Kemenhub Diminta Cek Pesawat yang 2 Tahun Parkir Jika Dipakai untuk Mudik

Yulida Medistiara - detikNews
Sabtu, 26 Mar 2022 14:27 WIB
Alvin Lie (Eva Safitri/detikcom)
Jakarta -

Pengamat penerbangan dan transportasi Alvin Lie mengingatkan pemerintah untuk mengecek kelaikan transportasi dan kesiapan kru transportasi, terutama transportasi udara, pada mudik Lebaran nanti. Karena selama pandemi COVID-19 melanda, sejumlah pesawat ada yang tidak beroperasi.

"Yang perlu dicermati adalah inspeksi dari Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan, kelaikan alat angkutnya dan kompetensi dari pengemudinya terutama jangan nanti menggunakan sopir tembak, kondisi kesehatannya tidak baik, ini akan menimbulkan masalah, biasanya timbul kecelakaan, mogok dan lain sebagainya," kata Alvin Lie di diskusi polemik bertajuk 'Mudik, Booster, dan Masker' yang disiarkan di YouTube MNC Trijaya, Sabtu (26/3/2022).

Alvin mengatakan selama pandemi COVID-19 2 tahun, beberapa maskapai penerbangan ada yang memarkirkan armada pesawatnya sehingga berdampak pada pilot yang tidak terbang. Menurut Alvin, untuk mengaktifkan lagi pilot dan pesawat untuk beroperasi pada musim mudik, dibutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

"Yang agak sulit ini udara, karena selama pandemi ini maskapai maskapai penerbangan memarkirkan jangka panjang pesawat pesawatnya, ini juga berdampak pada pilot-pilotnya yang juga tidak terbang. Untuk mengaktifkan lagi pilot dan pesawat ini butuh waktu dan butuh biaya yang tidak sedikit, untuk pesawatnya dari parkir panjang sampai laik terbang itu taruh saja dari 4 hari sampai seminggu, itu bisa walaupun biayanya nggak murah," imbuhnya.

"Ini pilot, pilot ini yang agak sulit karena pilot itu ada prosedurnya. Setelah sekian lama tidak terbang mau terbang lagi, harus ada penyegaran, tes kesehatan, ujian simulator, untuk memastikan bahwa yang bersangkutan tidak 'karatan'. Ini yang agak berat di sini, kenapa berat? Karena maskapai penerbangan juga tidak mau ini nanti menjelang Lebaran diaktif lagi, setelah Lebaran diaktifkan lagi. Mereka mau tidak mau ini kan bisnis ya hal-hal seperti ini yang perlu kita cermati," imbuhnya.

Selain itu, Alvin menilai tantangan utama pada moda transportasi darat. Sebab, menurutnya, memantau angkutan udara dan kereta dapat dilakukan karena bandara dan stasiun keretanya ada di tempat yang sama, tetapi yang akan sulit memantau armada bus. Sebab, armada bus bisa saja menaikturunkan penumpang di tengah jalan sehingga pengecekan syarat mudiknya kurang maksimal di armada bus.

Ia berharap menjelang musim mudik nanti ada perbaikan dalam manajemen transportasi darat, misalnya sudah ada pengetatan di perusahaan bus, garasi bus, pemeriksaan sopir dan kernet yang telah divaksinasi. Serta ketersediaan tempat istirahat bagi sopir bus.

Ia memperkirakan pemudik akan melonjak daripada 2 tahun terakhir karena sebelumnya terdapat larangan mudik. Oleh sebab itu, ia meminta pemudik memperhatikan syarat sebelum mudik, salah satunya melakukan booster terlebih dulu baik pemudik atau keluarga yang dikunjungi.

"Ini perkiraan saya ini akan jauh melampaui jauh melampaui biasanya karena sudah 2 tahun hasrat mudik ini tertahan, dan yang saya juga minta perhatian kembali lagi jangan yang hanya melakukan perjalanan, tapi yang bakal dikunjungi ini dibantu ketika nanti sanak saudaranya datang tempat tidurnya cukup nggak, jangan nanti berdesak-desak dalam rumah, jangan nanti ada klaster keluarga lagi susah," sambungnya.

Alvin Lie Sarankan Warga yang Telah Booster Dapat Insentif Mudik Gratis

Alvin Lie juga mengusulkan agar pemerintah mengubah pola komunikasinya mengenai syarat booster. Ia mengusulkan agar warga yang telah booster bisa mendapatkan insentif mudik gratis dari perusahaan-perusahaan atau instansi yang mengadakan.

Dengan demikian, warga dinilai lebih tertarik untuk melakukan booster sebelum mudik. Sebab, jika warga terkesan 'diperintah' untuk mendapatkan booster, 'perintah' tersebut dinilai kurang efektif.

"Yang di rumah yang bakal kedatangan ini juga didorong mereka sendiri booster dan mereka mengingatkan supaya kita sama-sama aman, ayo kita booster dulu. Saya juga ingat sebelum pandemi tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang menyediakan mudik gratis, kenapa tidak dikaitkan dengan insentif, mudik gratis bagi yang sudah booster sehingga pendekatannya ini bukan sanksi, tapi pendekatan insentif, rasa rasanya ini akan lebih elegan, lebih mudah diterima daripada perintah," ujarnya.




(yld/idh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork