Pakar bencana menyarankan agar masa PPKM level 4 yang akan berakhir hari ini diperpanjang. Perpanjangan PPKM level 4 ini bisa dilonggarkan dengan syarat tertentu.
Awalnya, guru besar bidang sosiologi bencana dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, Prof Sulfikar Amir, menjelaskan bahwa situasi kasus Corona di Jawa memang sudah menurun. Kendati demikian, tingkat kematian dan positivity rate masih tinggi. Amir menilai kondisi ini serba tanggung.
"Saya agak ragu kalau misalnya dilakukan pelonggaran. Karena tingkat kematian masih tinggi, lalu tingkat positivity rate-nya masih tinggi. Jadi tanggung sebenarnya," kata Sulfikar Amir kepada wartawan, Senin (9/8/2021).
Di satu sisi, dia melihat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sudah kewalahan. Lambatnya distribusi bansos bisa jadi masalah saat PPKM level 4 ini diperpanjang.
"Cuma memang kondisi sosial ekonomi sosial di bawah itu kewalahan ya. Karena bansosnya juga terlambat datang. Bansos ini kan instrumen yang penting untuk mengimbangi pembatasan sosial. Jadi khawatirnya itu akan jadi masalah ketika PPKM level 4 ini diperpanjang," ujarnya.
Berangkat dari pertimbangan ini, Sulfikar mengusulkan ada pelonggaran. Pelonggaran itu sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah, misalnya lewat syarat sertifikat vaksin Corona.
"Mungkin perlu dilonggarin, dengan syarat-syarat tertentu. Dan itu sebenarnya itu sudah dilakukan pemerintah ya. Seperti memberi batasan pada penggunaan sertifikat vaksin yang sebenarnya belum terlalu relevan karena cakupan vaksin kita masih sangat rendah," tuturnya.
Menurutnya, PPKM level 4 ini masih perlu diperpanjang sampai titik yang benar-benar terkendali.
"Intinya, PPKM perlu diperpanjang sampai benar-benar pada titik yang terkendali," imbuhnya.
Lihat Video: Positivity Rate Tinggi, Epidemiolog Anjurkan PPKM Dilanjutkan
(rdp/imk)