Warga dusun ini sudah tersenyum bahagia. Perbaikan jembatan gantung di pojok Mamasa sudah tuntas. Akses utama warga kini mudah dilalui tanpa mara bahaya.
Magic! Inilah jembatan di Dusun Rantelelamung, Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Dulu, jembatan ini sempat viral lantaran sudah rusak tapi masih dilalui anak-anak sekolah dengan cara bergelantungan.
Hampir setahun lamanya warga di dusun ini harus menantang maut ketika hendak keluar ataupun kembali ke kampung. Mereka terpaksa bergelantung pada sisa kawat baja jembatan yang terhubung pada kedua sisi sungai, lantaran kondisi jembatan rusak parah usai diterjang banjir bandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga, Ridwan, mengaku bersyukur proses perbaikan jembatan berjalan lancar dan kini sudah dapat dilalui dengan normal.
"Kami sangat bersyukur, sebab jembatan kami sudah bagus dan bisa dilalui kembali dengan normal, " ujar Ridwan kepada wartawan, Rabu sore (15/9/2021).
Ridwan juga berterima kasih karena kualitas jembatan gantung pasca-perbaikan diakui jauh lebih baik dari jembatan sebelumnya.
"Jembatan yang ada sekarang ini lebih bagus dari sebelumnya, sekarang terasa lebih padat saat dilalui, tidak terlalu goyang," ungkapnya.
![]() |
Selanjutnya, cerita raka takut yang dulu ada terutama saat anak-anak berangkat ke sekolah:
Menurut Ridwan, selama jembatan mengalami kerusakan, warga di daerah ini sangat kesulitan beraktivitas. Mereka juga kerap dibayangi rasa takut, apalagi anak-anak di daerah ini mesti bergelantungan pada tali jembatan ketika hendak ke sekolah.
"Selama jembatan rusak kita sangat kesulitan. Susah segalanya. Paling parah jika ada orang sakit, mesti kami tandu menyeberangi sungai. Kami juga ketakutan membayangkan anak-anak yang setiap hari bergelantungan pada tali jembatan, setiap saat ke sekolah," akunya.
Untuk itu, selama proses perbaikan berlangsung, warga antusias membantu para pekerja jembatan gantung.
"Hampir semua warga baik pria dan wanita, ikut membantu selama proses perbaikan. Itu karena kami semua merasa senang, harapannya proses perbaikan jembatan lebih cepat selesai," tandas Ridwan tersenyum.
Ungkapan bahagia juga disampaikan salah satu murid sekolah dasar di daerah ini, Mutmainnah. Ia mengaku kini bisa ke sekolah dengan tenang, tanpa perlu merasa takut lantaran sebelumnya harus bergelantungan pada seutas tali jembatan yang terhubung pada kedua sisi sungai.
"Senang jembatannya sudah bagus, kami juga bisa lebih tenang ke sekolah, tidak takut lagi, tidak seperti dulu mesti memanjat di tali," aku Mutmainah.
Perbaikan jembatan gantung ini dilakukan secara menyeluruh. Tali sling baja sisa jembatan lama diganti dengan yang baru. Gelagar dan lantai jembatan juga menggunakan kayu berkualitas. Kaki tiang beton jembatan juga diberi pengaman dari bronjong, agar tidak mudah tergerus arus sungai. Tiang beton jembatan juga diberi warna baru yang lebih cerah, sehingga terlihat indah.
![]() |
Menjelang sore, warga baik tua maupun muda ramai-ramai berkumpul di jembatan, sekadar berswafoto sembari menikmati pemandangan. Menurut warga, aktivitas seperti ini rutin terjadi, sejak proses perbaikan jembatan tuntas.
Terlihat jembatan gantung tidak hanya dapat dilintasi pejalan kaki, tetapi juga warga yang menggunakan kendaraan roda dua.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamasa Andarias mengungkapkan harapan kepada warga agar ikut merawat jembatan gantung tersebut, sehingga bertahan lama.
"Tentunya kita sangat berharap, agar warga setempat dapat merawat jembatan tersebut, karena jembatan gantung itu merupakan bagian infrastruktur yang merupakan kewenangan pemerintah desa, " tuturnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Sebelumnya diberitakan, jembatan gantung sepanjang 45 meter dan lebar 1,5 meter ini viral di media sosial, setelah terekam kamera warga dilalui sejumlah pelajar dengan cara bergelantung, meniti pada kawat baja jembatan.
Jembatan gantung ini rusak parah sejak akhir Oktober 2020, setelah diterjang banjir bandang, membuat hampir semua lantai jembatan terlepas.
Sejak saat itu, pemerintah Desa Pamoseang mengaku telah merencanakan perbaikan jembatan, tapi terkendala anggaran.
Pemerintah Kabupaten Mamasa melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akhirnya turun tangan, mengambil alih proses perbaikan jembatan gantung tersebut. Bahkan dalam perjalanan, proses perbaikan jembatan hingga tuntas, mendapat dukungan dari yayasan Haji Kalla.