Perilaku oknum polisi genit inisial FA meminta nomor handphone pemotor wanita, RNA (27) di Cipondoh, Tangerang, berbuntut panjang. Oknum polisi itu diperiksa Propam Polres Metro Tangerang.
Kasus ini terungkap setelah RNA membagikan pengalaman tidak mengenakkan pada Selasa (19/9) pukul 02.00 WIB. Saat itu RNA naik motor dalam perjalanan pulang dari Jakarta ke kosan di Tangerang.
Berikut fakta-faktanya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RNA Tak Jadi Ditilang
Setiba di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang dia menerobos lampu merah. Dia kemudian disetop polisi dan diminta menunjukkan surat-surat kendaraan.
"Awalnya gue ditilang dekat Tangerang City sekitar jam 2 pagi karena nerobos lampu merah. Singkatnya, disuruh minggir. Terus dimintain surat-surat," kata RNA di akun Twitter-nya. detikcom telah menghubungi RNA dan mengizinkan ceritanya tersebut dikutip.
Ia ditanya-tanya habis pulang dari mana. RNA kemudian menjawab dirinya baru pulang dari Jakarta.
Kemudian FA disebutnya menanyakan statusnya. Tidak hanya itu, FA juga memintanya nomor ponsel.
"Gue mikir, urusannya ditilang sama nikah apa? Di jalan gue mikir ngapain dia minta nomor tapi nggak ngisi data ya?" kata RNA.
Singkatnya, RNA tak jadi ditilang. Polisi itu memberinya jalan setelah sebelumnya meminta nomor telepon.
RNA Diteror Chat Dini Hari
Setiba di kosan sekitar pukul 03.00 WIB, RNA mendapatkan notifikasi ada WhatsApp. Tidak hanya itu, dia juga ditelepon subuh-subuh.
"Nggak gue buka, dari notif aja. Terus dia malah nelepon gue jam setengah 4 Subuh. Apa-apaan nih," ujar RNA.
Hal itu berlanjut hingga siang harinya. RNA merasa diteror seketika itu.
"Eeh siangnya, dia makin intens nge-chat gue buka, centang biru dong. Nggak gue balas, dia nelpon-nelponin gue sambil nge-chat begitu. Serem banget. Segala mau main ke kosan pula. Neror gue bahkan minta ke kosan," ucapnya.
Lihat juga video 'DPO Kasus Penembakan Paranormal di Tangerang Ditangkap':
Halaman selanjutnya, cuitan itu viral membuat RNA diklarifikasi Polres Metro Tangerang Kota
RNA Diklarifikasi Pihak Kepolisian
Cuitan RNA pun viral di media sosial. Dia kemudian dipanggil ke Polres Metro Tangerang Kota, Rabu (29/9) malam untuk memberikan klarifikasi.
Oknum polisi inisial FA juga hadir dan memberikan klarifikasi kejadian menurut versinya. Selama proses klarifikasi itu RNA diminta menjelaskan kronologi kejadian.
"Pemeriksaan aja, semacam (ditanya) kronologinya gimana dari awal saya ditilang sampai saya sampai sini, dari Twitter sampai apa ditanya semua," ujar RNA.
RNA Tuntut Video Klarifikasi FA
Setelah dimintai klarifikasi di Polres Metro Tangerang Kota, RNA mengaku tidak menuntut proses hukum atas FA. RNA hanya menuntut video klarifikasi dari FA.
"Harusnya nggak (diproses lebih lanjut) sih, karena kalau dari saya memang saya cuma minta satu video klarifikasi," kata RNA kepada wartawan di Polres Metro Tangerang Kota, Tangerang, Rabu (29/9/2021) malam.
Akan tetapi hal itu tampaknya belum bisa dikabulkan. Sebab, FA harus melalui prosedur ke atasan terlebih dahulu sebelum membuat video klarifikasi.
