BNPB Pastikan Warga dari LN Berhak Dapat Tes Corona Pembanding

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 16 Jul 2021 17:23 WIB
Kapusdatinkom BNPB Ahmad Muhari (Screenshot BNPB)
Jakarta -

BNPB menegaskan bahwa warga dari luar negeri yang dikarantina berhak mendapatkan tes pembanding. Dengan syarat, tes pembanding itu harus dilakukan di 3 laboratorium yang telah ditunjuk pemerintah.

"Dari surat Kasatgas B84A setiap WNI dan WNA yang karantina memiliki hak untuk dapatkan tes pembanding di 3 lab yang sudah kita rekomendasikan lab RSPAD, RS Polri, yang ketiga RS Cipto Mangunkusumo," ujar Kapusdatinkom BNPB Ahmad Muhari dalam diskusi daring BNPB, Jumat (16/7/2021).

Dia menjamin seluruh WNA atau WNI yang ingin melakukan tes pembanding dijamin haknya. "Jadi kami harapkan dengan klarifikasi ini tidak ada lagi pemberitaan yang menyebutkan tidak boleh WNA WNI karantina dilarang mendapatkan tes pembanding. Itu hak dari mereka dan itu kita jamin," lanjutnya.

Sementara itu, koordinator karantina kesehatan Kemenkes, Imran Prambudi menjelaskan lab yang dipilih itu artinya sudah tersertifikasi oleh pemerintah. Dia memastikan lab yang ditunjuk pemerintah sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan COVID-19.

"Jadi lab tersebut sudah tersertifikasi oleh kementerian kesehatan terakhir ada 700 lab yang sudah tersertifikasi. Lab yang kerja sama dengan kami di Jakarta itu semua lab-lab yang sudah masuk di dalam case study. Jadi artinya prokes sudah terjaga, SOP sudah benar," jelas Imran.

Tentang tes pembanding, Imran menjelaskan tes pembanding adalah jika seseorang tes Corona di hari yang sama dengan laboratorium berbeda. Jika hasil tes pembanding dari lab satu dan lainnya berbeda, itu bisa terjadi karena beberapa faktor. Jika seseorang melakukan tes pada hari berikutnya, itu bukan tes pembanding, tetapi tes ulang.

"Untuk melakukan tes pembanding sample yang sama, diambil saat bersamaan tetapi diperiksa ke laboratorium berbeda, artinya umpamanya sekarang Jumat, kemudian Sabtu malam keluar hasil, terus mau di-swab lagi Minggu itu adalah swab ulang bukan pembanding. Karena pemeriksaan Jumat dengan Minggu bisa berbeda, karena variasi bisa macam-macam," ungkap Imran.

Imran juga menegaskan dalam tes pembanding itu bisa saja hasilnya berbeda. Sebab, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil berbeda.

"Seberapa besar terjadi perbedaan, saya kira kalau kami berpegang ahli, itu sangat mungkin, pertama alatnya beda, mereknya PCR beda-beda, reagen berbeda juga, belum lagi saat orangnya ambil swab kurang dalam, atau terlalu dalam juga akan dapat hasil beda, jadi kemungkinannya pasti ada cuma seberapa besar saya belum tahu," pungkas Imran.




(zap/imk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork