Di Balik Layar Terpilihnya Suhartoyo Jadi Ketua MK

Rumondang Naibaho - detikNews
Jumat, 10 Nov 2023 07:05 WIB
Hakim Konstitusi Saldi Isra dan Hakim Konstitusi Suhartoyo (Ari Saputra/detikcom).
Jakarta -

Hakim-hakim konstitusi telah memilih Suhartoyo menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman. Terjadi cerita dibalik layar terpilihnya Ketua MK dari hanya dua kandidat tersebut.

Pemilihan Ketua MK ini merupakan tindak lanjut putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pada Selasa (7/11) lalu. MKMK sebelumnya memberhentikan Anwar Usman dari jabatan Ketua MK karena terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

Terpilihnya Suhartoyo merupakan hasil dari Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH). Sembilan hakim konstitusi, termasuk Anwar Usman, sepakat memilih Suhartoyo sebagai Ketua MK pada rapat tersebut.

"Yang disepakati dari hasil kami tadi adalah untuk menjadi Ketua MK ke depan adalah Bapak Suhartoyo," ucap Hakim Konstitusi Saldi Isra dalam jumpa pers di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

"Dan saya tetap menjalankan tugas sebagai Wakil Ketua," imbuhnya.

Kandidat Ketua Hanya 2

Pada RPH pukul 09.00 WIB itu, sembilan hakim konstitusi bermusyawarah. Hanya ada dua kandidat Ketua MK, yaitu Suhartoyo, dan Saldi Isra. Enam hakim mengatakan tak bersedia menjadi kandidat Ketua MK.

"Kami semua sudah bermusyawarah dan mengeluarkan pandangan masing-masing secara bergilir dan setelah itu kita sampai pada titik masing-masing hakim konstitusi menyebut nama siapa yang diinginkan untuk menjadi ketua," kata Saldi dalam jumpa pers pengumuman hasil RPH, di Mahkamah Konstitusi, Kamis (9/11/2023).

"Akhirnya pertemuan tadi memunculkan dua nama. Satu, karena yang lain menyatakan tidak bersedia jadi ketua, sehingga memunculkan dua nama. Nama yang muncul adalah, secara berurutan Saldi Isra, yang satu lagi Bapak Dr Suhartoyo," lanjutnya.

Saldi menuturkan, beberapa di antara enam hakim itu tak bersedia karena beberapa hal. Hakim Arief Hidayat, kata dia, yang disebut memilih untuk mengambil peran lain.

"Pak Manahan sudah mau pensiun. Pak Wahid sudah mau pensiun, dan yang lain-lain merasa dua nama ini sebetulnya orang yang bisa didorong ke depan untuk kayak loko gitu ya, pimpinan kolektif," ungkapnya.

Lebih lanjut, Saldi juga menuturkan dirinya dan Suhartoyo juga sudah cukup lama menjadi hakim konstitusi.

"Kami bersembilan tadi bersepakat bahwa memberikan kesempatan kepada 2 hakim konstitusi yang disebut dalam RPH tadi untuk berdiskusi berdua. Jadi tadi 7 dari 9 hakim konstitusi meninggalkan ruangan, ada break tadi antara saya dan Bapak Suhartoyo di dalam ruang RPH untuk mendiskusikan, siapa yang mau jadi ketua dan siapa yang mau menjadi wakil ketua," papar Saldi.

Saldi mengatakan hakim lain memberi kesempatan kepada Suhartoyo dan Saldi untuk berdiskusi. Dalam kesempatan itu, ungkap Saldi, mereka membahas soal siapa yang mau jadi ketua dan siapa yang mau jadi wakil.

"Sembari melakukan refleksi dan dengan dorongan ada semangat untuk perbaiki MK setelah beberapa kejadian terakhir, akhirnya kami berdua sampai pada keputusan bahwa yang disepakati," beber Saldi.

"Dari hasil (diskusi) kami berdua tadi, untuk jadi ketua MK ke depan adalah Bapak Dr. Suhartoyo, dan saya tetap menjalankan tugas sebagai wakil ketua," lanjut Saldi.

Simak Video 'Suhartoyo Jadi Ketua MK: Kalau Ada yang Tidak Baik, Kritik Kami':

Selanjutnya: Diskusi Suhartoyo dan Saldi




(aik/isa)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork