Bantah Penipuan, Anak Nia Daniaty Tuding Mantan Guru Rekrut Para Korban

Bantah Penipuan, Anak Nia Daniaty Tuding Mantan Guru Rekrut Para Korban

Yogi Ernes,Faiz Iqbal Maulana - detikNews
Jumat, 01 Okt 2021 08:50 WIB
Jakarta -

Anak Nia Daniaty, Olivia Nathania atau Oi, membantah tuduhan penipuan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS). Olivia Nathania bahkan menuduh salah satu korban yang juga mantan gurunya, Agustina, justru yang merekrut para korban.

"Pertama-tama di sini saya mau menjelaskan, Ibu Agustin ini sebenarnya bukan korban," kata Olivia Nathania kepada wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (30/9/2021).

Oi mengatakan justru Agustin lah yang merekrut para korban. Oi sendiri mengaku tidak mengenal dengan para korban yang dimaksud.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia (Agustin) yang merekrut orang-orang tersebut, karena saya tidak pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang dia sebutkan," ujarnya.

Sementara itu, pengacara Oi, Susanti Agustina, menambahkan, awalnya Agustin menawarkan perihal tes CPNS tersebut kepada keluarganya. Agustin kemudian disebutnya mempresentasikan soal perekrutan CPNS itu ke 225 korban dengan segala bujuk rayunya.

ADVERTISEMENT

"Jadi Ibu Agustin ini awalnya dia mempresentasikan kepada keluarganya, kepada 225 orang itu, sehingga terbujuk rayulah mereka itu untuk masuk menjadi calon PNS. Jadi dengan iming-iming bahwa dengan akan lulus," terang Susanti.

"Sementara saya tanya apakah Oi pernah menjamin orang-orang itu untuk lulus? (Dijawai Oi) tidak. Nah pertanyaannya apa yang Oi ambil dari yang dibayar Bu Titin (Agustin) itu berapa jumlahnya?," tambah Susanti.

Ngaku Tawarkan Les CPNS

Masih dalam kesempatan yang sama, Oi membantah menawarkan tes CPNS tanpa tes. Oi mengaku dirinya hanya menyelenggarakan les untuk CPNS.

"Untuk Ibu Agustin sendiri jumlahnya tidak tahu-menahu berapa jumlahnya. Tetapi perlu saya luruskan di sini, adapun saya menyelenggarakan les untuk masuk CPNS, les ya kita bicaranya, bisa dicek nanti tempatnya ada, pengajarnya pun ada," ujar Oi.

Dia mengakui memang menerima bayaran dari jasa bimbingan tersebut. Namun, bayaran tersebut dinilainya sebagai hal yang wajar untuk membayar operasional para tenaga pengajar dll.

"Memang saya terima uang dari situ senilai Rp 25 juta per orang. Tetapi dengan nilai Rp 25 juta itu, digunakan untuk apa? Wajar saya punya untung dari situ, tetapi Rp 25 juta ini digunakan untuk les, untuk pengajar, sewa tempat," terang Olivia.

Simak pengakuan Agustin di halaman selanjutnya

Pengakuan Agustin Tertipu Oi

Sebelumnya, salah satu korban bernama Agustin telah menceritakan awal mula kena tipu oleh Olivia Nathania. Agustin mengaku sebagai guru Olivia di bangku SMA.

Agustin menjelaskan bermula ketika Olivia meneleponnya pada 2019 dan menawarkan jasa terkait tes CPNS. Olivia, kata Agustin, menjanjikan bisa meloloskan keluarganya menjadi PNS.

"Malam hari dia chat saya tawarkan, 'Bu ada nggak yang mau masuk CPNS?' Saya bilang ada anak saya, bukan orang lain. Kata dia bisa karena sudah 4 tahun bawa ini. Saya juga tidak ada curiga apa pun karena bagaimanapun dia murid saya," tutur Agustin di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/9).

Tanpa menaruh curiga, Agustin kemudian mendaftarkan beberapa keluarganya untuk masuk PNS lewat jalur yang ditawarkan Olivia. Total ada 16 anggota keluarganya yang didaftarkan ke Olivia.

"Akhirnya saya bawa anak-anak saya, keponakan saya, sepupu-sepupu saya. Total ada 16 anggota keluarga saya tertipu. Satu orang bayar Rp 30 juta," ujar Agustin.

Kerugian Para Korban Rp 9,7 M

Sementara itu, pengacara para korban, Odie Hodianto menyebutkan korban dugaan penipuan Oi diperkirakan mencapai 225 orang. Total kerugian para korban mencapai miliaran.

"Total kerugian Rp 9,7 miliar," kata pengacara pihak korban, Odie Hodianto, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/9/2021).

Kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Selain Oi, suaminya juga turut dilaporkan pihak pelapor.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads