Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo, mengungkapkan sejumlah keterangan saat sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Jaksel). Ferdy Sambo mengatakan membuat skenario tembak menembak untuk melindungi Bharada Richard Eliezer.
Duduk dalam sidang ini terdakwanya adalah Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf. Eliezer didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat.
Eliezer disebut dengan sadar dan tanpa ragu menembak Yosua. Dalam perkara ini, para terdakwa didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Berikut sejumlah klaim Ferdy Sambo:
1. Alasan Ferdy Sambo Bikin Skenario
Ferdy Sambo mengatakan skenario tembak menembak dibuat berdasarkan pengalamannya. Sambo mengatakan ketika di rumah Duren Tiga, dia mengkonfirmasi peristiwa di rumah Magelang ke Yosua. Kemudian karena tidak mendapat jawaban yang enak dari Yosua, akhirnya dia memerintahkan Eliezer 'hajar Chad'.
"Hajar Chad, kamu hajar Chad, kemudian ditembaklah Yosua, semakin maju, kejadian cepat sekali, sampai sekian detik, saya bilang setop, berhenti. Begitu lihat Yosua jatuh dan berlumuran darah, saya jadi panik. Saya nggak tahu gimana harus menyelesaikan penembakan ini," kata Ferdy Sambo saat bersaksi di PN Jaksel, Rabu (7/12).
Karena panik seusai penembakan itu, Sambo memikirkan apa yang harus dia katakan atas peristiwa. Kemudian, menurutnya, terlintaslah skenario tembak menembak.
"Kemudian saya berpikiran, pengalaman saya, bahwa peristiwa ini tembak menembak, kemudian saya lihat senjata Yosua di pinggang (Yosua), dan mengarahkan tembakan ke dinding," ucap Sambo.
"Setelah itu saya lihat ini harus ada bekas tembakan, kemudian saya ambil tangan Yosua, dan menggenggam tangan Yosua kemudian menggenggam senjata Yosua tembak ke atas, dan setelah itu saya lap senjata Yosua dengan masker, kemudian saya letakkan di dekat Yosua," tutur Sambo.
"Karena di pengalaman dinas saya di Perkap 1/2009 tentang penggunaan senjata api itu, Yang Mulia, yang bisa menyelamatkan anggota dalam kontak tembak itu adalah dalam rangka melindungi diri sendiri dan orang lain," imbuhnya.
2. Skenario demi Selamatkan Eliezer
Ferdy Sambo mengklaim membuat skenario tembak-menembak antara Richard Eliezer dan Yosua Hutabarat untuk menyelamatkan Richard. Hakim pun menanyakan kepercayaan diri Sambo mengenai skenario itu.
Awalnya hakim Wahyu Imam Santoso bertanya mengenai alasan Sambo membuat skenario tembak-menembak. "Kemudian Saudara mengatakan bahwa Saudara membuat alasan tembak-menembak itu karena bisa melepaskan Richard ya?" tanya hakim kepada Sambo.
"Iya, Yang Mulia," jawab Sambo.
Hakim lantas bertanya seberapa percaya dirinya Sambo terkait skenario yang dibuatnya untuk menyelamatkan Richard itu. Sambo malah menjawab dengan mengaku salah.