Nasib ilmuwan non-PNS di Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman jadi sorotan setelah LBM Eijkman dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Merunut ke belakang, Lembaga Eijkman merupakan aset langka negeri ini dalam penanganan wabah penyakit sejak zaman kolonial Belanda.
Dikutip dari buku 'Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang: Tragedi Lembaga Eijkman dan Vaksin Maut Rōmusha 1944-1945' yang ditulis oleh J. Kevin Baird & Sangkot Marzuki, Lembaga Eijkman pertama kali berdiri pada 1888. Pendirinya adalah peneliti terkemuka Belanda saat itu, Christiaan Eijkman.
Baca juga: 5 Opsi BRIN untuk Pegawai Lembaga Eijkman |
Eijkman menjadi direktur pertama lembaga ini yang masih bernama Centraal Laboratoriun van den Dienst der Volksgezondheid (Laboratorium Pusat Dinas Kesehatan Masyarakat). Lembaga ini merupakan aset langka yang signifikan di bidang kedokteran dan higiene tropis yang saat itu berkembang pesat.
Sumbangsih lembaga ini adalah penemuan penyebab penyakit, pengobatan, pencegahan penyakit beri-beri, hingga vitamin B1.
Eijkman pun meneliti soal penyakit beri-beri. Berkat sumbangsihnya dalam bidang ini, ia diganjar hadiah Nobel pada 1929. Selanjutnya, pada 1938, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga Eijkman dan dipimpin oleh Prof Dr Achmad Mochtar. Achmad Mochtar merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.
Namun, nasib Achmad Mochtar harus berujung tragis. Ia dihukum pancung oleh tentara Jepang karena fitnah terkait pencemaran vaksin tetanus yang dikembangkan pada saat itu. Achmad Mochtar dihukum pancung karena menyelamatkan rekan-rekannya di institusi itu.
Dalam perjalanannya, lembaga Eikjman juga pernah ditutup pada 1960-an karena dinamika politik dan ekonomi. Lembaga ini sempat melebur dengan RS Cipto Mangunkusumo.
Lembaga Eikjman terlahir kembali pada Desember 1990. Kelahiran ini berkat inisiatif dari BJ Habibie, yang pada masa itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi. Kendati demikian, lembaga ini baru sah sebagai lembaga pada 1992. Lembaga ini kemudian dipimpin oleh Profesor Sangkot Marzuki hingga 2014.
Lihat Video: Kontribusi Tim Waspada Covid-19 Eijkman untuk RI Sebelum Pamit
(rdp/imk)