mengaku sudah terbiasa minum jamu sejak kecil. Dia mengatakan jamu favoritnya yakni kunyit atau kunir asem dan beras kencur.

"Jamu itu beneran enak banget. Rasanya minuman paling pas aja di aku. Favoritku kunir asem sama beras kencur, terbaik itu dua, ditambah sensasi jahe anget di akhir, the best pokoknya," ujarnya.

Riris senang masih bisa menemukan penjual jamu saat merantau di Jakarta. Dia mengaku tak cocok minum-minuman anak muda kekinian di kafe.

"Aku tuh Gen Z yang nggak bisa minum kopi, kalau kena kopi perutku nggak enak, dadanya juga deg-degan terus. Nggak tahu karena cafein atau laktosa ya," kata Riris, Gen Z perantau asal Medan ini.

"Sama juga kalau minuman keras, walaupun cuman bir yang 0, berapa persen doang mesti badanku gatal-gatal merah gitu. Emang sangat tidak Gen Z gaul," lanjutnya.

Anak Gen Z lainnya, Syifa (27), juga mendukung tren 'party jamu' yang viral di medsos. Dia menilai tren ini bisa membantu UMKM penjual jamu tradisional di era sekarang.

"Bagus ya kalau dengan adanya tren ini jadi banyak anak muda yang beli jamu, rempah-rempahan asli, aku percaya khasiatnya sih, dan bisa ngebantu hidupin UMKM juga, buat para penjual jamu keliling. Kalau bukan kita yang beli kan siapa lagi," ujar Syifa.

Syifa mengaku sudah terbiasa membeli jamu sejak kuliah. Dia biasa membeli kunyit asem saat sedang haid dan daun sirih untuk proses detoks.

"Aku biasanya beli jamu yang kunyit asem waktu lagi haid sih, kalau lagi nggak lancar, pasti selalu beli itu. Terus kalau lagi ngerasa badan nggak enak kayak rasa banyak racun gitu aku beli yang daun sirih," ujar Syifa.

"Biasanya beli di tukang jamu yang lewat depan rumah, ada yang bawa sepeda, ada yang gendong," tambahnya.

Syifa mengaku belum mencoba semua jenis jamu termasuk brotowali. Namun, dia menyakini manfaat dari jamu untuk tubuh.

"Dari jaman kuliah udah minum jamu sih, dikasih tahu orang tua. Aku ngerasain sendiri manfaatnya, kalau kunyit asem gitu habis minum pas lagi haid itu jadi makin lancar. Cuman yang brotowali gitu belum pernah coba," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(mib/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads