Indikator Politik Indonesia merilis survei sebanyak 20,8% responden diperkirakan akan mudik saat Lebaran 2021. Pemerintah meminta larangan mudik diterapkan dengan ketat.
Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia ini melalui wawancara via telepon pada 13-17 April 2021. Sebanyak 1.200 responden yang dipilih acak menggunakan metode simple random sampling di 34 provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini berada pada 95 persen dengan margin of error penelitian +- 2,9 persen.
Ada 20,8% responden, kata Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, yang berencana mudik. Burhanuddin menyebut 20,8% itu sama dengan 36 juta dari populasi 180 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan mereka besar 20,8% ini, bukan angka yang kecil apalagi situasi pandemi belum selesai. Jadi 20,8% dari total populasi pemilih yang disurvei itu kurang lebih sekitar 36 juta, kan yang punya hak pilih sekitar 180 juta populasinya ya. Ini bukan angka yang main-main. Meskipun kita belum tahu mudik antar-kota atau provinsi," kata Burhanuddin melalui tayangan YouTube Indikator Politik, Selasa (4/5/2021).
Burhanuddin mengatakan hasil survei ini harus diperhatikan oleh pemerintah. Sebab, sebanyak 28% responden tidak setuju dengan larangan mudik.
"Ini masukan buat pemerintah termasuk buat komite penanganan COVID bahwa larangan itu kalau hanya sekedar indah di atas kertas itu mudah sekali dilanggar karena potensinya besar, karena ada 28% masyarakat yang tidak setuju pelarangan mudik oleh pemerintah yang setuju tidak mencapai 50%," jelas dia.
Berikut ini hasil survei Indikator mengenai mudik:
Mudik lebaran
Pertanyaan: Untuk liburan tahun ini seberapa besar kemungkinan ibu bapak untuk mudik?
Sangat besar/cukup besar: 20,8%
Kecil: 38,6%
Sangat kecil: 34,2%
Pelarangan mudik oleh pemerintah
Pertanyaan: Apakah Bapak/Ibu setuju dengan keputusan pelarangan melakukan mudik?
Setuju: 45,8%
Tidak setuju: 28%
Setuju tidak, tidak setuju juga tidak: 23%