Keluhan Hartono Prasetya alias Toni (64) soal akses jalan di depan rumahnya di Perumahan Permata Buana, Kembangan, Jakarta Barat, berbuntut panjang. Toni didatangi oleh oknum RT hingga kelurahan dan warga lainnya setelah bersurat ke Wali Kota Jakarta Barat terkait keluhannya itu.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (26/2). Toni didatangi sejumlah orang hingga merasa terintimidasi dan ketakutan.
Pengacara Toni, Oktavianus Rasubala, menyebutkan kedatangan oknum tersebut seperti demo. Toni mendapatkan pengusiran secara tidak langsung dengan dipasangi poster di pagar rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mereka kan katanya mau menindaklanjuti surat Wali Kota, datang beramai-ramai. Pak Toni ini panik, orang datang sebanyak itu teriak-teriak," ujar Oktavianus saat dihubungi wartawan, Selasa (5/10/2021).
Karena merasa ketakutan, Toni tidak keluar dari rumah. Namun akhirnya Toni menemui mereka di depan gerbang rumahnya yang saat itu dalam keadaan terkunci.
"Mau diambil kunci, 'Kenapa mau lari kamu', itu kan mau diambil kunci gitu loh. Karena begitu suasananya, dia (Toni) takut, akhirnya dia tetap di dalam," katanya.
Setelah itu, Toni akhirnya tidak jadi membuka pintu gerbang karena ketakutan.
"Nggak jadi dia ambil kunci, karena dianggap mau lari, dianggap tidak menghormati. Karena dia takut mau buka, keadaan begitu lho. Ya sudah, dia layani mereka di balik pintu gerbang," jelasnya.
Simak detik-detik dugaan persekusi terhadap Toni di halaman selanjutnya
Momen Toni Saat Didatangi
detikcom memperoleh video detik-detik Toni didatangi sejumlah orang. Oktavianus mengatakan video tersebut diambil langsung oleh Toni saat itu.
Dalam rekaman video terlihat Toni sambil merekam mendatangi warga yang datang. Saat itu terjadi adu mulut antara Toni dan pria berbaju biru--yang disebut pengacara--adalah oknum dari kelurahan.
Ada beberapa orang saat itu, selain petugas kelurahan. Seorang perempuan--disebut pengacara dari pihak RT--juga datang. Ada juga petugas berseragam Satpol PP dan petugas Dishub.
Berikut petikan percakapannya:
Petugas kelurahan: Tolong hargai kami ya, Pak.
Di tengah percakapan antara Toni dengan pria berbaju biru dan pihak RT, terdengar teriakan warga lainnya 'Keluar dari Permata Buana, kamu!".
Petugas kelurahan: Biarkan Bu RT untuk hadir, untuk datang, saya bawa Dishub ini untuk memberikan keterangan dengan laporan Pak Toni.
Bu RT: Tolong dibukalah (pintu gerbangnya-red), Pak Toni.
Toni: Bukan, saya mau buka pintu, mau ambil kunci. Sekarang saya ke sana, dia marah.
Bu RT: Pak Toni masuk ambil kunci sekarang, biarkan kami perwakilan masuk.
Petugas kelurahan: Pak Toni, kami ini hadir karena akan menindaklanjuti laporan Pak Toni. Tapi Pak Toni main pergi saja, tolong hargai kami, Pak.
Toni: Lho, saya mau ambil kunci, ini kan dikunci.
Petugas kelurahan: Nggak... dengerin dulu Pak ya. Intinya di sini, Pak Dishub dan jajaran Satpol PP dan saya untuk mau menindaklanjuti laporan Pak Toni, seperti itu.
Toni: Situ kan mau masuk.
Petugas kelurahan: Dengerin dulu Pak, ya. Intinya Bapak pengin portal di ujung sana...(tidak terdengar jelas-red). Bener nggak? Bener nggak?
Toni: Tunggu, situ mau ngomong apa, yang saya ke dalem atau gimana?
Bu RT: Ya sudahlah dulu, Pak. Baru buka dulu. Buka dulu dong Pak Toni, buka dulu.
Rekaman video kemudian berakhir. Oktavianus mengatakan kliennya saat itu tidak menemui kembali aparat di lokasi lantaran ketakutan.
detikcom telah menemui pihak RW setempat untuk meminta konfirmasi, namun yang bersangkutan menolak memberi tanggapan. detikcom juga telah mendatangi pihak RT setempat, tetapi hingga berita ini diturunkan pihak RT belum bisa ditemui.