Pembantaian Bucha jadi pangkal masalahnya
Voting untuk menangguhkan keanggotaan Rusia dari Dewan HAM PBB lantaran terjadi pembantaian di Bucha, Ukraina. Ratusan nyawa warga sipil melayang di kota dekat Kyev itu saat Rusia menginvasi Ukraina.
Sebelum voting, Duta Besar Ukraina Sergiy Kyslytsya mendesak negara-negara untuk mendukung resolusi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bucha dan lusinan kota dan desa Ukraina lainnya, di mana ribuan penduduk yang damai telah dibunuh, disiksa, diperkosa, diculik, dan dirampok oleh tentara Rusia, menjadi contoh seberapa jauh Federasi Rusia telah melangkah jauh dari deklarasi awalnya di domain hak asasi manusia. Itulah sebabnya kasus ini unik dan tanggapan hari ini jelas dan tegas," kata Sergiy Kyslytsya.
Indonesia juga mengecam pembantaian di Bucha. Argumen Indonesia dapat disimak dalam rekaman sidang Majelis Umum PBB yang diunggah PBB di kanal YouTube-nya, United Nations, diakses detikcom pada Sabtu (9/4). Indonesia menyampaikan sikapnya sebagaimana sejumlah negara lain yang mengikuti sidang ini.
![]() |
Argumen Indonesia disampaikan Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Arrmanatha Nasir, di sidang tersebut. Pada dasarnya, Indonesia ingin komisi penyelidikan internasional dari Dewan HAM PBB untuk menyelidiki lebih dahulu pelanggaran kemanusiaan di Bucha, Ukraina. Maka Indonesia tidak langsung menyetujui resolusi itu, melainkan menunggu hasil kerja penyelidikan komisi tersebut.
Selanjutnya, argumen Indonesia di balik sikap abstain: