Tak ada angin dan tak ada hujan, Plt Dirjen Imigrasi Widodo Ekatjahajana mundur dari bursa kursi panas Dirjen Imigrasi. Widodo mundur di saat banyak apresiasi positif terhadap kinerja Ditjen Imigrasi dua bulan terakhir. Ada apa?
Berdasarkan jadwal seleksi yang dilansir Kemenkumham, Senin (21/11/2022), hari ini dijadwalkan wawancara terbuka. Untuk hari ini dijadwalkan 10 nama, yaitu:
1. Dicky Febrian
2. Jamaruli Manuhuruk
3. Masyhudi
4. Julexi Tambayong
5. Maulana
6. Ratna Pristiana Mulya
7. Widodo Ekatjahjana
8. Hermansyah Siregar
9. Lucky Agung Binarto
10. Eddy Hartono
Namun tiba-tiba saja Widodo Ekatjahjana mengirim surat pengunduran diri dari bursa.
"Pengunduran diri ini dilakukan atas dasar kesadaran diri dan pertimbangan pribadi," ujar Widodo Ekatjahjana dalam suratnya kepada Menteri Hukum dan HAM.
Pengunduran Widodo Ekatjahjana cukup mengejutkan. Sebab, Widodo membuat sejumlah gebrakan. Sebelum ditegur Presiden yaitu membuat kebijakan layanan visa dan ijin tinggal di masa pandemi, kebijakan e-visa, kebijakan visa on-shore, perbaikan PP dan PMK terkait PNBP Imigrasi hingga memperoleh hibah kapal patroli dari Pemprov Kepri dan memperoleh hibah lahan sandar kapal patroli dari KEK Batam. Selain itu, membuat kebijakan dan operasionalisasi sistem autogate/smartcard di Batam.
Adapun pascateguran presiden membuat capaian lain dalam dua bulan terakhir, yaitu memperpanjang paspor dari 5 tahun menjadi 10 tahun, kebijakan debirokratisasi untuk menyederhanakan layanan izin tinggal dari 14 hari menjadi 1 hari hingga 3 hari, kebijakan layanan VoA di bandara, dan kapal-kapal pesiar/cruise dan kebijakan second home visa.
Juga pembentukan regulasi untuk sistem payment gateway/pembayaran e-visa dari luar negeri, kebijakan e-VoA untuk mendukung pariwisata, investasi dan tenaga kerja, kebijakan IOS dan VOA on Shipping (di atas kapal pesiar/cruise), pengembangan model kerja sama duta imigrasi dengan PARQ untuk membidik pengusaha, investor, atau pebisnis kaya di Eropa untuk investasi di Indonesia.
"Semoga akan lahir pemimpin baru di Ditjen Imigrasi yang dapat membawa perubahan imigrasi ke arah yang lebih baik," ucap Widodo.
Dalam catatan detikcom, Widodo juga menorehkan sejarah dengan menembus PNBP Imigrasi di atas Rp 3,6 triliun pada Januari-pertengahan November 2022. Dan ditargetkan di akhir tahun di atas Rp 4 triliun. Belum lagi saat G20, seluruh staf Ditjen Imigrasi ikut menyukseskan gelaran akbar itu.
Widodo juga tercatat mendapat apresiasi dari Komisi III DPR, Menteri Pariwisata (tentang second home visa), Ombudsman, PT SIER, hingga Menko Marves tentang e-VOA. Belum lagi dari masyarakat soal memperpanjang masa berlaku paspor dari 5 tahun menjadi 10 tahun.
Lalu mengapa Widodo mengundurkan diri saat banyak pihak memberi apresiasi kepada kinerjanya?
(asp/isa)