Sejumlah pedagang pakaian bekas impor di Pasar Senen, Jakarta Pusat meminta pemerintah memberikan solusi setelah menerapkan larangan. Pedagang menilai menutup lapak dagangan yang menjadi sumber penghasilan mereka sama saja membunuh mereka secara perlahan.
"Kita hanya minta dikasih jalan keluar, apa kira-kira kelanjutan dari baju bekas ini. Bukan penutupan ya yang kita minta, bukan, itu bukan solusi," kata perwakilan pedagang pakaian Pasar Senen, Rifai Silalahi, saat ditemui di kawasan Pasar Senen, Sabtu (25/3/2023).
"Kalau disuruh tutup, itu artinya bisa membunuh secara perlahan-lahan jutaan orang yang (penghasilannya) tersangkut dengan pakaian bekas ini," tambahnya.
Sebagai pedagang, Rifai berharap pemerintah memberikan solusi. Dia juga berharap pedagang dilibatkan dalam pembahasan solusi.
Rifai berpendapat melegalkan impor pakaian bekas sebenarnya bisa menjadi pilihan. Pedagang, lanjutnya, lebih bersedia jika diharuskan membayar pajak asal regulasinya jelas.
"Jadi solusinya yaitu antara dilegalkan atau kebijakan dari Kemendag dikasih kuota, beri pengaturan yang jelas. Karena gini, sentra-sentra baju bekas itu sebenarnya seluruh Indonesia bisa dibikin, biar pemerintah bisa mengontrol untuk diatur," ucapnya.
"Jangan ditutup, tinggal pengaturannya yang perlu. Dikontrol lebih bagus. Kalau disuruh bayar pajak justru sebenarnya kita beribu terimakasih, lebih seneng kita. Dari pada sekarang barang ini masuk secara ilegal. Yang kitapun tidak tahu siapa oknum yang mendapat keuntungan dari hal itu," pungkasnya.
Pakaian Bekas Bukan Sampah
Rifai juga menepis narasi yang menyebutkan pakaian bekas seperti sampah. Dia menyampaikan, meski bukan produk baru, pakaian bekas yang dijual merupakan barang layak pakai.
"Ini kan yang impor baju, layak pakai, yang masih bisa dipakai. Kalau sampah, kita kan nggak bisa pakai," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Kiamat Pakaian Bekas Impor di RI: Digerebek Polisi-Dibakar Mendag':
(aud/aud)