Cekcok 'Cuci Kaki' di Jakbar: Cerita Versi RT, Tetangga dan Istri Pelaku

Cekcok 'Cuci Kaki' di Jakbar: Cerita Versi RT, Tetangga dan Istri Pelaku

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 17 Okt 2021 10:29 WIB
Tangkapan layar video viral
Foto: Tangkapan layar video viral pria maki-maki gara-gara persoalan anak diminta cuci kaki di Jakbar
Jakarta -

Seorang ibu yang tengah menggendong anaknya tetiba dihardik oleh pria yang menghampirinya. Tak hanya menghardik, pria itu juga melempar kucing si ibu dan lanjut hendak memegang leher korban seakan hendak mencekik karena persoalan cuci kaki. Kejadian itu terekam CCTV dan viral di media sosial.

Korban menyebarkan rekaman CCTV di akun Instagramnya, dan menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya. Netizen pun geram dengan kelakuan si pria dan tak sedikit yang meninggalkan komentar agar masalah ini dibawa ke ranah hukum.

"Kalau terlapor (E) sementara masih di kantor polisi, masih kita proses," ujar Kapolsek Kalideres AKP Hasoloan Situmorang saat detikcom hubungi, Sabtu (16/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih berdasarkan video yang viral, anak korban yang berusia balita menangis histeris. Si ibu kemudian menyerahkan anak balitanya untuk digendong tetangga lain, karena pelaku yang mengenakan kaus dalam putih dan celana panjang cokelat muda masih tampak emosional terhadap dirinya.

"Jadi sudah kita konfirmasi lewat BA (berita acara). Kita ambil juga keterangan mereka dari dalam video dan tentunya dari saksi-saksi yang ada di TKP yang melihat kejadian juga kita mintai keterangan saksi," tutur Hasoloan.

ADVERTISEMENT

Cekcok antartetangga ini terjadi pada Rabu (13/10) malam di Jalan Gaga Utama, RT 001 RW 003, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Berikut cerita soal kejadian cekcok gegara cuci kaki dari versi Pak RT, tetangga, dan istri pelaku:


Versi Pak RT

Ketua RT setempat, Mansur, menyayangkan korban yang melapor polisi meski merasa terancam keselamatannya. Menurut Mansur, persoalan yang bahkan lebih berat di lingkungannya pun bisa dia selesaikan dengan musyawarah.

Korban adalah warga yang memiliki konter HP berinisial RF, sementara pelaku adalah warga pemilik kios laundry berinisial E. Pelaku disebut tersinggung lantaran anaknya mengadu sempat tak boleh masuk ke konter HP korban jika belum cuci kaki.

"Persoalannya ini mah hal sepele, amat sepele. Saya bilang waktu itu ke dia (korban) kalau harus diselesaikan Kamis malam ini, saya tidak bisa. Saya bilang besok (Jumat) pagi ya saya selesaikan, karena pada saat ini saya lagi melakukan kegiatan keagamaan, saya bilang begitu ke I (suami RF), dia mengiyakan. Ternyata, sebelum dia ke rumah RT, dia udah ke Polsek," kata Mansur saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (15/10).

Simak penjelasan Pak RT selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Gegara Batas Tanah, Pria di Mamasa Tega Tebas Adiknya

[Gambas:Video 20detik]



Mansur mengaku sempat adu argumen dengan pihak korban yang melapor ke polisi. Mansur tak sepakat aksi pelaku dilaporkan ke aparat.

"Akhirnya saya sempat argumen juga. Saya bilang maaf ya (ke suami RF), selama saya jadi ketua RT satu periode, beberapa macam kejadian udah saya hadapi. Ini mah hal sepele, amat sepele. Kasus yang lebih berat banyak, alhamdulillah selesai. Kita musyawarah, jangan sampai ke ranah hukum gitu," tambah Mansur.

Akan tetapi I berkukuh melaporkan E ke polisi. Kepada Mansur, I juga mengaku E menganiaya sang istri dengan mencekiknya.

"E itu cuma megang lehernya doang, nggak mencekik, nggak," ucapnya.


Kata Tetangga

Tetangga yang meminta identitasnya dirahasiakan bercerita dirinya menjadi saksi mata saat kejadian. Dia sepakat, pemicu cekcok adalah hal sepele, yakni soal cuci kaki.

"Yang saya tahu, pas saya ke luar rumah, anak ibu laundry lagi nangis. Terus saya tanya kenapa, ternyata nggak dibolehin masuk ke rumahnya Ibu RF. Terus saya bilang udah aja sini masuk ke rumah, main sama anak saya, Jui," ujarnya.

