Cerita Eva Hilang 3 Hari
Pada Minggu (6/6), Eva hilang setelah pamit untuk buang air kecil di sungai. Di lokasi hilang, hanya ditemukan sandal Eva.
Eva mengaku dirinya mengaku tak sadarkan diri usai mundur 3 langkah sebelum jongkok untuk buang air kecil. Begitu sadar, Eva mengaku sudah berada di sebuah gua kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas saya bangun, saya sudah berada di gua kecil," ujar Eva.
Eva mengatakan gua tempatnya sadarkan diri bukan berada di tempat awal mula dia hendak buang air kecil. Seingatnya, gua tempat dia sadarkan diri itu berada di atas tempat dia hendak buang air kecil.
Eva menceritakan saat sadar berada di dalam gua, dia masih duduk dan tidur di dalam gua itu. Kemudian, dia terus heran dan bertanya-tanya mengapa tiba-tiba berada di dalam gua.
![]() |
"Saya bawa biskuit (di dalam jaket), cuma saya tidak makan, ada di dalam jaketku. Saya pikir kenapa saya berada di sini? Karena terakhir sudah mau pulang," kata Eva heran.
Setelah itu, Eva mengaku kerap ada yang memindahkannya. Hal ini disampaikan Komandan Tim Basarnas Makassar, Dadang Tarkas, tentang pengalaman yang dialami Eva selama tiga hari hilang seorang diri.
Dadang mengatakan peristiwa itu dialami Eva selama beberapa malam saat hilang di Gunung Abbo.
"Eva bilang, 'Saya itu pada saat tidur posisiku (selalu bergeser), pada saat saya bangun sudah pindah ke tempat lain'. Jadi saat bangun bukan lagi di posisi pada saat dia mau tidur," kata Dadang kepada detikcom, Kamis (10/6).
"Contoh dia tidur di satu batu, pada saat dia sadar atau dia bangun posisinya bukan di batu itu yang ditempati tidur, berpindah ke batu yang lain. Ada juga dia tidur di atas kayu, tahu-tahu dia bangun sudah ada di atas batu," ujar Dadang.
'Kampung Mati' Gunung Abbo
Gunung Abbo tempat seorang pendaki wanita Eva (24) hilang dahulunya merupakan perkampungan yang ditinggali warga. Namun kini Gunung Abo sudah tak berpenghuni layaknya kampung mati.
"Kalau di sana (Gunung Abbo) memang gunung, tetapi ceritanya dulu itu kampung. Itu memang gunung, dan pernah orang tinggal di sana, orang-orang dulu," ujar pegawai Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Delon, kepada wartawan, Kamis (10/6).
Menurut Delon, perkampungan yang ditinggali warga di Gunung Abbo itu dikenal sebagai Kampung Abbo. Warga terakhir kali tinggal di sana pada 1960-an.
Lebih lanjut Delon mengungkapkan Kampung Abbo berada di sebuah lembah berbentuk cekungan yang mirip sebuah baskom. Perkampungan itu berbentuk bulat dan dikelilingi gunung.
Terdapat aliran sungai itu kampung itu, yang membuat warga dapat bercocok tanam hingga membuat sawah.
"Orang dulu tinggalkan itu kampung karena masalah kehidupan di sana. Cuman hasilnya itu (padi dari sawah) untuk cari uang di bawah turun setengah mati. Tanam jagung, padi, hasilnya harus bawa turun ke Desa Leang-leang dan Desa Panaikang ke bawah," ucapnya.
Desa Leang-leang dan Desa Panaikang memang menjadi desa terdekat dengan Kampung Abbo. Kini perkampungan yang sudah mati itu biasa menjadi destinasi para pendaki yang mendaki ke Gunung Abbo.
Para pendaki biasanya memerlukan perjalanan darat sekitar 1 hingga 2 jam dari Desa Panaikang ke Gunung Abbo. Banyak pendaki yang tertarik ke sana karena bentangan karst yang dianggap bagus dan juga air yang selalu tersedia.
"Juga di sana bisa melihat burung kalau orang betul-betul mau pasang tenda, memang bagus keindahan alamnya di sana. Bagus pemandangannya," ucapnya.
Meski begitu, selama karirnya bekerja sebagai Pegawai Taman Nasional Bulusaraung, dia tidak pernah menemui hal mistis di sekitar Gunung Abbo. Tetapi dia tidak menampik bahwa setiap daerah pastinya memiliki sejarah mistis sendiri-sendiri. Untuk kasus Eva, ini adalah kasus pertama orang hilang di sekitar Gunung Abbo.
Simak Video "Hilang Misterius di Gunung Abbo, Wanita Pendaki Ditemukan Selamat!"
[Gambas:Video 20detik]
(jbr/nvl)