Korban CPNS Laporkan Agustina dkk
Di tengah sengkarut CPNS yang melibatkan anak Nia Daniaty versus Agustina dkk, kini muncul laporan baru. Dua orang mengaku sebagai korban penipuan CPNS.
Dua korban, AR dan CS, melaporkan Agustina ke Polda Metro Jaya pada Selasa (5/10/2021). Keduanya mengaku telah direkrut untuk seleksi CPNS tanpa tes oleh Agustina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kemarin kan Agustin dan Karnu mengaku sebagai korban. Pada laporan ini kita mau sajikan fakta bahwa sesungguhnya klien kami adalah korban dari mereka," kata Cengly M Gurning selaku pengacara korban.
Dalam kesempatan yang sama, AR mengatakan bahwa Agustina-lah yang menjamin mereka berdua diterima sebagai CPNS. Bahkan Agustina diketahui menjanjikan AR dan CS diterima sebagai CPNS dengan peluang seribu persen.
"Beliau (Agustina) mengatakan begini, saya jamin 1.000 persen apabila teman-teman tidak terima jaminannya adalah PNS saya," ujar AR.
Keterangan AR pun dibenarkan CS. Dia mengaku semua hal terkait pemberkasan dan penerimaan dilakukan oleh Agustina.
"Intinya dia menceritakan ada CPNS jalur ini, akhirnya kita tergiur karena beliau adalah seorang CPNS," tutur CS.
Dari rangkuman berita ini, dapat kita ketahui ada tiga pihak yang terlibat, yakni anak Nia Daniaty, Agustina dkk, dan dua korban baru. Mereka saling menunjuk hidung dan laporan terbaru membuat Agustina dkk dalam posisi terjepit. Lalu, salah siapakah semua ini?
Penyelidikan Polisi
Sejauh ini, polisi telah memeriksa beberapa saksi dan korban atas pelaporan Agustina dkk. Polisi juga telah mengagendakan pemeriksaan terhadap Olivia Nathania, namun dia tidak hadir pada panggilan pertama.
Polisi menjadwal ulang pemeriksaan Olivia Nathania pekan depan. Olivia Nathania diharapkan hadir memenuhi panggilan polisi.
"Mudah-mudahan yang bersangkutan bisa hadir kedua-duanya," ujar Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (5/10/2021).
Olivia Nathania sejatinya diperiksa pada Selasa (5/10). Namun ia dan suaminya tidak hadir dengan alasan belum siap mental dan sedang mengumpulkan bukti-bukti.
Yusri mengungkapkan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan korban dalam kasus ini. Yusri mengatakan pihaknya memerlukan keterangan terlapor untuk membuat terang dugaan pidana tersebut.
"Makanya kita butuh keterangan dari terlapor untuk bisa menjelaskan, karena pelapornya sudah semua, pelapornya sudah diklarifikasi dengan membawa bukti yang ada, kemudian beberapa saksi korban ada lima," kata Yusri.
Yusri mengatakan informasi yang diperoleh pihak kepolisian jumlah korban penipuan cukup banyak, namun sejauh ini baru ada lima orang.
"Walaupun informasinya banyak, tapi yang baru melapor ke sini ada lima, satu orang yang mewakili lima orang. Nah, ini yang masih kita tunggu, mudah-mudahan hari Senin nanti dua orang terlapor bisa hadir ya," jelasnya.
"Nah, ini yang masih kita tunggu, mudah-mudahan hari Senin nanti dua orang terlapor bisa hadir ya," tambahnya.
Polisi juga telah melakukan pengecekan ke gedung Bidakara, tempat terjadinya dugaan penipuan CPNS. Pengurus Bidakara juga dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
(mea/mea)