Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel) Abdul Rasyid menyebut insiden pelemparan pulpen yang dilakukan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat pelantikan pejabat di lingkungan Pemkot Tangsel sebagai bentuk teguran. Menurutnya, teguran seperti itu wajar dilakukan oleh pimpinan kepada anak buahnya yaitu jajaran Pemkot Tangsel.
"Artinya kan itu macam-macam, ada yang yang kecewa, ada yang tertekan mungkin. Itu teguran Pak Wali Kota kepada bawahannya. Jika Pak Wali Kota menegur bawahannya, itu sesuatu yang lumrahlah. Ya jadi itu bentuk teguran. Pimpinan menegur bawahan itu sesuai yang wajar saja," ujar Rasyid saat dihubungi detikcom, Jumat (27/5/2022).
Menurutnya, insiden pelemparan tersebut juga bisa disebabkan banyak kegiatan yang dilalui Benyamin. Lalu Benyamin melihat persiapan teknis pelantikan yang tak maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barangkali banyak kegiatan juga. Harusnya kan totalitas tuh dipersiapkan secara matang. La sekarang kalau teknis saja menjadi masalah, ya wajar kalau ditegur oleh Wali Kota," tambahnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Tangsel Rizki Jonis menyebut kejadian tersebut sebagai kekesalan Benyamin. Menurutnya, seharusnya insiden tersebut dilakukan seusai kegiatan seremonial.
Namun, menurutnya, insiden tersebut bukan sesuatu hal yang prinsipiil. Rizki menyebut itu hanya persoalan administrasi.
"Kalau itu dilakukan, beliau bisa saja dilakukannya setelah seremonial itu. Jadi dia tidak tanda tangan saat itu juga bisa. Setelah acara juga bisa. Jadi bukan merupakan hal yang prinsipiil bagi saya karena itu kegiatan seremonialnya sudah berjalan. Kalau seandainya pulpen yang dilempar itu bentuk kekesalan aja. Saya menilai itu bukan hal yang prinsip. Itu kan terkait dengan administrasi, iya kan. Jadi itu bukan hal yang prinsipiil," ungkapnya saat dihubungi.
Rizki menduga kekesalan itu muncul setelah ada pemantiknya sebelum kejadian tersebut berlangsung. Namun, menurutnya, hal tersebut manusiawi dan bisa terjadi pada siapa saja.
"Itu kalau saya sebagai manusia itu sebagai bentuk kekesalan saja. Saya tahu beliau itu tidak pernah marah gitu. Tapi mungkin saja ada kejadian yang lain sebelum dia masuk ruangan sehingga ada kejadian itu dia kesal. Dia meluapkannya di situ," tuturnya.
Ia menegaskan insiden tersebut tidak perlu diperdebatkan. Menurutnya, secara substansi kegiatan tersebut sudah berjalan lancar.
"Tidak perlu. Kita ya sama sebagai manusia wajarlah hal-hal begitu. Tapi kan proses pengambilan sumpah dan lain sebagainya kan sudah berjalan. Dan itu hanya penguat saja. Hanya bukti berita acara saja," jelasnya.
Simak halaman selanjutnya terkait viral Walkot Tangsel melempar pena.
Lihat juga Video: Kisah Pejuang Hati, Pengorbanan Ibu untuk Anak Atresia Bilier
Sebelumnya, viral di media sosial soal pelemparan pulpen yang dilakukan oleh Benyamin saat pelantikan pejabat di lingkungan Pemkot Tangsel. Dari video yang dilihat detikcom, Jumat (27/5/2022), Benyamin melempar pena setelah menandatangani berkas pelantikan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel.
Peristiwa itu terjadi saat penandatanganan berita acara usai pengambilan sumpah dari pejabat yang dilantik. Saat itu Benyamin didampingi Asisten Daerah (Asda) Taryono serta Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Fuad.
Benyamin sempat memberikan pena yang dipegangnya kepada Fuad yang hendak menandatangani berkas berita acara. Kemudian terlihat Benyamin melempar pena ke arah samping kanannya.
"Protokol. Protokol mana? Protokol mana?" ucap Benyamin dalam video tersebut.
Setelah itu, tidak berselang lama, ada seorang pria yang menjawab panggilan Benyamin.
"Siap," jawab protokol.
"Kamu ngecek pulpen saja," sanggah Benyamin.
Saat dimintai konfirmasi, Benyamin enggan memberikan komentar kepada detikcom.
Berdasarkan keterangan di situs Pemkot Tangsel, dalam acara tersebut, Benyamin melantik puluhan aparatur sipil negara (ASN) dalam jabatan pimpinan tinggi pratama eselon II-B, administrator dan jabatan pengawas, serta pejabat fungsional tenaga kesehatan. Ada 79 pejabat saat pelantikan yang dilakukan di ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, Ciputat, Rabu (25/5), itu.
"Dilantiknya dan dimutasinya jabatan terhadap ASN adalah semata-mata untuk meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat," ujar Benyamin.
(knv/knv)