Nakes di Papua Jadi Korban Kekejian Teroris KKB, Ini 7 Faktanya

Nakes di Papua Jadi Korban Kekejian Teroris KKB, Ini 7 Faktanya

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 17 Sep 2021 18:11 WIB
Nakes di Papua Jadi Korban Kekejian Teroris KKB, Ini 7 Faktanya
Nakes di Papua Jadi Korban Kekejian Teroris KKB, Ini 7 Faktanya -- kondisi fasilitas umum yang dibakar teroris KKB (Dok Polda Papua)
Jakarta -

Nakes di Papua menjadi korban kekejian teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Senin (13/9) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Hal ini bermula saat diserangnya TNI-Polri hingga membakar sejumlah fasilitas umum, seperti SD dan puskesmas, di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Selain Puskesmas Kiwirok, teroris KKB pimpinan Lambek Takblo juga membakar fasilitas umum lainnya. Antara lain kantor kas Bank Papua Kiwirok, rumah dokter, barak tenaga kesehatan (nakes), SD inpres, rumah guru, dan pasar. detikcom merangkum fakta-fakta soal nakes di Papua berikut ini.

5 Nakes di Papua Terluka-1 Mantri Hilang

Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan ada lima nakes di Papua yang dilaporkan terluka. Sementara itu, satu mantri dikabarkan hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang mantri kesehatan dilaporkan belum ditemukan sampai saat ini," ujar Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Ahmad Musthofa Kamal kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).

Diketahui lima nakes tersebut sempat dilaporkan hilang. Namun telah ditemukan dalam kondisi luka-luka. Para korban kini sudah dalam perawatan medis, sementara sang mantri masih dalam pencarian.

ADVERTISEMENT

"Lima tenaga kesehatan yang sebelumnya dikabarkan hilang saat ini telah ditemukan dalam keadaan mengalami luka-luka di antaranya empat perawat dan satu dokter," tuturnya.

3 Nakes di Papua Lainnya Hilang

Selain nakes yang terluka, tiga nakes lainnya masih dilaporkan hilang. Mereka diduga melarikan diri saat teroris KKB membakar Puskesmas Kiwirok dan fasilitas rumah dinas mereka.

"Memang benar ada laporan dari Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP yang saat ini bertugas di Kiwirok, tiga (nakes) belum diketahui keberadaannya," kata Dandrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan di Jayapura, Selasa (14/9/2021).

Dari total 11 nakes yang bertugas, 8 di antaranya berhasil diamankan, di mana 3 nakes mengalami luka di sejumlah bagian tubuh.

"Tiga tenaga medis ini ada yang kena panah di rusuk, kondisi stabil, satu korban perempuan mereka tusuk pahanya pakai sangkur dan satu lagi dipukul hingga babak belur," ungkapnya.

2 dari 3 Nakes di Papua yang Hilang Berhasil Ditemukan

Penemuan 2 dari 3 tenaga medis terjadi pada Rabu (15/9) lalu. Sayangnya, satu nakes bernama Gabriela Mai Lani ditemukan meninggal dunia di sebuah jurang.

"Gabriela Meilan (22) ditemukan dalam kondisi meninggal. Sementara rekannya ditemukan selamat dengan luka tusuk dan memar di sekujur tubuhnya," ujar Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnita kepada wartawan, Kamis (15/9/2021).

"Pukul 19.00, tim berhasil melakukan evakuasi korban dan selanjutnya dibawa ke pos Pamtas 403/WP guna mendapatkan perawatan medis," jelasnya.

Evakuasi jenazah Gabriela direncanakan di hari berikutnya lantaran kondisi cuaca yang buruk dan medan yang terjal.

Fakta-fakta berikutnya soal kekejian teroris KKB terhadap nakes di Papua ada di halaman selanjutnya.

9 Nakes di Papua Dievakuasi ke Jayapura

Sembilan nakes dan satu anggota TNI yang menjadi korban penyerangan teroris KKB dievakuasi ke Jayapura. Saat evakuasi, heli TNI sempat ditembaki.

"Ada gangguan berupa tembakan dari KKB atau kelompok sipil teroris (KST) saat heli melakukan evakuasi para korban," ujar Danrem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan saat di Lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Jayapura, pada Jumat (17/9/2021).

Helikopter milik TNI tiba di Lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Jayapura, pada Jumat (17/9) pukul 11.00 WIT. Mereka dibawa ke RS Mathen Indey, Jayapura, untuk mendapat perawatan. Mereka ada yang mengalami patah tulang akibat hantaman benda keras, luka tusuk, hingga luka sayatan.

Adapun korban yang telah dievakuasi adalah Dokter Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji Patra, Siti Khodijah, Katriyanti Tandila, Kristina Sampe Tonapa, dan Prada Ansyar dari Yonif 403.

"Mendengar cerita korban sangat miris. Mereka diperlakukan sangat tidak manusiawi, disiksa, bahkan sampai ditelanjangi," ujar Kasdam XVII/ Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi kepada wartawan di lokasi, Jumat (17/9).

Bersamaan evakuasi para korban, 30 personel dari TNI juga telah dikirim untuk mengejar kelompok Lamek Taplo di Kiwirok.

Evakuasi Jenazah Nakes Masih Dalam Proses

Evakuasi jenazah nakes di Papua atas nama Gabriella masih dilakukan. Sementara itu, masih ada sekitar 40 orang yang terdiri atas tenaga kesehatan, guru, dan buruh bangunan yang akan dievakuasi dari Kiwirok ke Jayapura.

"Khusus jenazah Gabriella saat ini masih dilakukan evakuasi dari jurang yang kedalamannya 300-400 meter dengan kecuraman 90 derajat. Karena sulitnya medan, sehingga dievakuasi dengan perjalanan khusus," ujarnya.

Dokter Geral Sukoi Belum Ditemukan

Satu nakes di Papua lainnya yang menjadi korban kekejaman KKB hingga kini belum ditemukan. Dokter tersebut bernama Geral Sukoi (28).

"Yang dua orang kami sudah temukan, satu masih hidup dan satu sudah meninggal. Dan satu lagi belum ditemukan," jelas Brigjen Izak di Jayapura, Jumat (17/9/2021).

"Kita berharap dia masih hidup dan bisa kembali ke markas TNI terdekat," ujarnya.

Nakes Wanita Dilecehkan-Ditendang di Pegunungan Bintang

Teroris KKB disebut melakukan pelecehan hingga menendang para nakes wanita hingga tewas. Hal ini diungkap seorang nakes yang selamat bernama Marselinus Ola Attanila.

Saat baku tembak pada Senin (13/9) pukul 09.00 WIT, para nakes tetap bersiaga di puskesmas. Saat itu para nakes diminta tetap tenang dan bersiaga untuk langsung memberi perawatan korban luka dari penyerangan itu.

Sayangnya, pernyataan KKB untuk menjamin keamanan nakes hanyalah kebohongan. Mereka menyerang puskesmas, memecahkan kaca dan menyiramkan bensin hingga terjadi kebakaran.

Mereka juga masuk ke dalam barak dan menyerang petugas. Para nakes pun kocar kacir berlarian untuk menyelamatkan diri bahkan ada pula yang ditendang ke jurang.

"(Nakes) Lukas bersama Suster Siti, Dokter Geral lari ke arah Mado, lalu dihadang teroris KKB dan dipukuli dengan balok kemudian digiring ke jurang dan ditendang jatuh ke jurang," imbuhnya.

Marselinus bersama tiga rekan nakes wanita berlari dari puskesmas menuju rumah warga. Namun teroris KKB yang memegang senjata semakin dekat dengan mereka hingga mereka melompat ke jurang.

"Akhirnya kami lari ke belakang rumah (warga), tetapi terdapat jurang yang cukup terjal dengan kedalaman 500 meter, saya mengajak ketiga suster untuk melompat ke jurang dan saya lebih dulu melompat, kemudian di susul 3 suster," kata Marselinus.

Tak berhenti di situ, teroris KKB masih mengejar dengan turun ke jurang. Saat itu, suster ditangkap dan ditelanjangi.

"Ternyata mereka mengejar kami ke bawah, sehingga pertama ketemu Suster (inisial) A, kemudian menangkap Suster (inisial) G, kemudian menangkap Suster (inisial) K. Saya sendiri tidak didapat mereka karena sembunyi di antara tebing dan akar-akar," ungkapnya.

"Kemudian ketiga suster ini ditelanjangi dengan cara merobek pakaiannya dengan parang. Setelah ditelanjangi, kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Paha mereka ditikam, muka ditonjok, dan pelecehan seksual hingga pingsan. Akhirnya ditinggalkan, karena mungkin dikira sudah mati, sehingga didorong lagi ke dalam jurang yang lebih dalam sekitar 300 meter," lanjutnya.

Seorang suster akhirnya tewas akibat penganiayaan yang dilakukan teroris KKB terhadap nakes di Papua tersebut.

"Demikian juga dokter Geral Sukoi didorong ke jurang dan hingga saat ini belum ditemukan. Kami berada dalam jurang selama tiga hari dan pelan-pelan kemudian naik ke atas dan ditemukan anggota TNI dan satu per satu dari nakes bisa terselamatkan oleh TNI," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(izt/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads