Kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, sempat menghebohkan publik. Penyelidikan kasus itu pun berjalan satu bulan hingga polisi bisa mengungkap penyebab kematian para korban.
Jasad satu keluarga itu pertama kali ditemukan pada Kamis (10/11). Saat itu ada empat orang dalam satu rumah yang ditemukan tewas.
Polda Metro Jaya lalu turut melibatkan sejumlah ahli forensik dalam penyelidikan kasus kematian keluarga tersebut. Satu bulan berselang, tepatnya pada Jumat (9/11), polisi beserta tim ahli forensik menyampaikan hasil akhir penyelidikan kasus kematian keluarga Kalideres.
Sekeluarga di Kalideres dinyatakan meninggal secara wajar. Polisi memastikan tidak ada pidana dalam kematian sekeluarga tersebut.
Berikut lini masa perjalanan pengungkapan kasus kematian keluarga Kalideres:
10 November
Penemuan Jasad Korban
Jasad satu keluarga itu ditemukan pertama kali pada Kamis (10/11). Total, ada empat korban ditemukan warga di dalam rumah.
Keempat korban itu bernama Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (68), Budiyanto Gunawan (68), dan Dian (42). Keempat korban itu memiliki hubungan ayah, ibu, paman, dan anak.
Laporan penemuan jasad tersebut diterima pada Kamis (10/11) pukul 20.00 WIB di Perum Citra I Extension Blok AC5 RT 7 RW 7 Kalideres, Jakbar. Awalnya pihak RT mencium bau tak sedap dari dalam rumah tersebut.
11 November
Polisi Umumkan Dugaan Awal Kematian Sekeluarga
Polres Metro Jakarta Barat lalu menggelar konferensi pers perihal temuan mayat satu keluarga tersebut pada Jumat (11/11). Momen ini pertama kali kepolisian secara resmi menjelaskan hasil temuan awal dalam kasus tersebut.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce saat itu mengatakan, dari hasil autopsi terhadap para korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Dari hasil autopsi awal saat itu disebutkan keempat korban tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup lama.
"Jadi berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena ditemukan dari otot-otot sudah mengecil," jelas Pasma kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (11/11).
Pasma mengungkapkan keempat korban diduga mengalami dehidrasi. Hal in menyebabkan mayat 'mengering'.
"Di dalam lambungnya tidak ada isi makanan, artinya ini sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu tidak ada mengkonsumsi makanan dan otot-ototnya sudah mengecil. Artinya, ini ada kekurangan cairan, dehidrasi, sehingga tubuh mayat ini menjadi kering," kata Pasma.
12 November
Polda Metro Turun Tangan
Dugaan keluarga Kalideres tewas karena kelaparan ini kemudian memunculkan spekulasi-spekulasi. Polisi lalu melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kembali pada Sabtu (12/11).
Sebelumnya polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi. Saat itu total ada enam saksi yang diperiksa mulai dari Ketua RT hingga dua kerabat dari keempat korban.
Di hari ini tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah kendali Kombes Hengki Haryadi ikut turun tangan melakukan penyelidikan. Hengki mengatakan dugaan korban tewas kelaparan bukan akhir dari penyelidikan.
Hengki Haryadi mengatakan proses penyelidikan dengan mengedepankan metode ilmiah saat ini masih berlangsung. Artinya, dugaan korban meninggal akibat kelaparan hingga saat ini belum menjadi kesimpulan akhir.
"Yang utama secara scientific crime investigation tim Polda Metro Jaya dan Polres Jakbar masih terus mendalami dan menanti hasilnya, baik dari kedokteran forensik maupun laboratorium forensik. Artinya, diksi kematian disebabkan karena kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan. Tim lapangan kami masih terus bergerak di lapangan," ucap Hengki Haryadi kepada detikcom, Sabtu (12/11).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Simak Video: Fakta-fakta Kematian Satu Keluarga di Kalideres
(ygs/mei)