Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberikan sanksi kepada industri yang tidak memasang scrubber. Scrubber diketahui sebagai alat yang dipakai untuk mengendalikan pencemaran udara.
Dikutip dari laman KLHK dan BRIN, scrubber adalah alat sistem udara buang untuk mengendalikan pencemaran udara. Scrubber berfungsi untuk membersihkan gas buang sebelum diemisikan ke atsmosfer.
Prinsip kerja dari sistem ini ialah dengan menghisap udara/uap menggunakan blower dari peralatan yang terhubung dengannya, menggunakan pipa (ducting), kemudian udara disemprot air.
Selanjutnya udara itu akan dilepas ke lingkungan melalui cerobong setelah disaring menggunakan filter High Effeciency Particulate Air (HEPA).
Adapun aturan teknis pemakaian scrubber itu juga sudah tertuang Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Industri Wajib Pakai Scrubber
Sebelumnya, Jokowi memperingatkan industri yang belum memakai scrubber. Kebijakan itu dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya.
"Sanksi pasti dan bisa ditutup. Kemarin pas rapat sudah disampaikan, kalau tidak mau memperbaiki, tidak pasang scrubber, tegas untuk ini, karena harga kesehatan yang harus kita bayar sangat mahal sekali," kata Jokowi saat kunjungan di SMKN Jateng, Semarang, seperti dilansir detikJateng, Rabu (30/8).
Bagi Jokowi, penanganan polusi di Jakarta perlu dilakukan bersama. Mulai dari beralih ke transportasi publik hingga penanaman pohon.
"Perpindahan dari transportasi pribadi ke transportasi publik, ke transportasi massal. Penanaman pohon yang sebanyak-banyaknya, di kantor-kantor, di halaman kantor-kantor, memang belum ada pohonnya, diwajibkan dan diharuskan," kata Jokowi.
Beberapa hal sudah dilakukan pemerintah. Termasuk modifikasi cuaca, pengecekan emisi kendaraan, dan pengawasan ke industri dan PLTU.
"Pengawasan kepada industri, PLTU, semuanya sekarang ini dilakukan. Kepada sepeda motor, mobil, kita cek semuanya emisinya. Memang perlu kerja total, kerja bersama-sama, tetapi memerlukan waktu, tidak bisa langsung. Termasuk pemakaian mobil listrik banyak yang kita kerjakan untuk menyelesaikan ini. Tapi memang bertahap," ujar Jokowi.
(rdp/imk)