Sebelumnya, Sekretaris Komisi D DPRD DKI Syarif mendesak Pemprov DKI mencari biang kerok penumpukan sampah di Kampung Nelayan Cilincing. Dia memandang ini merupakan permasalahan klasik yang mesti dicarikan solusi penyelesaiannya.
"Iya, segera. Asisten Pembangunan ke Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya Air dengan Badan Pengendalian Lingkungan melakukan penelitian, dicari asal sumbernya. Nanti kan timbul cara menyelesaikannya, treatment-nya. Yang punya alat itu kebanyakan SDA," kata Syarif saat dihubungi, Jumat (10/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarif menduga sampah-sampah itu datang dari lautan yang akhirnya bermuara di kawasan pesisir. Dia lantas mempertanyakan efektivitas alat penyaring yang dipasang berlapis-lapis di sejumlah titik, tapi masih meloloskan sampah.
"Saya kadang bilang, susahlah sampah keluar dari muara karena dicegat terus, tiba-tiba di pinggir muara sampai bibir pantai ada sampah plastik. Saya berpikir, memang di sekitar muara dan perbatasan nggak ada penyaring apa?" ujar Wakil Ketua DPD DKI Gerindra itu.
"Kalau kita lihat misal ada yang lolos kadang-kadang, tapi itu kan berlapis-lapis. Nggak (hanya) satu lapis, ada tiga, empat (lapis). Misal kita dari arah Sunter sudah ada dua filter di Cakung Drain kalau nggak salah, bisa dua saringan," sambung Syarif.
Diketahui, berdasarkan penelusuran detikcom, Rabu (8/6), sampah yang ada di area Kampung Nelayan itu didominasi oleh plastik. Tumpukan sampah yang memenuhi area kampung nelayan tersebut membuat kawasan di pesisir Jakarta Utara terlihat kumuh dan tidak sehat.
Padahal, di area itu, warga kerap menjemur ikan asin, udang, hingga teri.
(taa/aud)