"Tapi itu pun harus lewat persetujuan atasan-atasan polisi di sini, itu pun saya kan harus kooperatif juga. Ya udah kalau mau kayak gitu terserah, nggak apa-apa," ujarnya.
Serahkan Proses Hukum ke Pihak Kepolisian
RNA mengaku dirinya tidak menuntut FA secara proses hukum. RNA hanya menuntut FA membuat video klarifikasi terkait kejadian itu.
"Kalau untuk tindak lanjut semacam penertiban untuk pelakunya ini, itu saya serahkan ke kepolisian. Jadi saya terserah," kata RNA kepada wartawan di Polres Metro Tangerang Kota, Rabu (29/9) malam.
RNA belum mengetahui apakah FA akan diproses secara kode etik oleh internal kepolisian.
"Nunggu penyidikan lebih lanjut untuk etika kerjanya atau apa yang akan diperiksa apakah itu benar atau nggaknya," katanya.
Baca di halaman selanjutnya, respons Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran
Irjen Fadil Ingatkan Polisi Harus Jaga Perilaku
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran ikut menyoroti kasus itu. Fadil berpesan kepada seluruh anggota untuk berperilaku yang baik.
"Pesan saya ke anggota: jangan aneh-aneh, jaga lisan dan perilaku," ujar Irjen Fadil Imran dalam pesan singkat kepada detikcom, Kamis (30/9).
Senada dengan Fadil Imran, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo meminta jajarannya melaksanakan tugas secara profesional. Sambodo meminta polisi menjaga harkat dan martabat wanita.
"Laksanakan tugas secara profesional. Hormati masyarakat, hargai harkat dan martabat wanita," kata Sambodo.
Lebih lanjut Sambodo mengingatkan personel di lapangan memisahkan antara urusan pribadi dan tugas-tugas kedinasan.
"Pisahkan antara urusan pribadi dan kedinasan. Patuhi kode etik profesi yang telah digariskan," katanya.
FA Diperiksa Propam
"Saat ini sedang diperiksa oleh Propam Polres Metro Tangerang Kota," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo saat dihubungi detikcom, Jumat (30/9/2021).
Sambodo menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi kepada FA. Namun ia belum menjelaskan secara detail soal sanksi apa yang akan diberikan kepada FA.
"Selanjutnya akan diberi tindakan oleh kesatuan," katanya.
Sebelumnya, RNA telah menjalani klarifikasi di Polres Metro Tangerang Kota pada Rabu (29/9) soal tindakan tidak menyenangkan dari FA. RNA mengaku menyerahkan proses hukum lebih lanjut terhadap FA ke pihak Propam.
"Kalau untuk tindak lanjut semacam penertiban untuk pelakunya ini, itu saya serahkan ke kepolisian, jadi saya terserah," kata RNA.
RNA belum mengetahui apakah FA akan diproses secara kode etik oleh internal kepolisian.
"Nunggu penyidikan lebih lanjut untuk etika kerjanya atau apa yang akan diperiksa apakah itu benar atau nggak," katanya.
FA Meminta Maaf
Sementara itu, FA sendiri telah buka suara soal kejadian dengan RNA. Ia mengakui meminta nomor HP RNA dan meminta maaf.
"Saya sudah WA (WhatsApp) ibunya, saya minta maaf. Tapi, ya itu, nggak dibales-bales dari kemarin-kemarin begitu, tapi saya sudah minta maaf ke dia," ujar FA saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (29/9).
FA kemudian sedikit mengulas kejadian tersebut. Menurutnya, saat itu ia menyetop RNA karena menerobos lampu merah.
FA mengaku merasa iba terhadap RNA, sehingga akhirnya memberinya jalan setelah memberikan teguran.
"Itu kan ibu-ibu, kasihanlah, ya udah saya kasih jalan aja. Kalau SIM-STNK lengkap, saya cuma bilang, 'Bu, lain kali jangan ulangi lagi, lampu merah ngeri kalau diterobos'," jelasnya.