Blak-blakan Mantan Kepala LBM Eijkman

Amin Soebandrio: Honor Peneliti Eijkman di Bawah Sopir Saya

Sudrajat - detikNews
Rabu, 05 Jan 2022 07:16 WIB
Jakarta -

Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Prof Dr Amin Soebandrio, menepis anggapan pihak-pihak tertentu seolah puluhan peneliti kontrak kaya raya karena mendapatkan honor sangat besar. Padahal saat ia mulai memimpin lembaga itu pada 2014, besaran struktur gaji mereka sangat memprihatinkan.

"Memang banyak yang menyangka peneliti Eijkman itu kaya-kaya. Saya betul-betul hampir menangis karena take home pay peneliti kontrak di Eijkman itu lebih rendah dari gaji sopir saya," ungkap Prof Amin Soebandrio dalam nada bicara berusaha menahan haru.

Besaran gaji mereka kala itu tiap peneliti kontrak cuma menerima honor tak sampai Rp 4 juta. Meskipun demikian mereka tak terlalu mempersoalkannya karena pengalaman yang didapat selama bekerja di Eijkman jauh lebih berharga.

Selama sekitar tujuh tahun memimpin Eijkman, Prof Amin Soebandrio berusaha meningkatkan besaran honor mereka. Tapi tetap tak bisa ujug-ujug melonjak ke kisaran Rp 20 juta tapi masih di bawah Rp 10 juta.

"Sekarang gaji mereka sekitar Rp 6-7 juta. Untuk tenaga yang begitu bagus, terampil, cerdas, berdedikasi tinggi, berintegritas, itu terlalu rendah sebetulnya. Kalau mereka bekerja di lab swasta atau industri pasti sudah lebih dari Rp 10 juta per bulan," papar doktor bidang imunogenetik dari Universitas Kobe, Jepang itu.

Hal itu, karena ia sebagai pimpinan di Eijkman harus mengikuti Standar Biaya Masukan yang ditetapkan Kementerian Keuangan. Kalau kemudian ada suara-suara bahwa peneliti Eijkman menerima honor yang besar, kata Amin Soebandrio, tentu sudah menjadi temuan inspektorat, BPK, BPKP. "Kami tak bisa keluar dari ketentuan," tegasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(jat/jat)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork