Duduk Perkara Senpi yang Disoal Penghuni Apartemen Jakbar Versi Sarmili

Nur Aziza - detikNews
Minggu, 25 Jul 2021 08:56 WIB
Foto: Sarmili (tengah) menjelaskan soal insiden bawa senpi di parkiran apartemen di Cengkareng, Jakbar (Nur Aziza/detikcom)
Jakarta -

Pria bernama Sarmili yang membawa pistol dan diduga mengintimidasi perempuan inisial SLU di apartemen Jakarta Barat menjelaskan duduk perkara senjata api yang menjadi sorotan. Sarmili mengaku senjatanya diperoleh dengan resmi.

Sarmili menuturkan peristiwa bermula saat dirinya membersihkan batu rumah anak yatim piatu. Tiba-tiba ada yang merekamnya dari belakang. Sarmili pun menegur aksi perekaman itu.

"Saya divideoiin dari belakang, saya bilang sama ibu-ibu jangan videokan kami, saya punya hak asasi manusia, kalau ibu memvideokan kami ya izin dulu lah setidaknya sama saya. Dia (ibu) selalu berkata, 'bangun apa', 'untuk apa', 'anak yatim itu apa', 'saya enggak kenal anak yatim', maka di situ lah saya terpecik lah emosi, saya bilang bu kalau masalah urusan yang lain silahkan di depan, jangan di depan rumah yatim, karena pada hakekatnya saya ini ibu sudah nyewa pengacara, kita tempuh dengan jalur hukum, seperti itu kejadiannya," jelas Sarmili di Jakarta Barat, Sabtu (24/7/2021).

Menurut Sarmili, perempuan SLU sempat meminta klarifikasi kepadanya. Saat berdiri, Sarmili berdalih tak sengaja senjata api di pinggangnya terlihat dengan kondisi sedang direkam.

"Pada saat itu dia minta klarifikasi, akhirnya saya lagi duduk saya bangun, tidak disengaja, tidak terasa, ternyata ada videokan dari samping senjata saya secara resmi yang saya peroleh itu muncul," kata Sarmili.

Saat cekcok dengan SLU, Sarmili mengaku tidak menggenggam sama sekali pistolnya. Ia mengaku saat itu berdebat mengenai peraturan Gubernur dan saat mengangkat tangan terlihatlah pistolnya di pinggang.

"Tidak ada memegang, tidak ada memegang senjata itu, bahkan ada salah satu karyawan saya yang menutupi," jelas Sarmili.

Sarmili mengakui senpi itu seharusnya ditutup agar tak terlihat masyarakat. Dia mengklaim telah mendapatkan izin soal senpi tersebut.

"Iya karena harus melekat karena itu kan sangat membahayakan, enggak boleh, taruh di rumah saja harus sepengetahuan istri, apa," jelasnya.

"Karena kalau hilang sepuluh kali harga senjata, hilang sepuluh kali harga senjata," ujarnya.

Sarmili mengatakan senpi itu untuk bela diri karena dirinya sering melakukan dinas pekerjaan ke daerah terpencil dan mengaku pernah dirampok sampai ratusan juta. Menurut dia, ada prosedur ketat saat senpi itu digunakan.

"Iya, bela dirinya ada SOPnya kalau kita dipukul saja belum boleh balas, kecuali kita sudah terluka," katanya.

Perihal dugaan intimidasi, Sarmili menepis hal tersebut. Sarmili mengaku hanya berbicara terkait aturan.

"Saya tidak merasa mengintimidasi beliau, tidak karena saya hanya berbicara tentang per-UU masalah intimidasinya apa saya kan merasa di video itu tidak ada diintimidasi, saya juga tidak mengerti maunya ibu apa, seperti apa, saya sudah menjalankan UU, dia juga sudah menempuh jalur hukum, kenapa seperti ini. Pada hakekatnya semua ada jalan keluar kalau mau dibicarakan, dilaporkan saya sudah, disomasi sudah, mau tempuh jalur apa sudah, silahkan saja pada hakekatnya di sini kita tidak merugikan orang lain," ujar Sarmili.

Sarmili mengaku bahwa SLU mendatanginya karena persoalan parkiran mewakili warga apartemen di Jakarta Barat. Namun, Sarmili mengaku tidak punya andil karena hanya sebagai operator.

"Kalau menurut saya kan waktu perdebatan di video itu, dilihat sendirian, saya tanya bu mewakili warga, warga yang mana, ini kan ada pengelola, silahkan pengelola kami di sini hanya operator," kata Sarmili.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Home Industry Senpi Ilegal di Blitar Dibongkar, Produksinya Kaliber Besar':






(knv/knv)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork