Lebih lanjut Pandu mengungkapkan, Luhut pun menjalankan saran-saran yang diberikan, baik dari para pakar maupun jajaran pemerintah. Salah satu saran yang didengar adalah usulan penerapan PPKM berdasarkan level.
"Secara bertahap saran-saran dilakukan dan PPKM diganti levelnya, level 4, 3, 2, 1, supaya memberikan efek psikologis, karena kita waktu itu menyarankan supaya PPKM ini berlangsung lama. Mungkin suatu ketika PPKM itu dipertahankan di level 1 terus supaya kita bisa menekan pandemi, karena kita ingin menekan penularan yang sekarang sedang terjadi dan mencegah lonjakan berikutnya. Nah ini belum pernah terjadi. Yang ada, sudah turun, lupa sudah, sudah sukses," terang Pandu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan dia, walaupun suka marah-marah, dia mau mendengarkan dan mengakui salah. Karena dia bilang, 'wah, saya baru tahu kalau tracing itu gunanya untuk itu', begitu. Kenapa sih orang harus meningkatkan tracing sama isolasi? Sewaktu ketika kita bilang, 'jangan isolasi mandiri karena itu akan menimbulkan kematian yang tinggi, harus isolasi terpusat dan juga untuk menekan penularan pada keluarga', itu diikuti semua," sambung dia.
Bahkan Luhut juga mengevaluasi penanganan COVID-19 di daerah. Luhut, menurut Pandu, tidak mau hanya mendengarkan pernyataan kepala daerah yang hanya sekadar 'asal bapak senang'.
"Jadi Pak Luhut meminta setiap gubernur melapor dan sebagainya. 'Kenapa kok ini masih tinggi?' Terus dicecar, ditanya masing-masing. Jadi nggak bisa gubernur ngomong 'asal bapak senang'," jelas Pandu.
Baca juga: Pandu Riono Saran PPKM Level 4 Dipertahankan |
Selain itu, Luhut sampai memonitor penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Luhut juga tak ragu memberi tugas kepada para menteri yang terkait dengan aplikasi tersebut.
"Semua menteri dipanggil. Itu Pak Lutfi Mendag dipanggil, diminta menjamin aplikasi PeduliLindungi sudah terpasang. Terus kalau Parekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), aplikasi PeduliLindungi sudah dipasang kalau tempat-tempat wisata mau buka, dan Menteri Perindustrian juga begitu, kalau ada pabrik mau buka harus dipastikan karyawan atau buruhnya sudah divaksinasi, dan terus saja," tutur Pandu.
"Walaupun banyak ada ketidaksempurnaan, kalau lihat rapat sih, waduh bolongnya banyak banget. Tapi kalau terus-menerus diperbaiki setiap rapat mingguan, itu ternyata memberikan efek perbaikan," pungkasnya.
(zak/imk)