Kapal Riset (KR) Baruna Jaya kini dilelang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai rongsokan. Dulu, Baruna Jaya adalah kapal andalan untuk membantu pencarian pesawat hingga kapal yang kecelakaan di lautan. Berikut adalah riwayat jasanya.
Berdasarkan catatan berita detikcom yang dihimpun detikcom hingga Jumat (7/2/2025), kapal survei ini sudah mengarungi lautan sejak lama.
Ada beberapa kapal Baruna Jaya, yakni KR Baruna Jaya I, II, III, IV, dan VIII. Dilansir BRIN dari siaran pers 4 Januari 2022, Baruna Jaya I adalah yang paling tua, dibuat di galangan kapal CMN Prancis pada 1989. Baruna Jaya VIII adalah yang paling muda, dibuat galangan Mjellem & Karlsen di Norwegia tahun 1998.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meski beda-beda, namun semua kapal itu satu tipe dengan dimensi yang sama, kapal-kapal itu adalah 'sister ship'. Berdasarkan catatan detikcom, Baruna Jaya punya panjang 60,40 meter dan lebar 11,60 meter, dan tonase 1.219 ton.
Baruna Jaya adalah kapal untuk kegiatan riset batimetri atau pemetaan permukaan laut, juga kegiatan survei laut jenis lainnya. Kapal ini juga membantu penanganan pasca-kecelakaan pesawat.
Baruna Jaya punya kemampuan membaca sinyal dari dua jenis black box yakni Voice Data Recorder (VDR) dan Flight Data Recorder (FDR). Kapal ini punya alat multi beam echo sounder yang bisa memetakan biometri dalam laut. Juga, kapal ini punya side scan sonar yang memiliki jangkauan pemetaan yang lebih tajam. Baruna Jaya juga dilengkap Megato Meter atau alat deteksi logam.
Alat remote operated vehicle (ROV) juga ada di kapal ini, berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menampilkan video kondisi dasar laut. Ada pula USBL Transponder yang dapat melacak sinyal black box yang dipancarkan pesawat.
![]() |
Berikut adalah jasa-jasa Baruna Jaya
1996
Mencari Kapal Motor Gurita di Sabang
2007
Mencari pesawat Boeing 737 Adam Air penerbangan 574 di Sulawesi Tenggara
2012
Mencari kapal feri Bahuga Jaya di Selat Sunda pada 2012
2015
Mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pada Desember 2015. Baruna Jaya I berhasil menemukan lokasi kotak hitam lewat penangkapan sinyal 'ping' dari black box pesawat itu, 10 Januari 2015.
2018
Mencari pesawat Lion Air PK LQP di perairan Karawang. Baruna Jaya I berhasil menemukan lokasi kotak hitam FDR pesawat tersebut lewat penangkapan sinyal black box pada 31 Oktober 2018.
2021
Mencari black box Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu
Eksplorasi laut
Dilansir situs web Kementerian Keuangan pada 2012 silam, Kapal Riset Baruna Jaya IV pernah digunakan dalam kegiatan eksplorasi untuk mengetahui kondisi hidrotermal atau gunung api bawah laut di perairan Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara, dengan didampingi kapal riset Okeanos milik Pemerintah Amerika Serikat.
Baruna Jaya juga memasang alat sensor gelombang tsunami (buoy) di sepanjang pesisir pantai barat Sumatera.
Simak juga Video 'Global Innovation Index Indonesia Naik ke Peringkat 54':
(dnu/imk)