Aksi Kejam Duloh Habisi 9 Nyawa Selalu di Gelapnya Malam

Aksi Kejam Duloh Habisi 9 Nyawa Selalu di Gelapnya Malam

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 03 Feb 2023 07:51 WIB
Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat
Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Serial killer Solihin alias Duloh (63) tega menghabisi nyawa 9 korban yang rata-rata adalah tenaga kerja wanita (TKW). Duloh menjadi gelap mata karena iming-iming imbalan ratusan juta rupiah dari tersangka Wowon Erawan alias Aki (60).

Wowon bersama Duloh, dan juga Dede Solehudin (34), melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang terhadap sejumlah TKW. Satu per satu korban dibunuh oleh Wowon cs karena menagih janji penggandaan uang.

Di luar TKW, ada juga korban anak-anak bernama Bayu (2) yang juga anak dari Wowon dan Ai Maemunah (43), korban tewas diracun di Bekasi. Wowon punya dalih sendiri mengapa sampai tega membunuh Bayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wowon cs melakukan pembunuhan selama bertahun-tahun hingga kekejian mereka terbongkar usai meracuni Ai Maemunah dan anak-anaknya. Seluruh korban dibunuh oleh Duloh di kesunyian dan gelapnya malam.

Duloh Tergiur Iming-iming Imbalan Rp 500 Juta

Dalam wawancara di Polda Metro Jaya, Selasa (31/1/2023), Duloh mengaku mengikuti perintah Aki Banyu, yang tak lain adalah Wowon, karena iming-iming imbalan Rp 500 juta. Namun hingga akhirnya ia tertangkap tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, uang itu tak pernah didapatnya.

ADVERTISEMENT

"Kamu mau nggak ikut sama saya, harus gini... gini... gini.... Caranya gimana, 'Kan saya punya mantan mertua sama istri harus dilenyapkan'," Duloh menirukan percakapan dengan Wowon.

Lubang tempat jasad Bayu (2) korban serial killer dibunuh di rumah Solihin alias Duloh (63) di Cianjur, Jawa Barat.Lubang tempat jasad Bayu (2) korban serial killer dibunuh di rumah Solihin alias Duloh (63) di Cianjur, Jawa Barat. Foto: (Mei Amelia/detikcom)

"Saya tanya dilenyapkan gimana, dia jawab 'dihabisi, dibunuh, kamu berani nggak'. Kalau ada suruhan dikasih uang gede, pasti mau. 'iya nanti dikasih Rp 500 juta', tapi masih banyak katanya, belum sempat bilang dia," tambah Wowon.

Para Korban Dibunuh pada Malam Hari

Cerita diawali dengan pembunuhan ibu dan anaknya, Noneng dan Wiwin. Noneng adalah mertua Wowon, sedangkan Wiwin adalah istri pertama Wowon.

Wowon membunuh Noneng dan Wiwin pada Maret 2021 atau sebulan setelah korban lain Wowon, Siti Fatimah tewas di perairan Bali pada Februari 2021. Noneng dan Wiwin dibunuh sekaligus pada malam yang sama di rumah Duloh di Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.

"Semalam itu bersama-sama Noneng jam 10.00 (malam) sudah lenyap. Wiwin jam 10.30 malam datang dianterin sama Wowon," kata Duloh.

Wowon kemudian menarik Wiwin ke dapur. Pada pukul 23.00 WIB lewat, Duloh membunuh Wiwin dengan cara dicekik.

Tepat pukul 00.00 WIB, jasad Noneng dan Wiwin dikubur di galian tanah yang sudah disiapkan oleh Wowon di belakang rumahnya. Pukul 01.00 WIB dini hari, Wowon selesai menguburkan Noneng dan Wiwin.

Simak video 'Nggak Berani Bantah Wowon, Alasan Duloh Tega Habisi Nyawa Bayu':

[Gambas:Video 20detik]





Baca di halaman selanjutnya: TKW Parida dibunuh....

Dari Korban Parida hingga Maemunah


Korban berikutnya adalah Parida, seorang TKW asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Parida tewas diracun dan dicekik oleh Duloh pada Juli 2021, di sebuah rumah yang dikontrak oleh Wowon di Cicurug, Kertajaya, Cianjur, Jawa Barat.

"Sampai jam 7.00-08.00 malam, sama bapak (Parida) dikasih kopi (racun). Kata Wowon dikasih satu, jam 8.00-8.30 malam dia (Parida) bilang puyeng, pusing. Saya bilang 'kalau puyeng tidurin aja'. (Parida) nggak bisa tidur, malah keluar busa (dari mulutnya)," kata Wowon.

Melihat kondisi Parida itu, Duloh kemudian mencekiknya.Setelah Parida tewas, Duloh menguburnya di dalam rumah kontakan di Cicurug, Kertajaya, Cianjur, Jawa Barat. Duloh menutup kembali kuburan itu dengan semen.

Berikutnya adalah Bayu (2), anak dari Wowon dan Ai Maemunah yang juga tewas diracun. Berbeda dengan korban lain, Bayu dieksekusi langsung oleh Duloh sekitar September 2022, di samping rumah Wowon di Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.

Duloh mencekik Bayu hingga tewas malam hari itu. Setelah itu, jasad Bayu langsung dikubur.

Rumah kontrakan yang pernah dihuni Farida dan Wowon serta keluarganya.Rumah kontrakan yang pernah dihuni Farida dan Wowon serta keluarganya. (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)

Beberapa bulan setelah membunuh Bayu, Duloh mendapat perintah dari Wowon untuk membunuh Ai Maemunah dan anak-anaknya. Ai Maemunah dan dua anaknya, Ridwan dan Riswandi, tewas diracun di kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Mereka diracun pada pukul 00.30 WIB. Korban Ai Maemunah dan anak-anaknya sempat berteriak hingga bikin Duloh panik. Duloh lalu melarikan diri dari kontrakan tersebut, meninggalkan Dede yang juga meminum racun tersebut.

Duloh batal menguburkan Maemunah dan anak-anaknya karena panik dan melarikan diri. Pembunuhan terakhir inilah yang kemudian membuat Duloh dan Wowon ditangkap tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Baca selanjutnya: Duloh mengaku siap dihukum....

Duloh Mengaku Menyesal dan Siap Dihukum

Total sembilan orang tewas dalam kasus pembunuhan berantai serial killer Wowon cs di wilayah Bekasi hingga Cianjur. Solihin alias Duloh (63), salah satu tersangka dalam kasus tersebut, mengaku menyesal.

Dalam wawancara dengan tim detikcom, Selasa (31/1/2023), Duloh mengungkapkan rasa penyesalannya. Ia menyampaikan permintaan maaf atas pembunuhan tersebut. Sebagaimana diketahui, Duloh berperan sebagai eksekutor untuk membunuh semua korban dalam kasus ini.

Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa BaratSolihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat Foto: Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Mei Amelia/detikcom)

"Sama korban, keluarganya sampaikan saya meminta maaf sudah ada kesalahan dari saya. saling maaf-maafin," kata Duloh.

Duloh mengatakan siap mendapatkan ganjaran atas aksinya tersebut, termasuk hukuman mati. Untuk menebus dosanya, Duloh mengatakan akan mengirimkan doa untuk para korban.

"Siap (dihukum). Yang sudah meninggal saya akan kasih doa di alam kubur," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads