Tercatat 7.323 orang atau 66,14 persen dari total pasien positif COVID-19 di Bali menjalani isolasi mandiri (isoman). Hal ini membuat Gubernur Bali Wayan Koster khawatir terjadi peningkatan klaster keluarga.
"Terlihat bahwa yang melakukan isolasi mandiri di rumah sangat tinggi, yang berpotensi terjadi penularan COVID-19 dalam klaster keluarga," kata Koster dalam keterangan tertulis, Jumat (30/7/2021).
Jumlah kasus aktif di Bali menyentuh angka 11.071 orang per Rabu (28/7). Koster mengingatkan ancaman penularan COVID-19 varian Delta bagi warga yang isoman.
"(Penularan) dengan sangat cepat yang menjadi ciri penularan jenis COVID-19 varian Delta, sehingga jumlah kasus harian meningkat cepat," ucap Koster.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan kabupaten/kota se-Bali saat ini mulai menerapkan kebijakan karantina terpusat. Hal ini sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang dikoordinasi oleh Pangdam IX/Udayana bersinergi dengan Polda Bali.
"Pelaksanaan karantina terpusat dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 dalam lingkungan keluarga dan mengurangi laju penambahan kasus baru COVID-19 klaster keluarga," jelas Koster.
Selain ada yang menjalani isoman, pasien dalam kasus aktif di Bali juga ada yang dirawat di rumah sakit, yakni sebanyak 2.253 orang atau 21,39 persen dari kasus aktif. Kemudian ada juga yang dikarantina terpusat sebanyak 1.495 orang atau 13,50 persen dari jumlah kasus aktif.
"Banyaknya kasus aktif yang dirawat di rumah sakit memerlukan layanan kesehatan yang memadai, namun masih dapat diatasi dengan baik," klaim Koster.
Koster memerinci jumlah tempat tidur untuk perawatan isolasi di rumah sakit tersedia sebanyak 2.344 tempat tidur. Dari jumlah itu sudah terisi sebanyak 1.803 tempat tidur atau 78,84 persen.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/aud)