Gunung Semeru mengalami erupsi hingga berstatus awas saat ini. Sebanyak 300 jiwa mengungsi di tiga titik.
"Terdata 300 jiwa mengungsi di tiga titik. Balai Desa Oro-oro Ombo kurang lebih 200 jiwa, Balai Desa Penanggal proses pendataan, SD 2 Supiturang kurang lebih 100 jiwa," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto kepada wartawan, Rabu (19/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharyanto memaparkan jarak erupsi Semeru sejauh 14 kilo meter. Kini statusnya naik menjadi level 4 atau awas.
"Erupsi Awan panas sejauh 14 Km. Status dinaikkan menjadi Level 4 (awas) , tentu saja dalam setiap Level kami senantiasa memberikan peringatan kepada masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan belum ada laporan mengenai dampak maupun korban akibat erupsi gunung Semeru. Dia berharap tidak ada dampak maupun korban.
"Sejauh ini belum ada laporan dampak dan korban, mudah-mudahan seperti itu, karena desa/ daerah yang rawan, sudah di relokasi di tempat yang aman pada tahun 2023," imbuhnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami erupsi siang tadi. Gunung tertinggi di Jawa itu kemudian meluncurkan awan panas hingga 5,5 km.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang saat ini juga secara resmi telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 6 Tahun 2025 terkait Tanggap Darurat Bencana Alam Erupsi Gunung Semeru.
Dilansir Antara, Rabu (19/11), surat edaran ditujukan kepada seluruh kepala perangkat daerah, camat, kepala desa, serta masyarakat di wilayah terdampak dan masyarakat luas.
"Saya menetapkan status tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru melalui Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/595/KEP/427.12/2025. Keputusan itu berlaku selama 7 hari, mulai 19 hingga 25 November 2025, sebagai langkah cepat dan terpadu dalam menghadapi dampak erupsi," kata Bupati Lumajang Indah Amperawati.
(dek/ygs)










































