Polusi Udara Jakarta, PKB Pertanyakan Program Perlindungan Lingkungan

Dwi Rahmawati - detikNews
Selasa, 29 Agu 2023 12:17 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Sjamsurijal menyoroti polusi udara di wilayah Jabodetabek yang semakin parah. Ia mempertanyakan program perlindungan lingkungan di kementerian terkait.

"Polusi parah yang saat ini kita rasakan di Jabodetabek merupakan dampak nyata dari perubahan iklim. Sementara program perlindungan lingkungan termasuk penanggulangan iklim ini telah gencar dilakukan lebih dari 10 tahun lalu. Jadi bagaimana pertanggungjawab kementerian/lembaga (K/L) yang mengurusi persoalan ini," ujar Cucun dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).

Cucun mengatakan buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya mempunyai dampak serius bagi kesehatan masyarakat. Berdasarkan data WHO, katanya, material dalam polutan PM 2,5 bisa memicu berbagai gangguan infeksi saluran pernapasan, kanker paru, kardiovaskular, hingga kematian dini.

"Situasi yang saat ini terjadi di Jakarta dan sekitarnya tidak bisa disepelekan begitu saja dampaknya. Kondisi ini jika tidak ditangani serius akan juga terjadi di kota-kota besar lain di Indonesia," ucap Cucun.

Wakil Ketua Banggar DPR ini pun meminta BPK melakukan audit khusus terhadap anggaran penanggulangan dampak perubahan iklim yang ada di berbagai kementerian atau lembaga. Dia menyebut anggaran dari APBN untuk perlindungan lingkungan hidup dari tahun ke tahun relative besar, di 2019 misalnya pemerintah mengalokasikan Rp16,1 triliun, 2020 Rp13,0 triliun, 2021 Rp14,0 triliun, 2022 dialokasikan Rp12,8 triliun, dan tahun ini sebesar Rp13,9 triliun.

"Upaya penanggulangan iklim ini menjadi concern Presiden Jokowi. Artinya hampir tiap tahun ada anggaran yang dialokasikan untuk membiayai program tersebut di K/L. Tapi faktanya kita masih mengalami polusi udara dengan derajat keparahan luar biasa, maka perlu ada audit khusus dari BPK," sambungnya.

Ia mendesak pemerintah merealisasikan komitmen dari negara-negara G-20 terkait program Just Energi Transisition Partnership (JETP) yang akan mengubah pembangkit listrik berbahan fosil ke energy terbarukan. Negara G-20 berkomitmen mengalokasikan USD 20 juta melalui berbagai skema.

"Salah satu pemicu polusi di Jakarta adalah adanya pembangkit listrik berbahan fosil, jika JETP bisa direalisasikan maka akan sangat mengurangi polusi dan dampak perubahan iklim di tanah air," pungkasnya.




(maa/gbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork