Ai Maemunah (43) dan dua anaknya tewas setelah diracun tersangka Solihin alias Duloh (63). Istri ke-5 tersangka Wowon Erawan alias Aki (60) itu tewas setelah minum kopi terakhir yang diracik Duloh.
Ai Maemunah dan dua anaknya, Riswandi dan Ridwan, tewas diracun di rumah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi. Neng Ayu (5), anak Ai Maemunah dan Wowon, selamat dari maut kopi beracun.
Dalam wawancara di Polda Metro Jaya, Selasa (31/1/2023), Duloh menceritakan detik-detik dirinya meracuni Ai Maemunah dan anak-anaknya, termasuk Dede Sholehudin alias Dede (34). Dede, yang juga tersangka dalam kasus ini, selamat dari maut.
Duloh dan Dede menjemput Ai Maemunah dan anak-anaknya dari Cipeuyeum, Cianjur. Ai Maemunah dan anak-anaknya kemudian dibawa ke kontrakan milik saksi Jeding di Ciketing Udik. Di sana, Dede sudah menyiapkan lubang yang sebelumnya akan digunakan untuk mengubur Maemunah dan anak-anaknya.
"Sesudah hari Sabtu, Bapak pulang menjemput Ai, Ridwan, Neng Ayu, bertiga. Hari Minggu berangkat jam 3 sore, sampai Bekasi jam 10 malam. Bapak nggak sempat nginep, karena ada orang yang mau minta tolong ngobatin yang kesurupan. Silakan saja Pak kalau ada apa-apa bilang Ai katanya," kata Duloh.
Hingga kemudian, Wowon mengeksekusi para korban pada Kamis (12/1), setelah Wowon memintanya segera mengeksekusi. Wowon merasa dendam kepada Maemunah dengan dalih tak dirawat saat dirinya sakit.
"Hari Rabu (11/1) Bapak disuruh pergi, ditelepon sama si Wowon. 'Hari Rabu malam Kamis harus dilenyapkan itu istri saya, anak tiri saya, sama anak saya'," kata Duloh menirukan percakapan dengan Wowon.
Duloh mengatakan meyakinkan Ai Maemunah untuk minum kopi pada malam terakhir atas perintah Aki Banyu, yang merupakan sosok fiktif rekaan Wowon.
"Malam ini terakhir harus minum kopi dua kali, nurut, suruh Aki Banyu juga sama kayak gitu. Bapak ngomong sekalian saja kan si Ai juga sudah tahu sudah dibilangin juga sama Aki Banyu harus minum dua kali," kata Duloh.
![]() |
Kopi Malam Terakhir
Pada Rabu (11/1) sekitar pukul 20.30 WIB, Duloh bergegas mencari kopi saset. Supaya tak dicurigai, ia juga membeli gorengan untuk disuguhkan kepada para korban.
"Jam 9 malam bilang Bapak, 'harus ngopi dulu sebelum tidur'. Tapi minum kopi ini malam terakhir, harus minum dua kali (jam 21.00 WIB) sama jam 00.00 WIB lewat. Sesudah itu habis gorengan sampai jam 10-11 malam pada tiduran Ai, Ridwan, Wandi (Riswandi), Dede, ada di situ," kata Duloh.
Duloh juga berpura-pura tidur. Tepat pukul 00.00 WIB, Duloh bangun dan mulai meracik kopi beracun.
"Karena ada tugas dari Wowon harus cepat-cepat katanya, sesudah itu Bapak ngisi kopi 4 saset, satu punya Bapak nggak diisi. Yang satu (diberi) dua racunnya, tiga (gelas) kasih 7 (racun tikus)," ucapnya.
Duloh kemudian memasak air di perapian menggunakan kayu bakar. Plastik bekas racun dia gunakan untuk mempermudah agar kayu cepat menyala.
"Sesudah itu Dede dibangunin 'kamu jangan enak-enekan wae (saja), harus bantu dong, harus bersama', 'Siap' katanya, bangun dia. Gantian Bapak di depan dia masak sampai mendidih," ujarnya.
Empat gelas kopi yang sudah berisi racun itu kemudian ditunggu hingga airnya hangat kuku. Setelah itu, Duloh kemudian membangunkan Ai Maemunah dan anak-anaknya yang sedang tidur lelap.
Halaman selanjutnya: reaksi Ai Maemunah....
Simak Video: Nggak Berani Bantah Wowon, Alasan Duloh Tega Habisi Nyawa Bayu