Namun, saat keduanya tengah bermain, RF kemudian menyuruh mereka masuk ke dalam rumahnya. Anak E pun tidak berani masuk dan lebih memilih menunggu di luar rumah.

"Anak ibu laundry nggak berani masuk, mungkin karena kakinya kotor apa gimana, namanya anak kecil. Nah Ibu RF ini dia cuma nyuruh anak tukang laundry cuci kaki dulu, ya udah begitu, jadi ribut. Sepenglihatan saya mah seperti itu," jelasnya.

Dia pun dinilai pelaku memang emosional dan sempat menggebrak berulang kali etalase HP yang berada di depan konter milik korban.

"Mungkin karena bapak laundry ngelihat anaknya pulang nangis, jadi ditanya mau main ke mana dan anaknya ngomong. Dia emosi kali ya dipendam-pendam, akhirnya pas kejadian itu si bapak laundry ke konter Ibu RF. Ngambek dan gubrak-gubrak seperti yang di video viral itu," katanya.

Simak cerita versi istri pelaku di halaman selanjutnya.

Cerita Istri Pelaku


Istri E, pria yang marah-marah, menilai anaknya didiskriminasi oleh korban. Dia pun tersinggung anaknya tak boleh masuk rumah korban, sementara anak tetangga lainnya disebut boleh masuk rumah RF.

"Gini, yang diberitain dan nyebar di internet itu kenapa anaknya dia (RF), padahal di sini anak saya jadi korban juga. Secara tidak langsung anak saya didiskriminasi. Soalnya, yang lain boleh masuk ke rumahnya, sementara anak saya nggak boleh masuk," ujar RF saat ditemui detikcom di rumahnya, kemarin.

Istri E menuturkan anaknya yang didiskriminasi menangis. Dia menyebut tak hanya sekali korban bersikap diskriminatif terhadap anaknya.

"Ya namanya anak kecil gimana sih kalau digituin, nangis kan gitu. Soalnya, kejadiannya nggak cuma sekali ini doang, sudah berapa kali. Jadi anak saya tuh selalu nggak dibolehin masuk ke rumah dia. Kalau polisi kan cuma ngelihat dari CCTV doang, cuma kenapa juga yang diberitain itu kenapa malah anak dia yang seolah-olah jadi korban, padahal awalnya anak saya yang jadi korban," tutur dia.

Istri E mengaku tidak tahu kejadian awalnya sebelum cekok pecah, namun mengatakan sudah mengingatkan suaminya untuk tidak memperpanjang masalah.

"Saya, sebelum suami saya ke situ, denger cerita anak saya, saya ngomong gini, 'Nggak usah, Mas, namanya tenaga perempuan kalah kan sama tenaga laki' kata saya, nggak kuat itu. Tahu-tahu suami saya langsung datengin dia, tapi saya ada di depan kios saya, di depan laundry, bukan di depan dia," ungkapnya.

Menurutnya, sebelum kejadian viral yang ditampilkan pada CCTV, ada kejadian sebelumnya yang mana itu cuma diketahui sama para tetangga.

"Soalnya, yang tahu awal kejadian sampai akhir itu ya benar-benar tetangga. Mereka tahu awal mula anak saya nggak boleh masuk sampai kejadian. Nah, tapi yang mau saya kasih tahu, dari anak saya nggak dibolehin masuk sampai kejadian ribut-ribut itu ada jeda, jedanya sekitar 30 menit," katanya.

"Anak saya nangis dulu, terus nggak boleh masuk, kan terus pulang. Terus habis itu saya nganter laundry. Lah saya nganter laundry, saya pulang, pas saya pulang, dia--anak saya--duduk di situ tuh. Anak saya balik lagi ke depan rumah dia, anak saya pegangan bangku, menyendiri gitu-lah karena takut," tambahnya.

Istri E melihat anaknya itu tidak diperbolehkan masuk oleh RF. Akhirnya ia menyuruh anaknya itu pulang.

"Anak-anak yang lain itu pada di dalem, semuanya pada masuk, anak saya yang nggak boleh masuk. Anak saya berdiri di depan konter. Nah, karena begitu, saya panggil anak saya, saya suruh pulang, tapi anak saya nggak mau pulang karena penasaran pengin masuk lagi ke rumah Ibu RF, cuma nggak dibolehin," katanya.

Halaman 2 dari 3
(aud/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads