Rusaknya jembatan gantung di Dusun Rantelalamun, Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), nyaris melumpuhkan aktivitas sedikitnya 150 warga di daerah itu. Jembatan gantung sepanjang 45 meter dengan lebar 1,5 meter ini merupakan akses jalan utama warga Dusun Rantelalamun untuk menyeberangi sungai.
Berdasarkan pantauan, warga yang ingin beraktivitas ke luar kampung, khususnya anak-anak yang ingin ke sekolah, terpaksa memanfaatkan sisa kawat jembatan gantung sebagai pijakan kaki untuk menyeberangi sungai. Mereka menapakkan kaki pada kawat besi yang menghubungkan kedua sisi sungai.
Berulang kali terlihat, ada warga nyaris terjatuh, lantaran kelelahan dan kehilangan keseimbangan saat menapaki kawat jembatan, yang bergoyang apalagi saat ditiup angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, sudah dua warga yang pernah terjatuh ke dalam sungai saat mencoba melintas jembatan. Beruntung keduanya selamat kendati sempat terbawa arus,
"Pernah ada anak-anak jatuh di sini, gadis-gadis, sudah dua orang, pakai cadar satu, ada juga kemenakan satu," kata salah salah satu warga, Nurhikmah, selepas menyeberangi jembatan, Kamis (24/06/2021).
Kendati takut saat melintasi jembatan gantung ini, Nurhikmah mengaku tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab, tidak ada jalan lain.
"Takutlah, tapi bagaimana, karena itu sudah... tidak ada jalan lain, tinggal nyeberang," ujarnya.
Saat kondisi air sungai sedang surut, Nurhikma memilih menyeberangi sungai dengan cara masuk ke dalam air. Jika air sungai meluap, ia enggan masuk ke dalam air tanpa bantuan orang lain.
"Biasa turun ke sungai, tapi nanti ada teman baru bisa. Tapi nanti ada teman baru aku bisa, takut kalau sendiri," tutur wanita berusia 40 tahun ini.
Kepala Desa Pamoseng M Sabir mengungkapkan kesulitan yang dialami warganya sejak jembatan rusak. "Setelah rusaknya jembatan itu, ya masyarakat itu seperti semula di bawah tahun 2013, melewati sungai," kata Sabir terpisah.
Ia menjelaskan, jembatan gantung yang rusak parah dibangun pada 2013 dengan sumber dana dari PNPM Mandiri. Bencana banjir membuat jembatan rusak parah.
"Pada November 2020, terjadi bencana alam banjir, mengakibatkan lantai jembatan itu hanyut terbawa banjir," ujarnya.
Walau telah menganggarkan biaya perbaikan jembatan bersumber dari dana desa, Sabri sangat berharap mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten agar perbaikan bisa maksimal.
"Tahun 2021 ini kita anggarkan perbaikan lantai yang rusak, sehingga jembatan bisa normal seperti semula. Kalau misalnya ada bantuan dari kabupaten kami sangat bersyukur selaku pemerintah di tingkat desa, karena tentu anggaran kabupaten lebih besar dari anggaran desa," tuturnya.
Namun, diakui Sabir, kerusakan jembatan gantung di desanya sebelumnya tidak dilaporkan kepada pemerintah kabupaten. Ia merasa telah melakukan upaya untuk memperbaiki jembatan tersebut.
"Memang belum pernah dilaporkan, apalagi jembatan ini tanggung jawab pemerintah desa," pungkasnya.
Kabar keberadaan jembatan ini diketahui setelah videonya viral di media sosial beberapa waktu lalu. Video tersebut sejumlah pelajar bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan bergelantungan di tali jembatan gantung yang rusak parah.