Apologi Grup Moge NTB ke Gubernur-Kapolda Usai Konvoi Dikritisi

Round-Up

Apologi Grup Moge NTB ke Gubernur-Kapolda Usai Konvoi Dikritisi

Faruk - detikNews
Rabu, 26 Mei 2021 07:09 WIB
Lombok -

Video segerombolan motor gede (moge) konvoi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), jadi sorotan di media sosial (medsos). Aksi tersebut ramai dikritisi.

Aksi konvoi rombongan moge ke daerah wisata menjadi titik utama kritik. Sebab, diketahui saat ini pemerintah daerah di NTB menutup tempat wisata bagi masyarakat demi mencegah penularan COVID-19.

Larangan itu dikeluarkan sepanjang masa libur lebaran. Dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 juga, aparat melakukan penyekatan di sejumlah titik untuk membatasi pergerakan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di medsos, video viral konvoi moge itu disertai narasi lolos dari penyekatan petugas kepolisian. Narasi ini juga jadi bagian kritik warganet terhadap aksi grup moge tersebut.

Disebut Terobos Penyekatan

Terkait penerobosan penyekatan, pihak kepolisian memberi penjelasan. Kapolres Lombok Tengah AKBP Esty Setyo Nugroho mengatakan rombongan 10 moge itu sebelumnya telah diminta putar balik oleh petugas di antara pos penyekatan Lombok Barat dan Lombok Tengah.

ADVERTISEMENT

Rombongan moge itu lalu lewat di jalur Selong Balanak Lombok Tengah sehingga lolos dari penyekatan.

"Kami minta mereka putar balik, jadi mereka putar balik di Labulia, perbatasan Lombok Barat dan Lombok Tengah, mereka tidak lewat jalur tengah atau jalan bypass Bandara atau tidak lewat pos sekat. Mereka disetop anggota di pos sekat Labulia akhir, ya mereka lewat Sekotong," ungkap Esty saat dihubungi detikcom, Senin (24/5/2021).

Awalnya, rombongan moge tersebut menuju jalur Sekotong, Lombok Barat. Setelah dihalau petugas, mereka melewati kawasan Selong Belanak, Lombok Tengah.

Viral sejumlah moge menerobos penyekatan di Lombok untuk menuju lokasi wisata (Facebook Dhony Anshory)Konvoi moge disebut menerobos penyekatan di Lombok untuk menuju lokasi wisata (Facebook Dhony Anshory)

Diakui Esty, kawasan itu tidak dijaga karena petugas berjaga atau menyekat pada jalur poros menuju objek wisata.

"Rombongan ini kemudian menghindari pos sekat yang di Sengkol, Batujai, dan Bundaran Mong dan masuk melewati turunan atau simpang Kuta dan langsung masuk lokasi Mandalika. Nah, di sana mereka menunjukkan surat dan telah mengajukan izin dari ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) pada sekuriti, makanya mereka dikasih masuk," jelas Esty.

Esty menegaskan polisi tidak akan melakukan pilih kasih dalam menerapkan aturan di masa pandemi terutama soal penyekatan di wilayah Lombok.

Bagaimana apologi dari grup moge NTB ini? Simak di halaman selanjutnya.

Apologi Grup Moge

Ketua Deputy Harley-Davidson Road Glide Owners Group (RGOG) NTB, Jojo Setiono, mereka tidak sedang melakukan konvoi seperti narasi yang beredar di medsos. Dia mengatakan RGOG NTB sedang melakukan survei jalur untuk kegiatan yang akan digelar pada Agustus 2021.

Setiono mengaku telah memiliki izin dari pihak terkait sehingga bisa lolos ke dalam kawasan Mandalika. Jalur yang disurvei merupakan jalur yang akan dilewati oleh ratusan motor gede dari berbagai daerah dari Indonesia.

"Kami adalah hak izin ke Mandalika, kami melakukan survei spot untuk kegiatan parade merah putih bulan Agustus nanti. Kenapa diadakan perjalanan Harley, ini adalah tes ride, uji coba jalur. Kami semua memakai kaus yang bertuliskan tes ride kok saat itu," ungkap Jojo Setiono.

Dia juga mengaku bukan sengaja mengambil jalur selatan untuk bisa masuk kawasan Mandalika. Menurutnya, di jalur tersebut memang tidak ada petugas yang melakukan penyekatan karena bukan jalur untuk masuk kawasan wisata.

"Namun karena di jalur tersebut terdapat spot-spot yang menarik sehingga kita lalui. Dalam kegiatan parade merah putih nanti memang ada dua objek yang mau kita tonjolkan pertama Mandalika sebagai objek utama karena lagi viral di dunia dan kedua adalah Sembalun," ujarnya.

Dia mengatakan ada petugas patroli pengawal (patwal) dari pihak kepolisian yang mengawal rombongan mereka dari depan.

"Kita tidak sok-sokan seperti pandangan masyarakat, kita libatkan Patwal kok. Posisi jalur selatan, penyekatannya di mana, tidak ada penyekatan karena bukan jalur yang masuk ke wisata yang dijaga. Tidak ada kegiatan konvoi dengan sengaja," tegasnya.

Setiono mengaku kegiatan parade merah putih yang bertujuan mempromosikan wisata dan UMKM NTB itu terancam gagal dilaksanakan di NTB setelah video tersebut viral. Dia mengatakan pihaknya juga akan meminta maaf dan mengklarifikasi kepada Gubernur dan Kapolda NTB.

"Karena nama kita sudah viral, kemarin dari Bali meminta kegiatan ini diadakan di Bali. Tapi ini jangan sampai terjadi karena kita sedang berusaha untuk mengklarifikasi," tuturnya.

"Nanti kami akan sowan ke Kapolda dan gubernur NTB, kami akan minta maaf dan kami akan jelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan kami itu," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(jbr/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads