3 Klaim Ferdy Sambo Selamatkan Eliezer dengan Skenario

3 Klaim Ferdy Sambo Selamatkan Eliezer dengan Skenario

Yogi Ernes, Zunita Putri - detikNews
Kamis, 08 Des 2022 08:42 WIB
Jakarta -

Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo, mengungkapkan sejumlah keterangan saat sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (Jaksel). Ferdy Sambo mengatakan membuat skenario tembak menembak untuk melindungi Bharada Richard Eliezer.

Duduk dalam sidang ini terdakwanya adalah Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf. Eliezer didakwa bersama-sama dengan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat.

Eliezer disebut dengan sadar dan tanpa ragu menembak Yosua. Dalam perkara ini, para terdakwa didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejumlah klaim Ferdy Sambo:

1. Alasan Ferdy Sambo Bikin Skenario

Ferdy Sambo mengatakan skenario tembak menembak dibuat berdasarkan pengalamannya. Sambo mengatakan ketika di rumah Duren Tiga, dia mengkonfirmasi peristiwa di rumah Magelang ke Yosua. Kemudian karena tidak mendapat jawaban yang enak dari Yosua, akhirnya dia memerintahkan Eliezer 'hajar Chad'.

ADVERTISEMENT

"Hajar Chad, kamu hajar Chad, kemudian ditembaklah Yosua, semakin maju, kejadian cepat sekali, sampai sekian detik, saya bilang setop, berhenti. Begitu lihat Yosua jatuh dan berlumuran darah, saya jadi panik. Saya nggak tahu gimana harus menyelesaikan penembakan ini," kata Ferdy Sambo saat bersaksi di PN Jaksel, Rabu (7/12).

Karena panik seusai penembakan itu, Sambo memikirkan apa yang harus dia katakan atas peristiwa. Kemudian, menurutnya, terlintaslah skenario tembak menembak.

"Kemudian saya berpikiran, pengalaman saya, bahwa peristiwa ini tembak menembak, kemudian saya lihat senjata Yosua di pinggang (Yosua), dan mengarahkan tembakan ke dinding," ucap Sambo.

"Setelah itu saya lihat ini harus ada bekas tembakan, kemudian saya ambil tangan Yosua, dan menggenggam tangan Yosua kemudian menggenggam senjata Yosua tembak ke atas, dan setelah itu saya lap senjata Yosua dengan masker, kemudian saya letakkan di dekat Yosua," tutur Sambo.

"Karena di pengalaman dinas saya di Perkap 1/2009 tentang penggunaan senjata api itu, Yang Mulia, yang bisa menyelamatkan anggota dalam kontak tembak itu adalah dalam rangka melindungi diri sendiri dan orang lain," imbuhnya.

2. Skenario demi Selamatkan Eliezer

Ferdy Sambo mengklaim membuat skenario tembak-menembak antara Richard Eliezer dan Yosua Hutabarat untuk menyelamatkan Richard. Hakim pun menanyakan kepercayaan diri Sambo mengenai skenario itu.

Awalnya hakim Wahyu Imam Santoso bertanya mengenai alasan Sambo membuat skenario tembak-menembak. "Kemudian Saudara mengatakan bahwa Saudara membuat alasan tembak-menembak itu karena bisa melepaskan Richard ya?" tanya hakim kepada Sambo.

"Iya, Yang Mulia," jawab Sambo.

Hakim lantas bertanya seberapa percaya dirinya Sambo terkait skenario yang dibuatnya untuk menyelamatkan Richard itu. Sambo malah menjawab dengan mengaku salah.

"Dan Saudara percaya diri untuk melakukan skenario itu?" tanya hakim.

"Itulah kesalahan saya, Yang Mulia," jawab Sambo.

"Bukan, nanti dulu mengenai kesalahan nanti dulu," tutur hakim.

Setelah itu, majelis hakim menanyakan tentang apa yang dilakukan Sambo usai pembunuhan Yosua. Sambo mengaku menghubungi Karo Provos, Karo Paminal, serta Kasubdit di Bareskrim tetapi untuk Kasubdit itu ada di Medan.

3. Debat Panas Lindungi Eliezer

Ferdy Sambo sempat berbicara dengan nada tinggi karena terus dicecar oleh pengacara Bharada Richard Eliezer, yang juga duduk sebagai terdakwa kasus yang sama. Sambo tampak kesal kepada pengacara Richard.

"Saksi sampaikan kalau di lantai 3 di (rumah) Saguling, 'Kalau dia lawan, tembak aja'. Saksi sampaikan di Duren Tiga itu, 'Hajar Chad'. Bisa perjelas hajar pakai tangan atau kaki?" tanya pengacara Eliezer dalam sidang.

Sambo menjawab dirinya punya bayangan Richard Eliezer akan menghajar Yosua dengan cara apa. Namun ternyata, kata Sambo, Eliezer melepaskan tembakan ke arah Yosua.

"Saya nggak pikir hajar pakai tangan atau kaki atau senjata. Tapi sudah terjadi penembakan, sehingga saya sampaikan saya akan tanggung jawab," kata Sambo.

Pengacara Eliezer kembali bertanya tentang bentuk konkret pertanggungjawaban Sambo terhadap Eliezer. Sambo mengatakan dia bertanggung jawab dengan berupaya melindungi Eliezer.

"Sudah saya sampaikan untuk melindungi Richard dengan cara tidak benar dan itu kesalahan saya," ucap Ferdy Sambo.

Pengacara Eliezer bertanya lagi perihal yang sama. "Saksi sampaikan akan tanggung jawab. Apa yang akan dijadikan tanggung jawab di masa depan (Eliezer) yang terancam hilang dan masih muda?" tanya pengacara Eliezer.

Sambo pun menuturkan dirinya tak bisa menjawab bentuk tanggung jawabnya kepada Eliezer karena sekarang posisinya sendiri sebagai orang yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.

"Ya saya nggak bisa menjawab, karena posisi saya sudah harus pertanggungjawabkan perbuatan saya," jawab Sambo.

Pengacara Eliezer lainnya lalu menilai pernyataan Sambo hanya seolah-olah ingin melindungi kliennya. Pengacara itu lalu menyebut Sambo tak jujur.

"Tampaknya saksi berargumentasi seolah-olah ingin lindungi klien kami, saya nggak lihat kejujuran dari saksi. Jika itu keputusan Richard untuk tembak Yosua, seharusnya Anda sebagai Kadiv Propam harus proses Richard," tutur pengacara Eliezer.

Mendengar disebut tak jujur, Sambo kemudian menegaskan dirinya akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tapi dia tak bertanggung jawab atas hal yang tak dia lakukan.

"Saya sudah saya sampaikan, saya akan tanggung jawab apa yang saya lakukan. Yang tidak saya lakukan, saya tidak akan bertanggung jawab," tegas Sambo.

Saat Sambo bicara soal tanggung jawab, pengacara Eliezer pun menyinggung soal kewajiban Sambo saat peristiwa penembakan terjadi. "Bukankah polisi adalah berkewajiban tangkap kejahatan, dalam hal ini Richard (karena menembak Yosua)?" tanya pengacara Eliezer.

"Saya sudah sampaikan saya terima risiko dan dipecat, saya sudah menerima akibat dari yang penasihat hukum (Eliezer) sampaikan. Bahwa saya nggak pakai logika dan segala macam, saya sudah dipecat," ungkap Sambo.

Pengacara Eliezer lalu menanyakan pendapat Sambo soal penyebab kematian Yosua. "Sepengetahuan saya, ya karena penembakan," jawab Sambo.

Lebih lanjut, pengacara Eliezer bertanya ke Sambo, apakah dia turut andil dalam kematian Yosua. Pertanyaan ini tampak membuat kesal Sambo.

"Sepengetahuan Saudara kalau karena penembakan Richard apa Saudara miliki andil?" timpal pengacara Eliezer.

"Harusnya sudah bisa menilai. Kalau saya nggak ada andil, nggak mungkin saya duduk di sini!" ucap Sambo dengan nada suara agak tinggi.

Pengacara Eliezer kemudian bertanya lagi apakah Eliezer selalu mematuhi Sambo. Sambo pun mengatakan Eliezer selalu mematuhinya. Dia juga menegaskan selama ini sudah menjaga Eliezer.

"Sebelum peristiwa, semuanya (ajudan) nurut sama saya, saat setelah kejadian saya pinjamkan senjata dia, jadi jangan bilang saya nggak tanggung jawab, saya jaga dia!" ucap Sambo dalam sidang.

Halaman 2 dari 3
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads